Berkali-kali kutekan bel, suster datang dengan langkah tergesa. Wajahnya terlihat cemas ketika melangkah masuk. Astaga, aku jadi merasa bersalah padanya."Kenapa, Dek Rindu?" tanyanya segera mendekatiku."Maaf, Suster ... tidak ada apa-apa. Bantu saya duduk, terus ambilkan laptop sekalian. Mau ada streaming di website, maaf banget, Sust.""Astaghfirullah, saya lari ke sini. Saya pikir terjadi sesuatu. Syukurlah kalau semuanya baik-baik saja," katanya menyeka peluh di dahi."Ya Allah, sekali lagi saya minta maaf, Suster.""Tidak apa-apa, memang tugas kami membantu pasien kok. Harus gesit dan sigap." Suster tersebut menyerahkan laptop kepadaku. Tak itu saja, aku meminta ambilkan mukena untuk kupakai. Sebab, kerudung instan milikku entah di mana disimpan Emak.Setelah semuanya aman dan nyaman, ia permisi. Ponselku berdering lagi. Kali ini Robby yang memanggil."Assalamualaikum, Rindu. Gimana, sudah bisa online?" cecarnya."Walaikumsalam, bentar, Robby. Ini baru nyalain laptop. Kamu gabun
Last Updated : 2022-06-18 Read more