Home / Lain / Setelah Bapak Tiada / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Setelah Bapak Tiada: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Episode 61

~••°••~"Abang jangan aneh-aneh masih pagi," sambarku mendelik kepadanya."Rindu, jangan meninggikan suara!" Emak balas marah padaku. "Tidak begitu adabnya bicara dengan orang yang lebih tua. Terlepas nanti Farid akan jadi suamimu atau bukan."Bang Farid malah tertawa terbahak-bahak melihat aku dimarahi Emak. Dia tampak puas dengan omelan Emak barusan."Kalau Emak ya terserah bagaimana Rindu saja. Yang akan menjalani kalian. Apalagi Rindu akan masuk semester akhir begini. Khawatirnya nanti begini, Rindu tidak bisa menunaikan tugas sebagaimana mestinya seorang istri. Demi mengejar dunia, terabaikan akhirat.""Tuh denger, Bang." Aku mencari celah membalas."Kan, Rindu ... tidak boleh olok-olok seperti itu," tegas Emak lagi.Duh, Emak.Sejujurnya, aku hanya ingin menghindari pembahasan dengan topik berat sepagi ini. Untuk membahas tentang pernikahan, harus di saat-saat otak lagi tenang dan mood lagi bagus. Bukan aku tidak mau, pun alangkah baiknya jika hubungan aku dan Bang Farid terikat
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 62

~••°••~Di hari pernikahan Febi pun semangatku menguar entah kemana. Meski kupaksakan tetap tersenyum dan menebar wajah ceria, tapi gundah di hati tak mau pergi. Masih membekas di ingatan sikap Uda Andri kemarin. Mereka bukan orang lain, kami bertautan darah. Tetapi mengapa sikap Etek Yarni sampai ke anak-anaknya selalu seperti itu. Rupanya deretan cobaan yang mereka terima, belum cukup untuk membuat sadar."Seperti sedang memikirkan sesuatu, Rin?" tegur Febi, dia baru saja selesai dirias, kini akan dipasangkan jilbab oleh MUA yang datang jauh dari Solok.Aku memindai wajah Febi, dia sangat cantik dan ayu. Tergambar sosok Mintuo Yeni di wajahnya yang oval dan terbentuk sempurna seperti dipahat. Mata tajam milik Mak Rustam menyempurnakan keindahan paras Febi."Kamu cantik sekali, Feb. Aku pangling," kataku melebarkan senyum."Rindu, ih. Ditanya malah mengalihkan pembicaraan." Febi sedikit merajuk mencucukan bibir.Sekali lagi aku mengulum senyum, "Enggak ada apa-apa, Feb. Cuma masalah
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 63

~••°••~Bulir air mata yang semakin banyak membasahi manik bening milik Bang Farid, sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa dia tulus mencintaiku. Aku berani berpikiran demikian, setelah tiga tahun lebih kami jalani hubungan, selama itu juga Bang Farid menahan diri tidak ada sentuhan yang bisa menimbulkan syahwat. Jika ingin menemui aku, dia akan datang ke rumah secara gentle minta izin kepada Emak atau Kak Kasih. Tidak pernah ada dalam kamus Bang Farid, antar-jemput di depan gang."Kamu sedang bercanda, Rin?" lirihnya.Kini haru itu menular kepadaku, mata ini terasa memanas dan seakan-akan sedang membendung air bah."Rindu serius, Bang. Keputusan ini mantap Rindu ambil, setelah dinasehati oleh Kak Kasih. Sebetulnya juga karena memikirkan Emak. Rindu akan pergi jauh, tidak ingin meninggalkan kecemasan untuk beliau. Dengan adanya Bang Farid sebagai suami yang siaga, insya Allah, ya ... pastinya Emak enggak khawatir banget, 'kan.""Ya Allah, sampai nggak tahu mau ngomong apalagi,
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 64

