Share

batasan

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Arin akhirnya menelpon Bayu dan mengabarkan jika Agam ada di rumah sakit. Tadinya memang Kaisar melarang, namun setelah mengetahui kabar Agam yang tak terlalu parah membuat Kaisar setuju memberi kabar Bayu. Biarlah setelah ini, ia bisa pulang dan beristirahat di rumah.

"Rin." Arin yang menunggu di luar menengok ke arah Bayu. Dia datang bersama Susi dan Reni.

"Agam di dalam sedang istirahat, karena kalian sudah datang, Arin pamit pulang. Lain kali, jaga Agam dengan baik. Kalau tak bisa menjaganya, biar Arin yang mengurus dia. Buka sok bisa tapi aslinya nol besar, ditinggal sebentar saja sudah begini. Ck!" Arin berlalu setelah berbicara secara tegas kepada Bayu dan Susi. Tampak tak suka dengan ucapan Arin, Susi mencegahnya pergi.

"Apa maksudmu?" sentak Susi.

"Apa? Aku nggak lagi bilang kamu, aku lagi bilang ke kalian semua. Kenapa hanya situ yang marah? Situ nyadar kalau salah? Bagus deh, jadi wanita itu harus punya jiwa keibuan. Biar nggak murahan dan tahu batasan!" Arin mengibaskan ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kaya Setelah Dibuang    kesleo

    "Belum tidur, Rin?" tanya Narsih yang masih melihat lampu di kamar Arin terang."Belum, Bu. Lagi kerjain tugas dari Mas Kaisar, tinggal dikit lagi. Ibu kalau ngantuk tidur saja, jangan tungguin Arin." Narsih tampak beranjak ke belakang dan kembali lagi dengan secangkir susu."Ibu nggak buatkan kopi karena takut kamu tipesnya kambuh. Susu saja biar nggak lelah banget di layar hp besar kayak gitu," ucap Narsih. Arin tertawa kecil sambil menerima secangkir susu pemberian Ibunya."Makasih, Bu. Ini itu namanya laptop, temennya ponsel dan Tv," terang Arin."Lektop?""Leptop, Bu. Pakai P, bukan k.""Oh, Tengtop.""Oalah, Laptop, Bu. Ya wis lah apapun itu, intinya ini itu yang biasa orang kelurahan pake buat input-input data.""Heleh, kamu ngomong kayak gitu Ibu nggak tahu. Ya sudah, Ibu mau tidur dulu. Kamu jangan kemalaman, besok berangkat jam berapa?""Mungkin jam setengah enam, bangunkan jam empat ya, Bu.""Nggak terlalu awal?""Arin harus siapkan semua ini dan memastikan semua beres.""B

  • Kaya Setelah Dibuang    partner

    Arin memasukan kembali ponsel di saku celananya. Ia berusaha tak menggubris panggilan telepon Bayu, hendak ia blokir tetapi takutnya Agam yang membutuhkannya.[Angkat, Rin. Agam cariin kamu, dia tak mau makan kalau nggak sama kamu.] Mungkin lelah karena panggilan tak juga diangkat, akhirnya Bayu memilih mengirim pesan saja pada Arin. Arin tak membuka, hanya sedikit mengintip dari beranda depan ponselnya dan kemudian mengabaikannya begitu saja.Panggilan telepon dari Kaisar masuk dan kali ini Arin langsung mengangkatnya.[Assalamualaikum, Rin. Kenzi sudah pergi?][Waalaikumsalam, sudah, Mas. Ada apa ya?][Kamu cek email yang baru masuk di laptop ruang kerja saya, ada tiga pesanan masuk yang katanya harus diselesaikan hari ini. Mas minta tolong sama kamu, bantu saya kerjakan hari ini ya. Mas lagi ada urusan penting, sepertinya hari ini nggak bisa pulang dan agak lama di Purwokerto. Bisa nggak?][Arin coba kerjakan dulu ya, sorean nanti Arin kirimkan laporannya ke ponsel Mas Kai. Gimana

