Aku menjadi bimbang, sejauh ini memang betul sikap Mas Andri sudah berubah menjadi lebih baik.Tapi jika harus kembali kerumah, itu berarti aku harus siap menjadi babu gratisan lagi.Haduh, bagaimana ini?Rengek suara Arya membuyarkan lamunan, aku langsung mengangkat tubuh mungilnya dan membawa keluar kamar. Hati terus diselimuti kegelisahan, memikirkan bagaimana cara menolak atau memberi alasan yang baik agar Mas Andri tidak tersinggung.Selesai mandi, Mas Andri langsung mengemasi pakaiannya sendiri, aku hanya diam memperhatikan aktifitasnya."Gimana, Dek. Mau ikut apa tetap tinggal disini? Aku engga mau maksa ya, terserah kamu aja. Kalau mau ikut ayo, kalau engga juga ga masalah," ucapnya seraya menyempurnakan menarik resleting ransel."Tapi ini sudah mau magrib, Mas. Kasihan Arya malam-malam keluar rumah," sahutku."Ga sekarang, kan bisa besok pagi sekalian ke bengkel," jawabnya."Iya, Mas. Aku ikut," ucapku. Mas Andri tersenyum tipis menganggukan kepalanya. Biar bagaimana pun, aku
Baca selengkapnya