Semua Bab Fitnah Dari Ipar Dan Mertua : Bab 81 - Bab 90

97 Bab

Bab 81

"Tapi, Pa. Aku tidak berbohong! Amira memang telah mengatakan hal itu padaku. Dia ingin membuat aku jauh dari Papa dan Mama. Dia cemburu padaku!" Syahla masih berusaha meyakinkan sang Papa."Cukup Syahla! Aku sudah muak dengan semua tuduhanmu! Aku tak pernah mengatakan hal itu padamu. Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku. Aku benar-benar tak menyangka, kau bisa berpikiran sepicik itu padaku, La!" Amira sudah muak, ia pun melontarkan kekesalannya."Ma, Pa, terserah Mama dan Papa mau percaya sama siapa. Yang jelas, aku sudah berbicara yang sebenarnya. Aku tak ingin, lantaran hasutan Syahla, aku menjadi jauh kembali dengan kalian. Sudah cukup rasanya aku hidup terpisah dari kedua orangtuaku. Aku tak ingin hal itu terjadi lagi. Aku harap, Papa dan Mama bisa bersikap bijak." Amira menarik napas sejenak, ia menatap Syahla dengan tajam. "Amira, Papa mengerti perasaanmu. Papa percaya padamu!" ucap Tuan Abimanyu."Terima kasih, Pa, sudah percaya dengan Mira. Kepercayaan Papa adalah kekuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-04
Baca selengkapnya

Bab 82

"Pak, tolong, saya hanya ingin membawa anak saya sebentar saja," pinta Radit dengan penuh harap."Anak? Sekarang kamu ngaku Gemilang anakmu? Kamu yang telah menyakiti hati putri dan cucuku! Aku tak akan membiarkanmu kembali dekat dengan mereka. Tak peduli, kau ayah dari Gemilang!" Tuan Abimanyu berucap tegas."Pa, tapi Bang Radit ....""Sudah Mira, lebih baik kita masuk ke dalam. Tak usah kau hiraukan orang ini!" "Papa!" teriak Gemilang yang masih ingin digendong Radit. Namun, Tuan Abimanyu bergeming, ia terus melangkahkan kakinya menuju lift untuk naik ke lantai atas.Radit hendak mengejar, hatinya berdenyut perih melihat Tuan Abimanyu menggendong Gemilang. Tak menyangka jika ia mendapat penolakan dari ayah Amira itu."Bang, biar nanti aku bicara dengan Papa dulu, ya! Kamu pulanglah, tak usah dikejar." Amira menghentikan langkah Radit. Ia tak ingin terjadi keributan di tempat tinggalnya."Tolong, Mira. Mama sangat merindukan Gemilang. Aku hanya ingin membawanya sebentar saja," pinta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

Bab 83

Bab 82."Kak Yudha? I-iya Kak, aku baru mau makan malam," jawab Amira sedikit terkejut setelah melihat kedatangan Yudha yang tiba-tiba.Yudha mengangguk, ia kemudian melirik lelaki yang duduk berhadapan dengan Amira. Yudha merasa tak asing dengan lelaki itu."Anda bukannya dokter di rumah sakit Medika?" tanya Yudha pada dokter Gani penuh selidik."Oh ya, benar. Saya dokter Gani. Senang bertemu dengan Anda." Dokter Gani mematri senyum di bibirnya."Oh begitu, sepertinya kalian terlihat dekat ya akhir-akhir ini," sindir Yudha."Kami hanya mampir makan malam, Kak. Tadi kami dari bandara, mengantar Papa dan Mama pulang ke Surabaya." Amira menjelaskan, ia merasa takut Yudha akan salah paham."Om dan Tante sudah pulang? Kenapa kamu nggak kasih tahu aku, Mir?" Yudha sedikit kecewa."Ya, Kak, Papa dan Mama pulang karena sudah terlalu lama di Jakarta.""Lantas, kenapa ada dokter ini?""Oh, Dokter Gani ini .... ""Saya kenal dengan kedua orangtua Amira." Dokter Gani melanjutkan ucapan Amira."I
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-18
Baca selengkapnya