  • Kaya Setelah Dibuang    syukur

    "Naik Koprades saja, Rin.""Iya, itu bingkisan buat Rina sudah, Bu?" tanya Arin saat memakai kerudungnya."Sudah, ayo cepat. Keburu siang nanti panas di angkutan umumnya," ujar Narsih sambil menenteng kardus berisi oleh-oleh untuk anak bungsunya."Bentar, Arin kunci rumah dulu." Arin memutar kunci rumahnya dan meletakkannya di dalam slingbag miliknya.Arin mengambil alih kardus di tangan Narsih dan membawanya ke ujung gang untuk menyetop angkutan umum berwarna merah dan ungu."Biasa ini si Koprades, kalau ditunggu lama kalau nggak ditunggu pada seliweran," gerundel Narsih."Sabar, Bu. Namanya juga angkutan umum, kadang ngetem dulu di pangkalan." Saat sedang menunggu, bu RT dan Umi serta ketiga warga yang lain lewat. Mereka sepertinya hendak ke sawah karena memakai caping di kepalanya dan pancong di tangannya."Ke sawah, Bu-Ibu?" sapa Arin dengan ramah."Iya dong. Kita wong deso, ya pasti pekerjaannya ke sawah dan ladang. Emang kamu, wong deso tapi lupa sama cangkang sendiri. Sok ngota

  • Kaya Setelah Dibuang    baik baik

    "Mampir ke rumah Bude aja ya, Bu. Kita harus sekalian bicarakan kepindahan Ibu pada mereka, siapa tahu mereka keberatan dan ada usulan lain," ucap Arin."Begitu tak apa, memang ini angkutan umumnya lewat Lomanis?" "Lewat, makannya Arin ingin ke sana karena sejalan."Setelah dari pesantren, Arin langsung ke rumah Pakde Supri. Bagaimanapun, mereka adalah keluarga besar ayahnya. "Assalamualaikum." Arin dan Narsih mengucap salam ketika memasuki pelataran rumah Pakde Supri."Waalaikumsalam, Bulik. Wah, ada tamu jauh. Tumben banget kesini bareng, Rin, Bulik?" sapa Sekar."Hanya mampir, tadi habis nengokin Rina di pesantren. Ayah Ibumu ada?" tanya Narsih."Nggak, Bulik. Jam segini mereka masih kerja, sore nanti pulangnya. Masuk dulu, Bu Lik, Arin. Biar Sekar buatkan minum sekalian kalian beristirahat." Arin dan Narsih duduk di kursi tamu, menikmati suasana kota yang masih sedikit ramai. Rumah Pakde Supri bukanlah perumahan, tetapi lingkungan di sekelilingnya merupakan perumahan elit. Laha

  • Kaya Setelah Dibuang    siap

    Setelah semalam menginap di rumah Pakde Supri, kini Arin sudah kembali ke rumahnya. Iya harus izin lagi dua hari untuk membantu berkemas, membereskan segala sesuatu yang akan ditinggalkan ia untuk bekerja di Rinjani bersama ibunya."Bu, tidak usah membawa pakaian terlalu banyak, beberapa saja kan kita seminggu sekali pulang," ucap Arin saat melihat ibunya sedang berkemas baju ke dalam tas ransel."Enggak banyak hanya 5 setel saja, itu nanti uang penjualan kambing sama ternak lain kamu simpan saja." Tadi pagi Arin sempat mengurus ATM di bank dan membuatkan mobilbangking agar ia mudah dalam melakukan transaksi. Pesanan desain dari Mak Ni sudah dikerjakan oleh Kenzi saat kemarin malam berada di rumah Pakde. Sungguh kerjasama yang kompak antara Arin, Kenzi dan Kaisar, ketiganya bahkan bahu-membahu mengerjakan tugas, mana yang luang, mereka yang mengerjakan."Sudah semua, Bu?" tanya Arin pada Narsih."Sudah, kita pamit dulu sama Pak RT. Jadi kalau apa-apa tidak bingung nanti mencarinya,"

