Semua Bab Kunci Brankas Rahasia Suamiku.: Bab 161 - Bab 170

173 Bab

Kontrak Kerjasama Yang Mencurigakan.

"Tawaran kerjasama dengan Irvan. Apa kau yakin Yank? Aku merasa ada sesuatu pada pria itu. Entahlah, aku juga tak tau apa yang membuatku resah setiap kali kau bersamanya. Ingat kan apa yang dia lakukan terakhir kali kalian bertemu?"Aku menarik napas panjang setelah mendengarkan ucapan mas Fandy. Semakin lama sifat posesifnya mulai kembali menyusahkan aku."Aku rasa kau hanya cemburu Mas. Coba jangan berpikir negatif dulu, siapa tau Irvan memang murni ingin kerjasama denganku. Dia juga sudah minta maaf soal hari itu, dia hanya terbawa perasaan saja waktu itu."Mas Fandy terlihat diam, entah apa yang dia pikirkan kali ini. Wajahnya terlihat seperti orang yang sedang berpikir sangat keras."Hai ...cukup, jangan berpikir yang tidak-tidak. Anggap saja ini ujian kita, lagipula kau belum berhasil membujuk anak-anak. Apalagi kau juga membatalkan rencana liburan kita kan?"Aku hendak berdiri meninggalkan mas Fandy. Namun badan ini oleng saat pria itu menarik tanganku hingga terduduk di pangku
Baca selengkapnya

Musibah Membawa Berkah.

"Sedang apa kau di sini?"Fandy menatap Ivan yang berdiri di depan kedua anaknya. Sedangkan Lili terlihat berada di belakang Baihaqi, Fandy melihat gadis kecil itu terlihat menunduk, ada yang membuatnya heran dengan apa yang dia lihat."Shanum dan Baihaqi mau pergi dengan om Ivan? Apa kalian tak melihat Lili berada di belakang kalian? Dia anak om Ivan."Mereka berbalik dan menatap Lili yang menundukkan kepalanya. Jelas gadis kecil itu sedang sedih."Lili sayang mau pulang dengan om Fandy?"Lili menatap Fandy tanpa menatap papanya. Kemudian dia menganggukkan kepalanya."Kak Shanum dan Baihaqi bisa pergi dengan papa. Lili akan pulang dengan om Fandy, maaf Papa lili tidak akan menggangu kalian."Fandy terkejut mendengar ucapan Lili. Ada yang aneh dari ucapan gadis kecil itu."Siapa yang bilang kau menganggu mereka Lili? Kemarilah, peluk kakek."Lili berlari memeluk pria tua yang baru turun dari sebuah mobil. Ivan terlihat bingung, dengan kejadian yang sama sekali tidak terduga."Papa, ka
Baca selengkapnya

Ivan Menyerang Maya.

Suara desahan dan lenguhan terdengar memenuhi ruang kerja Maya. Dia tengah merasakan sensasi cumbuan sang suami, namun semua itu terhenti saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka lebar. Maya segera menunduk di bawah meja untuk menutupi tubuhnya yang nyaris telanjang. Fandy marah besar dan menyerang pria tua yang lancang membuka pintu."Cukup Pak, anda bisa membunuhnya."Sekretaris Maya segera mencegah Fandy, agar tak memukuli pria yang terlihat sudah sangat menyedihkan. Maya berlari keluar setelah merapikan pakaiaannya."Siapa pria ini? Kenapa dia lancang memasuki ruangan ku?"Maya bertanya pada sekretarisnya. Dia juga marah karena perbuatan pria itu telah melanggar privasinya."Maafkan ...saya Nak. Maaf, saya terpaksa melakukannya untuk menemukan kebenarannya yang sesungguhnya. Kalau kau memang bukan pengoda."Bagai di hantam palu gada. Kepala Maya berdenyut, saat mendengar ucapan pria yang tidak dia kenal itu. Bagaimana bisa dia berpikir Maya seorang pengoda kalau mereka saja tak sal
Baca selengkapnya

Menghajar Pelakor.

