Byuurrrr ....Aku terlonjak saat guyuran air mendarat di kepala."Uppss ... maaf. Gue pikir tidak ada orang," Maya, Adik perempuan suamiku, menempelkan tangan di mulutnya. Tanpa dosa dia langsung berbalik badan setelah menyiram kepalaku dengan air bekas rendaman cabai.Perih dan panas bukan lagi kepala, tapi juga hati ini.Aku yang sedang berjongkok memandikan Arya dikamar mandi, langsung membilas tubuh mungilnya. Untung saja guyuran itu tidak mengenai tubuh anakku."Enak ya, bangun siang langsung makan." Maya mencibir, saat aku membuka tudung saji."Masih pagi, baru jam delapan," sahutku tak acuh. Maya menatap sinis, tak suka mendengar jawabanku."Pagi-pagi tuh, bangun. Bantuin Ibu, jangan sibuk alasan menyusui," geramnya."Oh yasudah. Mulai nanti malam, kamu yang nemenin Arya tidur, sekalian susui. Biar aku yang beres-beres rumah," jawabku sambil melempar senyum lalu masuk kedalam kamar, setelah mengambil nasi beserta kawan-kawannya. Terdengar bantingan barang, diluar pintu.Usia Ar
Read more