  • Kaya Setelah Dibuang    SIM

    Hari ini, tepatnya 1 minggu sudah Arin dan ibunya bekerja di rumah Kaisar. Arin merasa seperti tinggal di rumahnya sendiri karena majikan tidak pernah pulang, Kenzie baru mengabarkan akan pulang hari ini setelah dari Jakarta satu minggu lamanya."Bu, nanti Kak Kenzi pulang. Kita mau masak apa ya enaknya?" tanya Arin saat berbelanja di pasar Sangkal Putung."Biasanya Nak Kenzie itu sukanya makan apa?" tanya Narsih."Semua makanan dia suka kecuali udang." Akhirnya Narsih membeli beberapa sayuran dan juga daging sebagai pelengkap masakan. Setelah dirasa cukup, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena hari sudah menjelang siang.Saat berada di parkiran tak sengaja Arin bertemu dengan Susi dan Reni. Keduanya tampak baru akan berbelanja. Arin mencoba pura-pura tidak melihat tetapi Reni memanggil Arin, membuat ia akhirnya terpaksa menjawab panggilan mantan mertuanya."Loh Kamu tinggal di sini, Rin? Kamu pasti sudah tahu kalau kami tinggal di sekitar sini. Kamu sengaja pasti menjual rum

  • Kaya Setelah Dibuang    Terbaik

    Hari ini Arin benar-benar sangat sibuk, aktivitas di percetakan sudah mulai ia laksanakan. Kini pekerjaan rumah tangga, Narsih yang mengambil alih untuk membantu Arin dan meringankan semua pekerjaannya."Bu hari ini Arin mau ke percetakan, mungkin pulang agak sorean soalnya mau mengantar pesanan dari pihak Pertamina.""Sekarang pesanan sudah mulai berskala besar. Jadi mohon bantuannya ya, Bu." Dengan sopan Kaisar meminta bantuan Narsih untuk membantu pekerjaan rumahnya."Iya, Nak Kaisar. Ibu senang melakukannya daripada tinggal di sini tidak melakukan apapun malah justru Ibu ngantuk."Setelah berpamitan dengan Narsih Arin dan Kaisar berangkat bersama menuju percetakan. Hari ini Kenzi sudah mulai bekerja lagi di kafe, dia sudah berangkat tadi jam 8 pagi."Mas apa sebaiknya nanti pesanan yang baru, kita kerjakan di rumah saja nanti malam. Selebihnya kita kerjakan di percetakan, kalau semuanya hanya dikerjakan di percetakan pasti akan membuat kita kesulitan karena kita tidak mungkin lemb

  • Kaya Setelah Dibuang    Dinginnya

    "Bay, kamu bilang sama Susi suruh antar agama ke sekolah. Ibu hari ini merasa tidak enak badan kepala pusing, mungkin darah tinggi Ibu kumat." Reni memegangi kepalanya yang terasa berat. Ia seharian ini sudah sangat lelah membersihkan rumah dan juga menyiapkan keperluan anak menantu juga cucunya.Susi yang baru saja pulang dari salon langsung rebahan di samping suaminya. " Mas, tadi Susi dapat extra bonus karena sudah menjadi langganan di salon Santika di sebelah Perumahan itu, loh. Cium bau aroma rambutnya, pasti nanti malam Mas bakalan minta nambah." Reni yang berada di samping Bayu merasa kesal. Bukannya membantunya membersihkan rumah, justru menantunya ini malah memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan dirinya dan juga Agam. Bahkan dia tanpa malu berbicara masalah ranjang di depannya."Coba kamu kurangi pergimu itu yang kurang bermanfaat. Itu Agam butuh perhatian kamu," sungut Reni."Mas?" rengek Susi."Bu, biarkanlah Susi melayani suaminya ini. Tugas Ibu, membantu meringankan

