Zia meresapi setiap kata yang Fira ucapkan, hingga akhirnya ia menyimpulkan akan berkunjung ke pesantren hari ini juga. "Aku akan ke sana hari ini, Ra. Makasih sudah banyak membantuku." Zia tersenyum setengah terpaksa. "Kau butuh teman?" tanya Fira seolah menawarkan. "Tak usah, Ra, Oma-mu lebih penting sekarang. Lain kali kalau kau tak sedang sibuk, aku pasti akan meminta bantuanmu." Kini senyum Zia lebih lepas. "Oke, Zi, next time jangan sungkan kalau perlu apa-apa," ucap Fira seraya meraih tas jinjingnya dan memasukkan ponsel ke dalamnya. "Ya, udah, Zi, aku pamit, ya, Bang Farid sudah di depan. Mau mengantarku ke depan gerbang?" goda Fira. "Lagi males ke luar, hati-hati, ya," ucap Zia melepas kepergian Fira dengan senyum. Fira berjalan melewati lorong kamar yang berbaris rapi di kanan dan kirinya, hingga tak lama terlihat mobil Farid yang tengah terparkir tak jauh dari pos satpam. "Zia sehat?" tanya Farid pasa sang adik setelah Fira menutup pintu mobil, ia seolah tanpa lelah
Last Updated : 2022-07-07 Read more