Bab 84

"Syahla, kau sadar apa yang kau katakan?" tanya Yudha kemudian."Aku sangat menyadarinya, Mas. Aku tak bisa lagi berpura-pura sudah tak memiliki perasaan apa pun padamu. Semakin aku menahan, semakin hatiku sakit apalagi melihat kau sangat mencintai Amira," jelas Syahla, ia mengusap air yang mulai mengembun di pelupuk matanya."Kembalilah padaku, Mas. Aku sungguh menyesal telah membatalkan pertunangan kita dulu. Padahal saat itu, aku tahu, kau mencoba untuk mencintaiku," imbuh Syahla, ia terisak. Rasa penyesalan memenuhi rongga dadanya.Yudha hanya terdiam, ditatapnya wanita yang pernah menjadi tunangannya tersebut dengan rasa iba. Ia merasa semuanya sudah terlambat.Hatinya sudah kembali merasakan perasaan yang dalam pada Amira. Ia tak ingin menyerah sekarang, sebelum ia benar-benar tahu perasaan Amira yang sesungguhnya. Yudha sangat yakin, Amira sebenarnya juga mencintainya."Syahla ... Aku minta maaf. Aku ... Tak bisa membalas perasaanmu. Maafkan aku, La.""Kenapa Kak? Apa aku tak l
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-19
Baca selengkapnya

Bab 85

"Maafkan aku, Syahla. Aku ...." Amira tak melanjutkan kata-katanya."Jangan bilang kau mencintainya, Mira. Atau hal itu akan membuatku hancur!" ancam Syahla."Aku ... Mencintainya!"Syahla memejamkan matanya demi mendengar ucapan Amira. Air matanya kembali mengalir setelah mendengar ucapan Amira. Sudah tak ada harapan lagi untuk mendapatkan Yudha jika mereka berdua saling mencintai."Kamu jahat, Mir!" ucap Syahla merasa kecewa dengan perasaan Amira."Aku tak bisa membohongi perasaanku lagi, La. Aku mencintai Kak Yudha. Sudah cukup aku menahan perasaanku selama ini hanya untuk menjaga perasaanmu. Namun, setelah apa yang kau lakukan padaku dengan mencoba menghasut Papa dan Mama untuk membenciku, sepertinya aku tak perlu lagi melakukan itu!" jelas Amira, akhirnya ia mengungkapkan perasaannya selama ini pada Syahla."Kau dendam padaku, Mir?"Amira menarik napas sejenak, ia kemudian melipat kedua tangannya di depan dada."Tidak, aku tak dendam padamu, La. Hanya saja, aku sangat kecewa deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-22
Baca selengkapnya

Bab 86

Sesampainya di rumah sakit, Amira segera menemui Radit yang terlihat duduk di kursi tunggu di depan ruang IGD."Bang, bagaimana keadaan Ibu?" tanya Amira seketika. Ia kemudian duduk di samping Radit."Ibu kritis, Mir. Ibu kehilangan banyak darah. Luka tusukannya begitu dalam," jawab Radit lirih."Luka tusukan? Maksudnya? Apa yang sebenarnya terjadi, Bang?""Rania mengamuk di kamar. Ibu mencoba menenangkan Rania seperti biasa. Rania hendak kabur, ia lari ke dapur dan berhasil dihentikan Ibu. Namun, tanpa Ibu lihat, Rania mengambil pisau dapur dan menusukkannya ke perut Ibu berulang kali. Aku baru saja pulang kerja saat kulihat rumahku ramai oleh tetangga dan polisi," jelas Radit."Ya Allah ... Kamu sabar ya, Bang. Rania sekarang di mana, Bang?""Rania di kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Abang gak menyangka akan terjadi hal seperti ini, Mir! Hidup Abang sudah hancur!" keluh Radit, ia mengusap matanya yang berkaca.Amira menarik napas sejenak, ia mengusap punggun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-13
Baca selengkapnya

Bab 87

Malam semakin larut, tetapi Amira tak kunjung datang ke restoran. Yudha merasa seperti dipermainkan oleh Amira, ia kecewa. Hingga restoran itu tutup dan hanya Yudha lah yang masih berada di situ.Akhirnya, Yudha memutuskan untuk pulang. Ia berpikir, mungkin ini jawaban dari Amira untuk menolaknya yang kesekian kali. Namun, hatinya tetap yakin jika Amira mencintainya meskipun rasa kecewa kian mendera.Merasa penasaran, Yudha memutuskan untuk mendatangi apartemen Amira. Meskipun, sesampainya di apartemen Amira, hanya sia-sia belaka. Hal itu lantaran, peraturan pihak apartemen melarang Yudha masuk demi keamanan. Apalagi hari sudah sangat larut, Yudha hanya boleh masuk jika penghuni apartemen yang akan ditemuinya, mengizinkannya."Maaf Pak, kami dari pihak keamanan tidak mengizinkan Bapak masuk demi keamanan. Jika Bapak ingin bertemu dengan salah satu penghuni apartemen, silahkan hubungi beliau terlebih dahulu," ucap salah seorang satpam penjaga apartemen.Yudha pun pulang dengan perasaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-15
Baca selengkapnya

