"Oke deh, Mas Halim." Rani tersenyum lebar."Siang, Bu Sita." Halim menyapa Sita yang berpapasan dengannya saat balik badan dari meja kerja Rani."Siang, Mas Halim." Sita mengangguk ramah.Wanita yang selalu terlihat cantik itu berjalan dengan anggun. Tidak bisa dipungkiri, fisik Sita memang luar biasa. Siapapun yang melihat penampilannya, pasti akan langsung tertarik."Mbak Rani.""Iya, Bu?"Sita dan Rani memang bersahabat dekat. Namun dalam pekerjaan, mereka bersikap sangat profesional. "Tiket keberangkatan lusa sudah dicetak?""Sudah, Bu. Mau dibawa hasil cetak atau saya kirim email saja tiket elektroniknya?""Dua-duanya saja."Rani mengangguk. "Terima kasih ya, Mbak Rani." Sita berjalan meninggalkan meja Rani.Rani bergegas menyusul langkah sahabatnya. Saat di tempat sepi dia menarik Sita ke dalam salah satu ruangan rapat yang kosong."Kamu itu membuat kaget saja, Ran!""Kenapa jadi kamu yang berangkat, Ta?" Rani langsung mendudukkan Sita ke kursi. Dia harus menginterogasi sahab
Last Updated : 2022-07-31 Read more