Bab terbaru

  • Kaya Setelah Dibuang    pelajaran

    Tentu saja sikap Arin yang mencegah Kaisar untuk mencari tahu mengenai kejadian jatuhnya Arin di kamar mandi sekolah itu membuat Kaisar semakin penasaran. Sekolah yang memiliki biaya cukup mahal untuk bisa mengenyam pendidikan di sana itu sangat mustahil jika memiliki kloset yang licin. Tanpa sepengetahuan Arin, Kaisar pun mendatangi sekolah Shaka. Sengaja hari ini Arin tidak diperbolehkan untuk berangkat ke sekolah dan istirahat di rumah ditemani oleh Shaka. Ibunya—Narsih—juga diminta Kaisar untuk menemani Arin di rumah karena Arin menolak untuk dibawa ke rumah sakit.Kaisar langsung datang menemui kepala sekolah. Dia datang untuk menanyakan perihal kualitas sekolah yang dijadikan tempat menuntut ilmu anaknya itu. Kaisar merasa heran karena Shaka tiba-tiba terlihat tidak nyaman bersekolah di sana."Selamat pagi, Pak.""Pagi Pak Kaisar. Silahkan duduk!" titah Pujiono–kepala sekolah itu."Ada perlu apa ini? Tumben datang ke sekolah seorang diri.""Hari ini saya ingin meminta izin untuk

  • Kaya Setelah Dibuang    sakit

    “Mas.”Malam ini Arin ingin sekali bercerita mengenai alasan ia mengajak Shaka pulang lebih awal. Kaisar yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun menghentikan sementara.“Kenapa, Rin?”“Kayaknya keputusan Mas untuk pindahin Shaka itu betul deh.”“Kenapa emangnya? APa tadi ada masalah lagi yang terjadi di sekolah.”Arin mengembuskan napasnya kasar. Bukan perihal yang mudah untuk bercerita hal mengenai mantan suaminya itu pada suaminya kini yang notabene super protektif pada keluarganya.“Aku pikir, semua yang kita bicarakan saat itu adalah suatu hal yang harus kita lakukan sekarang.”“Kenapa?”“Tadi aku ketemu Mas Bayu. Dia …”“Dia kenapa?”Arin bingung mau mengatakan hal ini atau tidak, namun ia juga tak mau direndahkan sampai dibuat kasar dengan cara yang tidak patut oleh lelaki yang sudah menjadi mantan. Jika dulu saja ia bisa marah saat Bayu memukulnya, seharusnya ia sekarang lebih marah dari pada itu. Namun, ia kembali berpikir mengenai bisnis sang suami yang sedang dianggap sedan

  • Kaya Setelah Dibuang    lagi lagi

    Arin tak menyangka bakal bertemu Bayu di sekolah Shaka. Ia sangat menyesali kenapa harus menyekolahkan anaknya di tempat yang sama. Arin pun semakin yakin memindahkan Shaka setelah ini dan memilih sekolah di tempat lain yang berbeda dengan Bayu.Jam istirahat dimulai. Para murid keluar dan berhambur bermain di taman bermain yang ada di sekolah itu. Shaka mendekat ke arah Arin dengan wajah yang ditekuk.“Kenapa, Sayang? Kenapa nggak main sama teman teman?”“Nggak mau ah, Ma. Satria nakal lagi. Tadi buku Shaka dicoret coret dan disobek. Ma, Shaka mau pulang aja. Nggak mau sekolah,” rengek Shaka.Arin yang melihat anaknya menangis pun memilih untuk memangkunya dan memeluknya hangat. Memberi pengertian agar Shaka tidak sedih lagi setelah dikerjai Satria.“Ada anak Mami! Ada anak mami! Hahaha.”Suara Satria yang meledek Shaka membuat Arin geram. Namun, Arin bukan memarahi Satria melainkan mendatangi Bayu yang sibuk bermain gadget sendiri tanpa memperhatikan anaknya.Brak!Arin menggebrak m