~••°••~Pagi-pagi sekali Emak sudah berangkat ke rumah Mak Rustam, lebih tepatnya ke rumah istri muda Mak Rustam. Di kampung sebelah, melampaui rumah Etek Yarni. Emak pergi dengan ojek Bang Heru. Kebetulan Kak Kasih sedang main ke rumah, berhubung tidak ada singkong untuk diolah hari ini, ia meliburkan karyawannya.Sementara Kak Kasih memasak sarapan di dapur, aku duduk di teras ditemani buku Psikologi Lanjut. Sejenak aku hentikan perhatian dari lembaran kertas bermuatan ilmu tersebut. Menyapu pandang ujung ke ujung teras.Beberapa bulan lalu, tempat ini beralaskan tanah dengan sampah urat bawang di mana-mana. Terakhir aku pulang, kondisinya sangat buruk, karena atap depan bocor. Air hujan menggenang dan membuat becek area yang biasa digunakan Emak untuk bekerja.Dulu, dinding rumah adalah tempat sandaran karung-karung berisi bawang merah yang siap untuk dibersihkan. Kini sudah berganti dengan rak bunga cantik sebagai penghias pandangan. Tidak ada lantai tanah lagi, sudah digantikan k
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 65

~••°••~Sejak pagi, ibu-ibu sudah ramai di rumah. Setiap orang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku dan Kak Kasih hanya duduk-duduk dalam kamar. Di Masjid Baitul Ilmu tidak jauh dari rumah, baru saja selesai salat Jum'at diselenggarakan. Kak Kasih merias wajahku tipis-tipis. Meski perutnya sudah sangat besar, tak menghalangi geraknya sedikit pun.Hampir pukul 2 siang, rombongan keluarga besar Bang Farid datang. Dulu, ketika dia pertama kali ke sini, ±3 tahun silam ... rumah ini masih gubuk reyot. Dia disambut oleh lantai tanah sedikit basah. Sampah bawang menjadi pajangan penghias kala itu.Pertemuan pertama yang melahirkan benih-benih asmara antara kami. Strata sosial antara aku dan dia yang sangat kontras, bagaikan bumi dan langit. Bahkan, ketika hubungan ini semakin serius sempat aku berpikir ... akankah dia bisa tidur nyenyak di bawah atap yang berdebu ini?Kini, ketika ia datang untuk kesekian kalinya, rumah yang dulu hampir rubuh sudah jauh lebih baik. Tidak lagi tanah yang
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 66

~••°••~17 Januari 2015Tersebutlah ia gedung Kubuang Tigo Baleh. Terletak di pinggir hamparan sawah Solok. Tepat di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Solok, kota beras, kota serambi Madinah.Gedung ini merupakan salah satu gedung serbaguna terbesar yang ada di kota Solok. Biasanya disewa untuk gelaran wisuda, resepsi pernikahan, pagelaran, dan banyak kegiatan lainnya. Lokasi yang strategis, menjadi nilai plus untuknya. Maka, di sini jualah akhirnya helat besar itu akan digelar.Pukul 4 dini hari, MUA yang dipilihkan oleh keluarga Bang Farid sudah sampai di rumah. Emak memandikan aku, dengan air hangat yang dimasaknya beberapa waktu sebelumnya. Kata Emak, entah kapan lagi bisa memandikan anak bungsunya setelah ini.Aku merasakan sekali Emak bersedih juga bahagia. Selama beliau memandikan, penuh cinta diusap seluruh tubuhku. Rasa malu kutinggalkan, ya ... seperti kata Emak, kapan lagi dimandikan oleh Emak setelah ini.Lanjut berhias sambil disuapi makan oleh Kak Kasih. Dari rumah in
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 67

~••°••~Lewat tengah malam, Bang Farid baru pulang. Mendengar suara ramai di luar, aku bangun dan berwudhu. Lalu, melangitkan do'a-do'a dalam Tahajud dua rakaat.Aku mengecek ponsel sebentar, sudah pukul tiga lewat. Masih ada waktu untuk istirahat sebelum subuh masuk. Tiba-tiba kepikiran Bang Farid belum istirahat sejak siang. Pagi nanti harus melanjutkan rangkaian acara Manjalang Mintua atau istilah lainnya Pai Tunduak.Manjalang Mintuo atau dikenal juga dengan Pai Tunduak merupakan salah satu prosesi adat di Minangkabau, yang dilakukan setelah akad dan resepsi pernikahan selesai dilaksanakan. Keluarga mempelai perempuan pergi bersilaturahmi ke rumah mempelai lelaki. Biasanya yang pergi adalah keluarga besar yang terdekat. Di rumah mempelai lelaki juga disambut oleh keluarga besarnya. Tujuan prosesi ini adalah untuk menjalin hubungan silaturahmi dan kedua belah keluarga saling kenal satu sama lain.Manjalang Mintuo ada hampir di seluruh wilayah Minangkabau, tetapi mungkin dengan pena
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 68