Bab 88

Bab 87.Amira kemudian melepaskan genggaman tangan Yudha. Ia mengatur napasnya sejenak untuk sekedar membuatnya sedikit tenang. Lalu meraih tas selempang miliknya dan merogoh sesuatu di dalam tas tersebut.Sebuah kotak perhiasan yang berisi cincin pemberian Yudha, ia ambil di dalam tasnya. Kemudian, Amira memberikan kotak perhiasan itu pada Yudha."Apa ini, Mir?" tanya Yudha."Ini cincin berlian yang kau berikan padaku saat itu. Aku pernah berkata, aku akan menerima lamaranmu jika aku siap memakai cincin ini. Aku juga akan menolakmu, jika kukembalikan cincin ini padamu," jawab Amira."Maksudmu? Kau tak memakai cincin ini dan memberikannya padaku, apa itu berarti ... Kau menolakku?" Yudha merasa cemas, meskipun ia berkata siap dengan semua jawaban Amira apa pun itu, tetapi tetap saja hatinya akan terluka jika Amira menolaknya lagi kali ini."Aku akan mengembalikan cincin ini padamu Kak.""Amira ... Kau benar-benar menolakku?" Yudha merasa tak percaya. Ia memejamkan matanya sejenak, hat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-16
Baca selengkapnya

Bab 89

"Mengalami apa, Sus? Apa yang terjadi?" tanya Radit semakin merasa cemas."Sebelumnya, saya mohon maaf jika harus menyampaikan ini. Bayi pasien tidak sempurna, dia cac*t, anggota tubuhnya tak lengkap. Kedua tangannya tak ada. Tapi, bayinya sangat cantik, sama seperti ibunya," jawab suster itu menjelaskan."Ya Allah .... " Radit merasa lemas mendengar penjelasan dari suster."Boleh saya lihat keponakan saya, Sus? Saya ingin mengadzaninya," pinta Radit."Mari silahkan." Suster itu mempersilahkan Radit masuk ke dalam kamar bersalin.Terlihat Rania yang masih ditangani oleh bidan dan beberapa suster yang membantu. Radit melirik sekilas, ia tak tega melihat Rania.Suster kemudian menggendong bayi yang sudah dibersihkan itu, dan diberikannya pada Radit.Benar kata suster, bayi itu cantik, mirip dengan Rania. Hanya saja, anggota tubuhnya tak lengkap. Radit menerima bayi itu, dipeluknya bayi Rania dan dikecup keningnya. Radit teringat kembali momen di mana ia pernah mengadzani Gemilang saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya

Bab 90

****Yudha tengah dilanda rasa bahagia karena hubungannya dengan Amira sudah jelas. Ia dan Amira sudah berencana untuk melakukan lamaran secara resmi dua minggu lagi dan selanjutnya menikah satu bulan setelahnya.Yudha teramat bahagia, ia selalu semangat dalam bekerja. Hari-harinya terasa indah dan rasanya sudah tak sabar untuk menuju hari itu. Namun, hal itu juga membuatnya sedikit posesif pada Amira karena takut kehilangan wanita itu.Seperti pagi ini, saat Amira menceritakan jika ia tak ke kantor karena akan mengurusi bayi Rania yang dititipkan oleh Radit padanya, seketika membuat hati Yudha merasa cemburu. Ia tak suka jika Amira masih berhubungan dengan Radit, karena takut cinta diantara mereka berdua bersemi kembali. Namun, Yudha menyembunyikan rasa cemburunya, ia mencoba bersikap tenang. Yudha tak mau gegabah karena takut Amira menjauh darinya."Maaf, Kak. Aku hari ini nggak ke kantor. Bang Radit menitipkan bayi Rania padaku. Aku tak tega jika tak membantunya," ucap Amira di tel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status