Sesuai dugaanku, setibanya di kafe itu, di sana sudah ada Rimba juga Emely. Kali ini mereka yang datang lebih dulu. Aku menatap lelaki yang juga menatapku tak berkedip. Dia lalu memalingkan muka. Aku tersenyum dalam hati."Hai, Kak Ravi, sini!" panggil Emely dari sebuah meja dekat panggung."Aku sudah pesankan makanan untuk kalian. Seperti yang kemarin," celoteh gadis cantik itu."Ah, terima kasih. Kamu memang baik sekali adikku," timpal Pak Ravi.Kali ini, Emely terlihat sangat ceria. Dia bahkan melemparkan candaan-candaan yang membuat kami tertawa. Hanya saja, Rimba memang terlihat tidak tertawa lepas.Lalu, tiba-tiba saja, Pak Ravi mengungkapkan sesuatu yang, ah, entahlah."Mungkin ini adalah saat yang tidak tepat. Tapi ... semoga dengan keberadaan Rimba dan Emely di sini, kamu akan lebih mempertimbangkan jawabannya. Dia adalah sahabat juga kekasih dari sepupuku, Emely." Ucapan Pak Ravi menggantung. Keningku mengernyit, demikian juga dengan Rimba. Aku begitu kaget saat mendengar j
Read more