~••°••~"Jadi balik hari ini?"Bang Farid baru selesai mandi, di hari ke-3 setelah resepsi besar-besaran masih ada tamu yang datang. Di rumah ini hanya aku dan Bang Farid. Ibu dan yang lain di rumah Bang Farid biasanya. Emak juga sudah kembali ke Madila.Kota Solok berawan dan sejuk, membuat malas untuk keluar rumah. Pun karena masih ada yang datang, teman-teman Bang Farid yang tidak sempat hadir di hari resepsi ... terpaksa bolak-balik menjamu seadanya. Tidak ada perkakas memasak di sini. Setiap ada tamu, terpaksa memesan teh dan kopi di kedai sebelah."Mau balik, tapi teman-teman Abang masih ada yang datang.""Kayaknya sih udah enggak," katanya merebahkan diri di sebelahku."Mau hujan begini, gimana mau ke kampung?""Pakai mobil dong, Sayang. Nanti Abang jemput dulu ke rumah. Kamu beres-beres aja dulu. Lapar enggak?"Aku mengangguk, "Dikit sih, Bang. Tadi 'kan udah makan lontong di sebelah. Rumah siapa sih? Kosong melompong begini. Satu-satunya perabot cuma ada kasur ini, loh.""Rum
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 69

~••°••~Malam itu, bertambah satu lagi anggota keluarga kami. Putri nan cantik jelita, impian Emak hadir di tengah-tengah kebahagiaan. Sehat, selamat, sempurna. Ibu dan bayinya berhasil berjuang bersama.Bagaimana mungkin kita—manusia biasa—ini bisa menyangkal ketetapan dari Allah Yang Maha Kuasa. Satu jam sebelum Kak Kasih memasuki ruang operasi, masih berstatus laki-laki janin dalam perutnya. Ternyata, ketika sudah keluar ... perempuan malah kiranya."Wah, Bu Kasih. Pemain bola lagi nih. Nggak apa-apa, anak laki-laki itu akan jadi tameng kuat untuk bundanya kelak."Demikian kata dokter yang menangani Kak Kasih. Tidak mungkin aku salah dengar. Sejelas-jelasnya diperlihatkan kepada kami bentuk kelamin si bayi. Allahu Akbar, ternyata yang lahir anak perempuan. Masya Allah.Setelah observasi satu jam, Kak Kasih dipindahkan ke ruangan opname. Bayinya masih observasi lanjutan di ruangan khusus. Ada air ketuban yang terminum sedikit, ketika proses pembedahan sempat ditunda karena Kak Kasih
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Episode 70

~••°••~Aku pulang ke rumah di Madila, mengurus Aldo dan Rafif sampai Kak Kasih diperbolehkan pulang. Tidak enak rasanya merepotkan Febi untuk menjaga kedua anak itu. Tentu keduanya juga tidak nyaman terlalu lama di rumah orang.Dari rumah sakit, langsung ke rumah Febi menjemput anak-anak Kak Kasih. Mereka asyik bermain pasir dalam pengawasan Febi. Melihat kami datang, Rafif berseru girang."Maaf jadi merepotkan kamu, Feb.""Loh, Rindu ... mereka 'kan anak-anakku juga. Nggak repot sama sekali. Mereka anteng, nurut, nggak banyak polahnya.""Terima kasih banyak ya, Feb." Aku memberikan senyuman terbaik untuknya."Gimana kabar Kak Kasih? Anaknya lelaki apa perempuan?" Febi terdengar penasaran."Alhamdulillah, perempuan. Kondisinya baik, terpaksa diambil tindakan sesar, Feb. Banyak faktor sehingga harus dioperasi. Terpenting keduanya sehat selamat."Aku mengempaskan napas, melegakan dada sedikit. Sejak kemarin, dipaksa berpikir agak keras oleh keadaan. Adrenalin naik turun, terbawa eufori
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status