Semua Bab Jangan Salahkan Aku Merebut Istrimu: Bab 41 - Bab 50

57 Bab

bab 41

Bab 41Sore itu, Aldi membeli sebuket bunga di sebuah toko sebelum ia mendatangi Alin di resto. Senyum merekah di bibirnya, sudah ia bayangkan Alin yang senang menerima bunga darinya. Dulu, saat ia masih menjadi suami Alin, tak pernah sekali pun memberi Alin bunga. Jangankan bunga, makanan yang layak saja Aldi jarang memberi. Terlebih setelah mengenal Melin. Namun, sekarang ia kan melakukan demi meluluhkan hati Alin lagi. "Aku berharap kamu akan menyukainya, Alin."Aldi menyimpan buket bunga di kursi samping kemudi. Lalu mengendarai mobilnya ke resto Langit. Setelah sampai, ia keluar dengan membawa buket itu dan tersenyum lebar. Namun, matanya melebar sempurna melihat Melin di sana. Rasa kesal dan marah merasuki hatinya dengan cepat."Mau apa dia di sini??" gumam Aldi berjalan cepat ke arah Melin yang sedang berteriak-teriak di depan resto."Bikin malu saja!"Aldi bersungut mendekat, "jangan sampai Alin jadi marah gara-gara ini lagi! Bikin stres saja!""Suruh wanita ular itu keluar!"
Baca selengkapnya

Bab 42 - Pertengkaran

Bab 42Tenggorokan Melin tercekat, menatap Aldi tak percaya. Akhirnya kalimat cerai itu keluar juga dari mulut suaminya. "Apa mas?""Mas sudah lelah menjalani rumah tangga denganmu. Kamu terlalu curiga dan banyak menuntut. Selama ini mas sudah mencoba sabar, tapi kamu... Kamu sedikit pun tak mengerti, tak berubah, dan terus bersikap egois. Masalah Melki, biar dia ikut dengan mu. Dia butuh asi dan kasih sayang mamanya. Mas janji akan tetap memberikan nafkah untuknya meski kita bercerai," ucap Aldi enteng tanpa menoleh dan tetap melihat ke depan.”Tapi, jika kamu nanti meras berat, aku bisa mengurusnya sendiri.”Melin masih terus menatap Aldi tak percaya. Lalu ia tertawa, hingga membuat Aldi menoleh padanya."Mas bilang aku egois dan banyak menuntut? Dan mas mau bercerai?" Melin mengulang, terlihat begitu menahan emosinya."Hei! Siapa yang egois di sini, Hem? Kau yang berselingkuh dan kau pula yang meminta bercerai. Jelas aku tau mas, mas ingin bercerai karena wanita murahan itu, kan? Ka
Baca selengkapnya

Bab 43 - Membeli Hatimu

Bab 43Alin terdiam sejenak, tak mungkin ia membuka pintu sedangkan ia masih dengan penampilan seperti ini. Ia hanya menunggu sampai suara bel berhenti sendiri. Selang beberapa menit, suara bel sudah tak terdengar lagi, Alin mulai bernafas lega.“Siapa yang datang? Apa mungkin itu Aldi?” batin Alin bertanya-tanya. Karena jika Noah, sudah pasti tidak akan menekan bel. Melainkan langsung membuka dengan aksesnya.Alin memasang telinga. Merasa mendengar sesuatu yang asing di luar kamarnya. “Apa itu Noah? Tapi, kenapa tadi dia menekan bel? Apa dia sengaja membuat ku takut?” gumam Alin meletakkan di atas meja Cube skincare yang tadi dia pegang.Pikiran Alin ke sana sini, rasa was-was dan cemas mulai menaunginya. “Apa itu Aldi? Tapi, bagaimana dia bisa masuk?”Alin berdiri, dan melangkah sampai ke depan pintu kamarnya. Ia menempelkan telinga pada daun pintu yang menutup di depannya. Terdengar suara asing di balik pintu, meski samar. Alin menjauhkan tubuhnya dari daun pintu, memegangi dadany
Baca selengkapnya