Brak ...."Dasar sundal, berani kau sentuh suamiku!"Maya menerjang wanita yang tengah berjongkok di depan kemaluan suaminya. Wanita itu tengah mengulum benda kesukaannya, setelah menarik selimut untuk menutupi tubuh Fandy dia kembali menghajar Fira.Menampar dan menjambak rambut Fira dengan geram. Dia tak menyangka wanita itu bekerjasama dengan Ivan untuk membalas dendam."Lepaskan aku Maya. Sakit ...tolong."Plak ...plak ....Jiwa bar-bar Maya terusik setelah melihat Fira menyentuh miliknya. Dia melirik Fandy masih tak sadarkan diri, ada luka berdarah di kepala suaminya."Andi tolong bawa mas Fandy ke rumah sakit. Aku akan mengatasi wanita ini, dia harus masuk penjara."Andi orang yang di bawa Maya mencari Fandy segera menuruti perintahnya. Tentu setelah Maya menutup resleting celana suaminya."Jangan lupa lakukan visum, aku akan membuat wanita ini membusuk di penjara."Fira terkejut, dia tak menyangka perbuatannya akan berbuntut panjang. Dia segera memohon agar Maya tak membawanya
Baca selengkapnya

Mencari Wanita Yang Menjebak Fandy.

"Seorang janda yang melanjutkan usaha suaminya. Sayang isi otaknya tak terlalu bagus, jadi perusahaan tak berjalan baik justru mendekati bangkrut. Irvan menjanjikan suntikan dana dengan syarat membantu Fira menjebak suamimu."Maya mengepalkan tangan ternyata dugaannya benar. Ada yang aneh dengan wanita yang ingin bekerjasama dengan Fandy."Bagus kalau begitu terus awasi dia. Aku sendiri yang akan memberinya pelajaran, kalau dia tak boleh macam-macam dengan milikku."Sandoro adalah orang yang diminta Maya mengawasi wanita yang memasukkan obat perangsang dalam minuman Fandy. Pria itu begitu cekatan, hingga dalam waktu singkat sudah meletakkan informasi yang dia minta di atas meja kerjanya."Ngomong-ngomong, bagaimana kabar suamimu? Aku dengar dia membenturkan kepala, agar tak menyentuh wanita itu."Maya menarik napas saat mendengar pertanyaan Sandoro. Bicara soal Fandy, Maya belum menemui suaminya lagi sejak semalam. Dia masih kesal dengan kebodohan suaminya."Yah begitulah. Dia masih d
Baca selengkapnya

Permohonan Ivan.

"Kau yakin wanita itu ada di tempat yang kau katakan? Bersama pak Cakra Kusuma juga."Maya menatap Sandoro, untuk memastikan kalau laporan pria itu tak salah."Yakin, aku sudah memastikannya langsung dengan sekretaris pak Cakra. Wanita itu ingin menawarkan kerjasama dengan pak Cakra."Maya mengelengkan kepala sembari menatap Sandoro. Dia heran, bagaimana pria itu bisa mendapat informasi secepat itu."Rayuan ku tak pernah gagal May. Kau mau membuktikannya?"Plak ....Maya memukul bahu Sandoro. Pria itu memang suruhan Maya tapi dia bukan pegawai Maya, jadi dia masih bisa bicara dengan santai pada wanita itu."Masih ada satu lagi kejutanku untukmu May. Kau pasti suka, tak perlu mengeluarkan tenaga untuk memberi wanita itu pelajaran, cukup dengan Vidio ini."Sandoro mengirim sebuah Vidio ke nomor Maya. Wanita itu membukanya dan terkejut, dengan wajah merah dia menatap Sandoro."Sial kau, kenapa tak mengingatkan aku soal Vidio mesum ini?"Maya mengusap wajahnya dia jadi malu pada Sandoro k
Baca selengkapnya

Kesalahpahaman lagi.

Maya mengeliat merasakan sakit di kepalanya. Rasa pusing membuatnya tak sadar apa yang sudah terjadi padanya, perlahan dia terdiam saat otaknya mulai menginggat apa yang sudah terjadi."Sayang, syukurlah kau sudah sadar."Plak ...brak ...."Pergi! Aku tak mau melihatmu lagi!"Maya berteriak setelah menampar suaminya. Dia mulai membanting barang-barang yang ada di meja, pikiran dalam kepala membuatnya marah. Raut wajah Sandoro dan tatapan pria itu membuatnya menerka, apa yang sudah di lakukan Fandy."Sialan kau Mas. Percuma aku beri kau kesempatan berulang kali, ternyata kau membuatku seperti perempuan bodoh. Keluar, aku akan menggugat ke pengadilan agama kita bercerai!""Cukup Maya!"Maya tersentak saat mendengar teriakan bapaknya dari depan pintu. Wanita itu menangis histeris, karena mengira semua orang membodohinya termasuk orangtuanya."Bapak tenang dulu, sayang tenang dan dengarkan aku.""Tidak! Semua sudah jelas. Jadi pergi kalian semua, aku tak mau mendengar atau melihat kalian
Baca selengkapnya

