Tak lama, wanita itu kembali lagi menyusulku yang hendak ganti baju ke kamar.""Hei, Aline, jangan lupa, siapkan uang lima juta buat iuran arisan nanti," ucapnya dan kembali lagi menuju kamarnya.Shit! Nih, orang, bener-bener pemerasan. Aku harus lapor Mas Rangga. Biar dia tahu kelakuan ibunya.**Sehabis mandi dan berganti baju, aku bergegas mengambil dompet. Seperti kata Mami, aku takut jika sampai telat mengambil kue pesanan Mami.Tak kusangka, bersamaan dengan aku hendak memutar knopnya, pintu itu terbuka. Raut wajah cemas tergambar dari wajah Mas Rangga."Mas, kenapa kamu pulang jam segini?" tanyaku heran."Eh, itu ... mmhh." Dia tampak kebingungan."Kok kamu kaya yang resah gitu,Mas? Ada apa?" tanyaku lagi."Lin, aku pinjem uangmu dulu ya. Pak Bahrun nagih-nagih terus. Mana bunganya terus membengkak lagi," ucapnya resah.Alisku bertautan."Kamu pinjem uang sama lintah darat, Mas?" tanyaku. Dia diam sesaat, lalu mendekat ke arahku."Saat itu aku gak punya pilihan lain, Lin. Aku b
Read more