bab 44 - kelicikan Alin

Bab 44Sudah dua hari lamanya Aldi tak pulang ke rumah, sejak pertengkaran dengan Melin malam itu. Ia hanya menginap di hotel dan kadang malah bermalam di kantor. Rasanya enggan untuk pulang, karena hanya makian yang jadi sambutan. Aldi juga sudah malas melihat ataupun mendengar suara Melin. Meski mereka satu kantor, tetapi, Aldi dan Melin beda departemen. Aldi menjabat sebagai manager, sedangkan Melin sebagai staf pengembangan produk di bagian lain.Aldi baru saja keluar dari salah satu ruang HRD, ia melihat dan harus berpapasan dengan sang istri di ujung lorong. Ia memutar matanya malas. Sudah pasti Melin akan memancing untuk bertengkar karena ia tak pulang beberapa hari ini. Dari pada membuat keributan di kantor, lebih baik Aldi menghindar dengan belok ke salah satu ruang meting yang sedang berlangsung meski ia tak masuk sebagai bagian di sana.Aldi mengangguk canggung saat masuk ke dalam ruangan itu dan menjadi pusat perhatian di sana. Beruntung itu hanya meting karyawan biasa,”S
Baca selengkapnya

Bab 45 - Bercintalah denganku

Bab 45"Kenapa kamu sangat memaksa, Aldi?"Alin mendorong dengan kuat tubuh Aldi yang berusaha memeluknya. "Pulanglah, Aldi! Kamu mabuk, aku tak ingin berurusan dengan orang mabuk yang kehilangan akal," usir Alin."Mas mencintaimu, Lin. Tak bisakah kamu melihat kesungguhan hati mas ini?" ucap Aldi mengiba."Pulanglah Aldi! “"Aku akan mencerikan Melin, asalkan kita bisa kembali bersama," ucap Aldi tanpa beban berjalan mendekat dan menyentuh lengan Alin yang cepat menepis. "Aku mencintaimu, Lin. Sangat! Aku menyesal sudah menyia-nyiakanmu selama ini. Aku menyesal sudah membuatmu menderita. Tolong maafkan aku dan mari kita membuka lembaran baru bersama."Alin tersenyum tipis,"Begitu mudahnya kamu untuk menceraikan dan membuang istri dan anakmu. Dulu kami, sekarang Melin, jika nanti kita menikah, kau pasti juga akan membuangku lagi."Aldi menggeleng cepat,"Tidak, tidak Alin! Tidak akan!"Alin tersenyum sinis,
Baca selengkapnya

bab 46 - takut kehilangan

Bab 46Sengat-sengatan terasa menjalar dari sana, hingga tubuh Alin membeku dan meremang. Ia memejamkan matanya, sudah sangat lama ia tak merasakan hal seperti ini. Sebagai seorang janda yang pernah meneguk nikmatnya, Alin terpengaruh. "Baiklah," ucap Alin menyetujui dengan seutas senyuman. "Tapi, kamu bau alkohol. Mandilah dulu," sambung Alin meminta. Saat dalam perjalanan Noah sempat meminum alkohol. Meski Alin sudah berusaha mencegahnya, ia tak bisa apa-apa karena mata Noah malah menatapnya tajam dan mengintimidasi. Juga membagi cairan di dalam mulutnya pada Alin hingga wanita itu ikut merasakan pengarnya alkohol.Noah mengurai pelukannya, tanpa kata ia melangkah ke kamar mandi. Kesemptan itu Alin gunakan untuk menghubungi seseorang yang dia percaya untuk membeli sesuatu dan mengantarnya esok pagi. Tidak sampai lima belas menit, Noah sudah ke luar. Hanya membalut tubuh bawahnya dengan handuk, aroma sabun yang khas menguar dari tubuh kekarnya.Alin mengulas senyuman dengan segera me
Baca selengkapnya

Bab 47 - Sekali lagi

Bab 47Ciuman Noah semakin menuntut sampai Alin kesulitan bernafas. Tangan wanita itu berusaha menahan dada Noah walau kekuatannya jelas tak sebanding. “Aku ingin lebih dari ini,” bisik Noah dengan mata sayu.“Kita makan dulu, aku terlalu lelah dan tak punya tenaga.” Tanpa bermaksud menolak keinginan suamiya, Alin mencoba menunda hal yang sama seperti semalam.“Kau sedang mencoba menolakku?” tuduh Noah menatap tajam.“Bukan menolak, Noah. Aku butuh tenaga dan aku lapar,” kilah Alin. Noah masih menatap Istrinya tak suka dan masih berpikir jika Alin tak mau dan tak menginginkannya. Ia kembali memangkas jarak wajahnya dengan Alin.“Terserah kau saja, aku tidak akan membalas… Ummpp…” Alin biarkan saja Noah mengeksplore rongga mulutnya. Seperti yang ia katakan sebelumnya, bahwa ia tak akan membalas. Noah merasa kesal karena Alin serius dengan ucapannya, ia pun melepas pangutan.“Oke, setelah sarapan jangan menghindar lagi,” ucap Noah menyerah, dan terpaksa menuruti sang istri. Walau seben
Baca selengkapnya