Hikmah Dibalik Musibah

"Hai ...mau kemana kau?"Sandoro dan bapak Maya terkejut, saat melihat Fandy berdiri menuju pintu kamar yang di tempati istrinya."Aku rela menerima rasa sakit yang di berikan istriku, tapi aku tak bisa tetap diam saat dia merasakan sakit, karena apa yang dia pikirkan apalagi semua itu tidak benar."Fandy membuka pintu dan menemukan sorot mata dingin dan penuh rasa kecewa. Perlahan dia mendekat dan bersiap, seandainya sang istri kembali menyerangnya."Kau bisa memukul atau menamparku jika itu membuatmu lega, Yank. Aku memang bodoh, hingga tanpa sadar terus membuatmu terluka dan kecewa. Hanya saja kau harus tau, aku mencintaimu tak ada wanita lain yang bisa menggantikan cinta itu. Lagipula apa yang kau pikirkan? Hingga jatuh pingsan sebelum Sandoro bicara. Apa mungkin itu bawaan bayi kita, yang sudah berkembang di rahimmu? Mungkin dia juga ikutan marah, karena mamanya berpikir papanya melakukan kesalahan lagi."Maya terlihat bingung dengan apa yang suaminya bilang. Mata wanita itu ber
Baca selengkapnya

Ending.

Kedua pasangan itu berciuman dengan panas. Mereka bahkan lupa berada di mana saat itu, Sandoro benar-benar bahagia, saat gadis yang dia cintai membalas perasaannya. Sandoro menarik tangan gadis yang baru satu jam yang lalu menerima cintanya. Mereka duduk di kursi ruangan Maya, posisi duduk mengangkang kekasihnya, membuat milik lelaki itu semakin tegang. Apalagi wanita itu justru duduk di pangkuannya, jelas membuat miliknya semakin membesar."Ah ....Pak milikmu menusuk milikku."Gadis itu terkejut hingga melepaskan ciuman di bibir kekasih barunya. Pria itu tersenyum dan meremas pantatnya."Mau buka celana dalammu? Agar dia bisa benar-benar masuk dan membuatmu merasakan nikmatnya."Gadis itu mengerjabkan matanya. Seperti berpikir antara takut dan ingin merasakan, benda besar yang menusuk miliknya. Perlahan dia bangun dari pangkuan Sandoro, menatap mata kekasihnya lalu membelai wajah pria yang tengah memejamkan mata itu, dia tau Sandoro tengah berusaha menetralkan panas di tubuhnya."Maa
Baca selengkapnya

Ekstra Part (1) Warisan.

Fandy dan Maya duduk menghadap gundukan tanah merah yang masih basah. Di sana terbaring seorang wanita yang pernah merusak pernikahan mereka, wanita yang hingga akhir hayatnya tak sempat meminta maaf pada Fandy Maya."Sudah siang, kita pulang sekarang. Papa dan mama ingin bicara dengan kita."Fandy menautkan jari tangan pada tangan sang istri. Dia tau Maya masih belum bisa percaya pada kedua orangtuanya, setelah mereka sempat melakukan kesalahan pada wanita itu."Berapa lama kita di sini, Mas? Apa bisa aku pulang duluan? Rasanya tak nyaman berada di sini apalagi ada Hera."Maya terlihat tak nyaman tapi Fandy juga tak mungkin membawa istrinya pulang sekarang. Apa kata orang kalau mereka pulang, mereka saja datang setelah tiga hari kematian sang nenek. Jadi gak pantas kalau langsung pergi."Tenang ada aku bersamamu. Lagipula mama dan papa kan sudah meminta maaf, apa salahnya kita beri mereka kesempàtan, jangan sampai kejadian yang di alami nenek terjadi pada orangtua ku juga.""Apa kau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status