Semua Bab Kaya Setelah Dibuang : Bab 21 - Bab 30

193 Bab

ingin membantu

Hari ini Kaisar datang ke Cilacap, dia sengaja diminta Kenzi buat mengecek hasil laporan keuangan yang lumayan menunjukan hasil signifikan setelah Arin membantunya membuatkan desain dan ide kreatifnya mencetak banyak karya unik milik para konsumen."Arin nggak datang, Ken?" tanya Kaisar pada Kenzi yang sedang rebahan di atas sofa ruang tamu."Nggak, dia izin lagi. Katanya sidang keduanya diagendakan hari ini. Kak, menurut Kakak, kasihan nggak si Arin. Udah muda jadi janda, mana beranak pula," celetuk Kenzi."Hiz, kamu ini sok tahu. Dia bukan anaknya Arin, dia anak tiri Arin. Lebih tepatnya, anaknya si mantan suaminya sama istri pertama.""Oh, berarti Arin ini janda ting tong, alias janda bolong ya?" Kenzi tertawa lepas dan Kaisar melempar bantal sofa ke arah muka Kenzi."Mulutmu itu, Ken. Pasti kamu suka bikin susah Arin ya, kalau kamu lagi di sini?" tanya Kaisar lalu duduk di samping adiknya."Mana ada? Justru Ken itu bantuin dia biar bisa menyalurkan hobinya. Kaka kan tahu, Ken ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

Saran Reni

"Bay, kenapa nggak kamu setuju aja sih gugatannya Arin? Kamu ulur-ulur waktu jadi tambah lama nanti," protes Reni saat sedang makan malam bersama anaknya."Nanti, Bu. Bayu lagi kasih Arin pelajaran. Enak saja hidup tenang setelah bikin Agam harus menangis setiap malam, untung sekarang dia jadi pendiam dan nggak banyak ngomong. Jadi Bayu nggak harus pusing bujukin anak itu buat dengerin ucapan ayahnya ini.""Mau kamu tunda sampai kapan?" tanya Reni ketus."Sampai dia mau minta maaf dan mengembalikan semua yang Bayu minta. Jika saja dia wanita mikir, pasti dia lebih baik menjadi istri Bayu daripada harus kerja di luaran sana yang pastinya akan lebih pusing. Secara dia harus menghidupi Ibu dan adiknya, nggak kebayang dia mau kuat berapa lama begini.Lagian pengacara yang Bayu sewa ini, pengacara handal. Jangankan pengembalian uang, penyitaan barang juga bisa ia dapatkan jika semua buktinya kuat.Arin menuduh Bayu selingkuh tanpa bukti, dia juga tak menyewa pengacara. Pasti akan sulit bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

prihatin

"Bu, Arin kerja di mana sih sebenarnya? Kok berangkatnya pagi pulang malam sekali. Apa sekarang pekerjaanya dobel-dobel?" tanya Umi, tetangga Narish yang hari ini kebetulan bertemu di warung."Di Rinjani, Bu. Kerja jadi asisten rumah tangga. Kalau belum selesai ya belum pulang, memangnya kenapa kalau pergi pagi pulang malam?" tanya Narsih."Nggak kenapa-kenapa, hanya tanya saja. Gajinya besar memang di sana? Kok bisa beli kambing sekaligus dua? Kan baru sebulan, toh?" tanya Umi, tetangganya."Alhamdulillah, gajinya cukup untuk kami makan dan kebutuhan lainnya. Bu Rima, ini berapa semuanya?" tanya Narsih pada pemilik warung."Semua dua puluh dua ribu." Narsih memberikan uang itu lalu segera pamit untuk pulang ke rumah.Narsih segera memasuki rumahnya dan menyiapkan makanan untuk Arin nanti malam. Akhir-akhir ini banyak sekali gunjingan mengenai Arin, anaknya. Sebagai orang tua tunggal pastinya ini sungguh sangat berat, disamping harus pandai menjaga lidah ia juga harus pandai menjaga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

