Share

Bab 86

Sesampainya di rumah sakit, Amira segera menemui Radit yang terlihat duduk di kursi tunggu di depan ruang IGD.

"Bang, bagaimana keadaan Ibu?" tanya Amira seketika. Ia kemudian duduk di samping Radit.

"Ibu kritis, Mir. Ibu kehilangan banyak darah. Luka tusukannya begitu dalam," jawab Radit lirih.

"Luka tusukan? Maksudnya? Apa yang sebenarnya terjadi, Bang?"

"Rania mengamuk di kamar. Ibu mencoba menenangkan Rania seperti biasa. Rania hendak kabur, ia lari ke dapur dan berhasil dihentikan Ibu. Namun, tanpa Ibu lihat, Rania mengambil pisau dapur dan menusukkannya ke perut Ibu berulang kali. Aku baru saja pulang kerja saat kulihat rumahku ramai oleh tetangga dan polisi," jelas Radit.

"Ya Allah ... Kamu sabar ya, Bang. Rania sekarang di mana, Bang?"

"Rania di kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Abang gak menyangka akan terjadi hal seperti ini, Mir! Hidup Abang sudah hancur!" keluh Radit, ia mengusap matanya yang berkaca.

Amira menarik napas sejenak, ia mengusap punggun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status