“Maaf, Mas. Tapi, memang, saya masih belum bisa melupakan Mas Rimba. Semoga saja dengan pernikahan ini, saya bisa membunuh perasaan ini, karena saya tau, kalau ini adalah dosa. Mencintai suami orang, dan mengabaikan suami sendiri.” Hani mengakhiri kalimatnya tepat saat Aline keluar dari bilik pemandian. Matanya terlihat heran melihat dua orang yang berdiri kikuk.“Roby ke mana, Mas?” tanya Aline. Rimba mengedikan bahu. “Entahlah, tadi sih jalan ke sana,” jawab Rimba lalu masuk ke dalam bilik.Tak lama kemudian, Roby muncul dengan beberapa tangkai bunga liar yang cantik. Lalu, dia memberikan bunga itu pada istrinya.“Untuk istriku tercinta,” ucap Roby sambil mengedipkan sebelah matanya. Hani tersipu malu.*** Saat kembali ke tempat perkemahan mereka, ternyata Riny dan Ardy sudah duduk menghadap api ungun, dengan secangkir minuman hangat di tangan masing-masing.“Ciiee … ciiee … ada yang lagi pedekate, nih,” goda Roby. Mata Riny langsung melotot.“Apaan, lu?! Gue gampar, tau rasa, lu!”
Read more