  • Kaya Setelah Dibuang    tak patut

    “Gatsu.”“Nggak usah. Nanti langsung ke rumah aja, istirahat. Kasihan SHaka diajak kerja juga.”“Nggak kerja lah, cuma temani doang.”“Baiklah. Terserah kamu saja. MAs pergi dulu.”Arin kembali turun setelah bersalaman dengan Kaisar lalu melambaikan tangan melepas kepergian suaminya bekerja. Faktor keuangan yang sedang menurun, membuat Arin harus banyak banyak berdoa dan berusaha. Makanya dia akan menyusul nanti jika sekolah Shaka sudah selesai. Hitung hitung membantu suaminya bekerja. Tentunya dia niatkan beribadah. Biar tidak menimbulkan pertengkaran dan perdebatan jika hasilnya tidak memuaskan.Suara klakson mengagetkan Arin yang sedang berjalan masuk ke dalam ruang tunggu wali murid. Sebenarnya tidak disarankan masuk dan menunggu anaknya, tetapi Arin masih ingin memastikan baik baik saja. Tin!Lagi lagi Arin dibuat kesal karena mobil itu justru membuntutinya jalan ke halaman sekolah, hingga Arin bertambah kesal saat ada Bayu yang di dalamnya“Hai, Rin.” Bayu menyapa dengan senyum

  • Kaya Setelah Dibuang    kesombongan

    “Kenapa dengan Satria? Siapa dia?” tanya Narsih."Teman Shaka, Bu. Dia biasa jahilin Shaka. Nggak hanya saka, yang lain juga. Emang dasar anaknya gitu. Mau marahin juga percuma. Gak bakalan mudeng. Orangtuanya aja gak tahu etitut," adu Arin."Sudah sudah. Kita bicarakan nanti saja. Udah siang ini Shakanya," sela Kaisar yang tidak ingin membahas tentang keburukan orang lain di depan anaknya.Kaisar benar benar mengantar Shaka. Dia meminta Arin untuk menunggu Shaka masuk dan meminta Arin untuk kembali ke mobil."Ada apa sih, Mas?" tanya Arin heran melihat gelagat suaminya yang aneh."Nggak. Shaka udah masuk?""Udah. Barusan udah masuk. Hari ini Satria nggak datang. Aman."Arin mengembuskan napasnya perlahan lalu tersenyum di depan Kaisar."Mas mau tanya apa?""Memang Mas mau tanya?""Hiz! Serius. Mau nanya kali ini sama Arin nggak?""Mau sih. Tapi, kamu harus jawab jujur.""Apa?" tanya Arin serius mendengarkan."Mas mau tanya. Wajah kamu pake formalin ya? Kok awet cantiknya?" kelakar Ka

  • Kaya Setelah Dibuang    Sarapan

    “Kenapa kamu bangunkan Mas kesiangan, Rin? Hari ini Mas akan ke gudang buat cek data yang semalam belum Mas selesaikan,” tanya Kaisar panik saat dibangunkan Arin kesiangan.“Tenang aja. File udah aku cek dan memang ada keanehan di Mellynya. Bukan salah toko atau gudang. Jadi Mas hanya perlu tanyai Melly, kenapa dia sampai berlaku demikian. Kita butuh penjelasan dia mengenai hal ini. Dia harus bertanggung jawab dan Mas harus bisa bertindak bijak. OKe?”Arin memang sudah menyelesaikannya semalam. Dia hanya membereskan beberapa dan itu cukup sangat membantu membuat Kaisar lelap tidur dan puas istirahat sampai pagi.“Ya ampun, begini ini yang kadang bikin Mas nggak mau tidur dulu kalau kerjaan sudah beres. Kamu pasti yang selesaikan. Ya sudah, aku mau mandi dulu. Kamu pasti udah siapkan sarapan, ya?” “Belum. Aku mau sarapan di rumah Ibu bareng kamu.”“Tumben?” tanya Kiasar heran.“Lagi pengin aja. Yuk ah, buruan! Mas mandi, aku mandiin Shaka.”Keduanya gegas beranjak sebelum melakukan ak

