"Iya, sama-sama, Mas." sahut Nina, kepalanya terus menunduk menatap lantai. Aku jadi semakin mencurigainya.Hening ... tiga remaja itu membisu ditempatnya."Nina ..."Aku tersenyum miring melihatnya, dia bahkan terlonjak dengan panggilan suara lembutku."I-ya Mas?" tanyanya gugup."Apa, ada yang mau kamu sampaikan?" aku melempar tanya.Ketiga remaja itu saling berpandangan, salah satu dari mereka menggeleng samar."Tidak ada, Mas." jawab Nina."Kalau tidak ada lagi yang diingin ditanyakan, Nina pamit ya Mas. sudah mau sore, takut Ibu dirumah nyariin," jelas Nina."Oh ... ya sudah." jawabku sambil tersenyum tipis."Permisi, Mas. Assalamuallaikum," pamit tiga remaja itu."Loh kok pada pulang, engga minum dulu?" Maya yang baru datang membawa plastik hitam menatap heran pada teman-teman Mila."Iya, Mbak May. Sudah sore, takut dicariin." jawab Nina."Halahh biasanya juga sampe malem main disini," sahut Maya."Engga ada Mila, ga enak Mbak," balas Nina seraya keluar rumah menyusul dua temann
Read more