bab 48 - janji

Bab 48"Apa ini? Kenapa kamu malah membawaku kemari?" Sergah Noah meminta penjelasan, sementara matanya melihat pada gedung yang menjadi kantornya. Karena kali ini Alin yang menyetir, Noah tak bisa memutar dan terpaksa mengikuti kemauan Alin."Kau mau bilang jalan-jalan, rupanya kamu malah menjebakku kemari," omel Noah kesal menatap lurus ke depan.Alin hanya bisa menahan senyum, "sudah, ayo keluar." Alin mendorong pintu di sampingnya."Tidak mau!" Tolak Noah tanpa mau berpaling.Alin tetap keluar dan membuka pintu di samping Noah duduk setelah ia memutari setengah badan mobil. "Ayo lah," bujuk Alin menatap Noah yang mungkin sedang ngambek."Apa ini caramu membujukku?" sinis Noah tanpa mau melihat Alin."Iya," balas Alin tersenyum kecil."Maaf saja, tidak akan berhasil," tukas Noah semakin kesal dan menoleh sekilas. Alin membungkuk mencondongkan tubuh sampai masuk ke dalam mobil. Memangkas jarak antara dirinya dan Noah. Jantung Noah berdebar kencang karena berpikir Alin akan menciu
Baca selengkapnya

bab 49

Bab 49“Suruh wanita itu keluar!”Alin yang baru saja sampai di resto, langsung bisa melihat keributan di sana. Bahkan suara Melin pun terdengar sampai di telinga Alin yang baru keluar dari mobil.“Siapa yang kau suruh keluar, Mel?”Seketika Melin yang sdang marah itu menoleh ke arah pintu masuk. Mendapati Alin di sana darahnya mendidih, sekonyong-konyong mendekat dengan tangan terulur. Alin reflek menangkap tangan itu, dan mendorongnya.“Jangan sampai aku melaporkanmu atas tuduhan penyerangan, Mel! Lihatlah berapa banyak orang yang bisa menjadi saksi di sini!” tukas Alin mendelik tajam pada Melin yang menahan amarah hingga tampak deretan giginya yang putih dan bergemeletuk.“Kau! Jalang sialan! Di mana kau sembunyikan suamiku?”“Sembunyikan bagaimana? Pria dewasa sebesar itu bagaimana aku menyembunyikannya. Harusnya kau gunakan akal sehatmu dan bertanya padanya! Bukan padaku!” hardik Alin tak kalah keras.“Dia tidak pulang semalam,”“Lalu apa urusannya denganku?”“Kau pasti mempenga
Baca selengkapnya

bab 50

Bab 50“Kenapa pak Aldi gegabah menceraikan ibuk?” Anis yang sedari tadi merasa tak enak dan tak nyaman karena pergi dengan majikan prianya terus merasa berslah pada Melin.“Kamu nggak usah ikut campur urusan saya! Tugas kamu, mengasuh Melki. Ngerti?”“Maaf, pak.” Anis pun sebenarnya merasa sudah lancing mengatakan hal itu. Tetapi, ia sendiri merasa kasihan pada Melin juga pada Melki. Karena keegoisan majikannya, bocah itu tak merasakan kasih sayang yang utuh.*“Kamu pulanglah dulu, Nis. Aku masih ada urusan dan nggak bisa membawa kamu serta,” ucap Aldi setelah mereka selesai membeli kebutuhan Melki. “Melki biar sama aku, kamu beli lah apa pun atau jalan-jalan dulu jika malas pulang dan ketemu Melin,” sambung Aldi mengangsurkan lembaran uang pada Anis. Anis terlihat keberatan berpisah dengan Melki. Tetapi, gadis itu juga tak punya hak apa pun untuk menyampaikan keberatannya. Bagi gadis itu, Melki sudah menjadi bagian dari hidupnya, hingga saat mer
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status