"Tuan ... ini tas Anda," seru wanita cantik itu mengejar kepergianku hingga di ambang pintu. Aku memang sengaja lupa membawa tasku. Agar ia yang mengabilkannya untukku. Setelah ini, aku yakin dia melihat dasi yang aku kenakan dan merapikannya."Aku bilang apa padamu semalam, Fitri!"Fitri menoleh, memperhatikan sekitar. Ia menggigit bibirnya dengan wajah yang bersemu merah. sangat menggemaskan di mataku. Andai kami sudah muhrim, mungkin aku sudah khilaf mencium pipinya, atau mungkin bibirnya yang tampak menggoda itu."Maaf, Mm-mas," Ia menundukkan kepalanya. Aku tahu saat ini ia sedang malu. Karena Ibu menatap kami dari meja makan. "Terima kasih, sudah mengantarkan tasku," ujarku menghilangkan rasa canggung di antara kami. Fitri mengadahkan wajah menatapku. kuulas sebuah senyuman manis untuknya. Hal yang jarang aku lakukan pada wanita mana pun selain Ibuku."Tolong tundukan sedikit kepala, Mas," pintanya. Aku me
Last Updated : 2022-10-10 Read more