Aku membuka mata. Sepertinya hari sudah siang, karena sinar matahari mulai menembus sela-sela rerimbunan pohon. Aku palingkan wajah ke samping ternyata Rimba sedang menatapku."Udah bangun? Lelap banget," ujarnya."Iya, aku capek banget. Kenapa kamu udah bangun lagi?" Aku balik bertanya."Tadi aku haus, jadi kebangun.""Aku juga laper," timpalku."Makanlah, aku masih ada persediaan biskuit. Kamu mau?" Dia meraih ranselnya."Aku maunya makan kamu," jawabku sambil tertawa. Dia mendelik."Kamu ini," ujarnya sambil memijit hidungku."Kalau aku dimakan, habis dong.""Biarin, biar gak ada yang bisa milikin kamu lagi," jawabku serius.Dia terdiam lalu menoleh ke arahku dengan wajah yang serius. Aku pun menjadi salah tingkah."Kamu kok liatinnya gitu, sih?" Aku memalingkan muka."Kenapa kamu berubah? Bukannya dulu kamu benci setengah mati sama aku?" tanya Rimba. Aku kembali mendongak. Membalas tatapannya yang dalam."Entahlah, aku juga tidak tau." Aku menunduk malu."Cuman yang jelas ... sete
Read more