kemarahan Agam

Selepas menemani Agam bermain sambil bekerja, kini saatnya mereka pulang. Kebetulan hari ini kedua majikannya tak ada yang pulang ke rumah ini, jadi Arin bisa pulang agak sorean untuk mengantar Agam ke rumah Bayu."Kita mau pulang ya, Bu?" Agam menunduk sambil menendang-nendang pelan gerbang yang sedang Arin kunci."Iya, Sayang. Kenapa? Masih mau main?" tanya Arin dan Agam diam saja membuat Arin menghembuskan nafas perlahan dan menjongkokkan dirinya menyelaraskan tinggi dengan Agam."Kenapa murung?""Bolehkah Agam memilih Ibu saja? Agam mau sama Ibu saja, Agam nggak betah sama Ayah dan nenek. Sekarang Ayah juga sibuk jarang di rumah, nenek juga sering marah kalau Agam minta sesuatu. Kalau sama Ibu, Agam bisa bercerita banyak. Bu, tolong bicara sama Ayah untuk izinkan Agam sama Ibu saja, Agam kesepian." Air mata Arin menetes, tak tega rasanya mendengar keluhan anak tirinya yang sudah dianggap sebagai anak kandung. Walau bukan terlahir dari rahimnya, cinta pada Agam tak bisa diukir den
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

iseng

Rasa hati sudah berkabut, pikiran jernih sedang tak berkenan hadir saat tadi Arin bertemu Bayu. Narin teringat akan tatapan sendu Agam, memintanya dengan sangat untuk membawa dirinya bersamanya. Ah, jika itu semudah yang dibayangkan, pasti itu sudah Arin lakukan. "Rin, besok kamu kerja 'kan? Titip belika bumbu dapur sekalian kalau ke pasar, Ibu sedang malas ke warung," ucap Narsih."Kenapa, Bu? Tumben sekali malas ke warung," tanya Arin heran."Semua tetangga suka tanya yang aneh-aneh, Ibu risih dengernya. Lebih baik Ibu di rumah saja sama ternak dan tanaman di kebun daripada ketemu mereka, bikin Ibu pengin ulek mulut nyinyir mereka. Heran deh Ibu sama mereka, tahu dari mana coba kalau kamu mau bercerai. Perasaan Ibu nggak ada ngomong apa-apa, mereka ini sudah tanya tapi menyudutkanmu. Ucapan mereka tak ada yang betul," ungkap Narsih kesal."Ya sudah lah, Bu. Biarin saja mereka begitu, yang penting Arin tak begitu. Ibu nggak usah mikirin omongan tetangga, nanti mereka bakalan diem ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

Rasa

"Rin." Arin yang sedang merapikan buku dan berkas di kamar kerja Kaisar menengok ke arah pintu."Ya, Mas. Ada yang bisa Arin bantu?""Ikut Mas, yuk!""Kemana?""Latihan mobil di lapangan, ya?""Arin nggak bisa, Mas. Takut mobilnya rusak nanti kalau buat latihan Arin.""Nggak apa, tak kan tahu bisa atau tidak kalau belum dicoba. Tapi Mas yakin kamu bisa," ujar Kaisar. Arin mengangguk dan meninggalkan ruangan kerja Kaisar untuk mengikuti kemana Kaisar mengajaknya latihan mobil."Kamu masukan kuncinya begini, lalu putar untuk menyalakan. Coba!" Kaisar mengajari Arin cara menghidupkan mobil terlebih dahulu."Nanti kalau mau pakai mobil, panaskan dulu untuk membuat mobil dapat bekerja dengan optimal." Arin mencoba memutar kunci mobil dan menjalankannya, jarak antara Kaisar dan Arin yang begitu dekat membuat Arin bertambah grogi."Gampang 'kan? Nanti belajar mengemudikan di lapangan saja." Arin mengangguk dan mengikuti setiap instruksi yang Kaisar ajarkan. Kaisar menunjukkan tombol dan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

insiden

"Mas, rumah kamu udah ada yang beli belum? Pengin pindah banget dari sini, tetangga pada resek suka gunjingin Susi. Hm, bagaimana kalau kita pindah ke perum Rinjani saja? Disana ada rumah mau dijual, katanya yang punya mau pindah ke Semarang. Susi punya kontaknya, Mas hubungi coba." Bayu yang baru saja selesai mandi hanya melirik sekilas lalu menengok Agam di kamar."Mas! Susi lagi ngomong nggak di dengerin, sebel deh!" sungut Susi."Sst! Jangan berisik, Agam baru tidur. Bentar napa kalau mau tanya hal penting kayak gitu, nunggu Agamnya tidur. Kecil-kecil gitu, dia suka ngadu sama Omanya di Bandung."Susi memilih menunggu Bayu di ruang tamu, setelah memastikan Agam terlelap Bayu menyusul Susi ke depan."Kamu ini, Mas. Sama anak kecil aja segitunya, sama aku nggak. Emangnya mantan mertua kamu yang di Bandung nggak minta hak asuh Agam apa? Kan lebih enak kalau ikut Oma, kita jadi nggak repot.""Hus! Sembarangan kamu, Agam itu anak semata wayangku. Mertuaku itu sebenarnya minta Agam buat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