  • Kaya Setelah Dibuang    3. pengertian

    “Mas,” panggil Arin.Kaisar yang sedang memeriksa laporan keuangan tempatnya bekerja, menengok sekilas. Wajahnya nampak serius, membuat Arin untung untuk mengatakan perihal kejadian di sekolah tadi.“Kenapa, Rin?” tanya Kaisar saat ia sudah kembali melihat berkas berkasnya dan merasa Arin tidak berkata apapun setelah itu.“Arin bantu ya pekerjaannya?” Arin pun memikirkan untuk membantu saja, daripada mengeluhkan ini itu.“Shaka udah tidur?”“Udah. Boleh ya?”“Ini itu bentar lagi selesai. Ada sedikit perbedaan antara income di aplikasi sama yang Mely tulis.”“Kok bisa?” tanya Arin kaget.Akhir akhir ini memang usahanya agak bermasalah. Selain bisnis yang kian menjamur, juga adanya pesaing yang memakai cara kotor, akhirnya perusahaan pun banyak yang terancam. Meski dalam hal bisnis ini adalah hal yang biasa, tetap saja Arin merasa sedih dan ingin kembali ikut membantu suaminya.“Itulah. Kalau percetakan yang di Gatsu itu nggak lagi beromset banyak, kemungkinan pengurangan karyawan pun h

  • Kaya Setelah Dibuang    3. Mewanti wanti

    “Ma,” panggil Shaka saat kini sudah mulai jam istirahat sekolah.“Udah istirahat, Sayang?”“Udah. Mom nungguin Shaka?” tanya Shaka heran karena melihat Arin yang ada di sekolah. Biasanya Arin akan meninggalkan Shaka di kelas dan Arin akan menyusul Kaisar bekerja. Namun, kali ini ia memang ingin menunggui anaknya itu untuk menjamin keselamatannya.“Iya. Sengaja Mom tunggu, biar nggak ada yang bisa gangguin kamu.”“Hai Shaka, main yuk!” ajak bocah kecil bernama Gendis.“Ma, Shaka main sama Gendis di perosotan sana ya?” tunjuk Shaka pada mainan yang ramai dipenuhi oleh anak anak yang asyik bermain.“Iya. Hati-hati ya, Nak.”Arin melihat dari kejauhan, apa yang sedang dilakukan Shaka. Dia nampak senang anaknya itu punya banyak kawan di sekolah ini. Meski kebanyakan yang berteman dengan Shaka adalah anak-anak perempuan, ia tak masalah. Justru ia merasa lega karena berteman dengan anak perempuan membuatnya merasa aman karena terhindar dari perkelahian antar teman nantinya.Satria mendekati

  • Kaya Setelah Dibuang    aduan

    Ternyata Prameswari hanya mengantar Satria saja. Anak bawaan Bayu itu tidak ditunggui oleh ibunya dan itu adalah hal yang cukup mengagetkan karena setalah Prameswari keluar ruangan, Arin diminta untuk masuk ke dalam ruangan kepala sekolah."Sebenarnya ada hal apa saja yang dipanggil ke ruangan ini?" Tanya Arin heran sekaligus bingung."Maaf jika saya memanggil Ibu secara mendadak dan tiba tiba. Tetapi pas kebetulan ibu berada di sini untuk mengantar, jadi saya berpikir untuk meminta ibu langsung menemui saya di sini.""Tidak masalah. Apa yang sudah terjadi, Pak?""Justru itu hal yang ingin saya tanyakan kepada Ibu Arin. Sebenarnya ada masalah apa ibu dengan orang tua Satria?""Orang tua Satria? Siapa yang sedang Bapak maksud itu?""Bu Prameswari. Beliau tadi melaporkan bahwa, katanya Ibu sudah membuat beliau kesal dengan kata-kata yang tidak patut dan tidak sopan. Jadi, Saya ingin mengetahui masalah apa yang sedang terjadi antara Bu Arin dan Prameswari? Apakah ini karena pertengkar

DMCA.com Protection Status