POV LoganJane kemudian tertawa dan menghapus air matanya. Dia tergelak sambil bertepuk tangan untuk dirinya sendiri. Sudah kuduga, pikirku. Dia sedang mengasah kemampuan aktingnya.“Aku yakin kau akan berhasil dalam audisi peran itu,” pujiku tulus pada aksi Jane tadi.“Well, aku memang dituntut untuk memerankan berbagai jenis emosi. Aku tidak ingin gagal seperti yang sudah-sudah. Jadi, aku berlatih lebih keras selama beberapa bulan terakhir dan mempraktikkannya secara spontan.” Jane mengibaskan ujung rambutnya, mengedipkan satu matanya padaku, dan kembali duduk di kursi yang semula dia tempati.“Tidak akan, Jane. Kapan audisinya dimulai?”“Dua hari lagi.”“Kuharap semuanya akan berjalan lancar untukmu.”Jane hanya tersenyum, lantas menyisir rambutnya dengan jemari. Aku memperhatikan wajah tenangnya sebelum meneruskan obrolan. “Industri hiburan keras, kau tahu.”“Itu mimpiku. Aku pernah berjanji pada Brielle untuk mewujudkannya suatu hari nanti. Aku akan punya nama panggung yang diken
Read more