Ragu

"Mas, bagaimana Agam?" tanya Arin yang baru saja sampai di rumah sakit."Dia sedang ditangani dokter, Rin. Kita tunggu saja," ujar Kaisar. Arin sungguh tak menyangka jika Agam akan mengalami hal seperti ini."Mas, bagaimana ini bisa terjadi? Apa Mas tak melihat ada Mas Bayu atau keluarganya di sana?""Tidak, Mas tidak lihat siapapun. Mas melihat Agam sedang berjalan seorang diri di pinggir jalan dan kecelakaan tadi tak ada yang Mas lihat.""Astaghfirullah, bagaimana Mas Bayu ini. Aku akan coba telepon Mas Bayu sekarang.""Tunggu, kita tunggu keterangan dokter saja. Jika parah, kita telepon Bayu. Kalau hanya luka ringan, kita akan diskusikan dengan Bayu dan menegurnya," ujar Kaisar."Kelamaan, Kak. Kenapa nggak sekalian adukan polisi atas penelantaran anak. Ini semua sudah sangat keterlaluan, punya anak kok ditinggalkan sendiri," ucap Kenzi geram.Ketiganya tampak tak memiliki jalan keluar, tiba-tiba Kaisar memiliki ide."Rin, punya nomor Omanya Agam di Bandung?" Arin menautkan alisnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

batasan

Arin akhirnya menelpon Bayu dan mengabarkan jika Agam ada di rumah sakit. Tadinya memang Kaisar melarang, namun setelah mengetahui kabar Agam yang tak terlalu parah membuat Kaisar setuju memberi kabar Bayu. Biarlah setelah ini, ia bisa pulang dan beristirahat di rumah."Rin." Arin yang menunggu di luar menengok ke arah Bayu. Dia datang bersama Susi dan Reni."Agam di dalam sedang istirahat, karena kalian sudah datang, Arin pamit pulang. Lain kali, jaga Agam dengan baik. Kalau tak bisa menjaganya, biar Arin yang mengurus dia. Buka sok bisa tapi aslinya nol besar, ditinggal sebentar saja sudah begini. Ck!" Arin berlalu setelah berbicara secara tegas kepada Bayu dan Susi. Tampak tak suka dengan ucapan Arin, Susi mencegahnya pergi."Apa maksudmu?" sentak Susi."Apa? Aku nggak lagi bilang kamu, aku lagi bilang ke kalian semua. Kenapa hanya situ yang marah? Situ nyadar kalau salah? Bagus deh, jadi wanita itu harus punya jiwa keibuan. Biar nggak murahan dan tahu batasan!" Arin mengibaskan ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

kesleo

"Belum tidur, Rin?" tanya Narsih yang masih melihat lampu di kamar Arin terang."Belum, Bu. Lagi kerjain tugas dari Mas Kaisar, tinggal dikit lagi. Ibu kalau ngantuk tidur saja, jangan tungguin Arin." Narsih tampak beranjak ke belakang dan kembali lagi dengan secangkir susu."Ibu nggak buatkan kopi karena takut kamu tipesnya kambuh. Susu saja biar nggak lelah banget di layar hp besar kayak gitu," ucap Narsih. Arin tertawa kecil sambil menerima secangkir susu pemberian Ibunya."Makasih, Bu. Ini itu namanya laptop, temennya ponsel dan Tv," terang Arin."Lektop?""Leptop, Bu. Pakai P, bukan k.""Oh, Tengtop.""Oalah, Laptop, Bu. Ya wis lah apapun itu, intinya ini itu yang biasa orang kelurahan pake buat input-input data.""Heleh, kamu ngomong kayak gitu Ibu nggak tahu. Ya sudah, Ibu mau tidur dulu. Kamu jangan kemalaman, besok berangkat jam berapa?""Mungkin jam setengah enam, bangunkan jam empat ya, Bu.""Nggak terlalu awal?""Arin harus siapkan semua ini dan memastikan semua beres.""B
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status