Home / Rumah Tangga / Fitnah Dari Ipar Dan Mertua / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Fitnah Dari Ipar Dan Mertua : Chapter 51 - Chapter 60

97 Chapters

Bab 51. Ajakan Syahla.

"Bagaimana, Mir? Kamu ikut ya, ke rumah Yudha." Selly kembali bertanya untuk memastikan agar Amira mau diajaknya ke rumah Yudha.Amira menghela napasnya sejenak, kemudian menjawab pertanyaan Syahla. "Baiklah. Aku akan ikut denganmu.''Syahla mengukir senyum di bibir tipisnya, begitu mendengar Amira mau diajaknya makan malam bersama keluarga Yudha. Amira pun sama, ia berpikir ini adalah kesempatan untuknya memperbaiki nama baik yang sudah tercoreng di lingkungan tempat tinggal Yudha."Aku kabarin Yudha sekarang ya, kalau kamu jadi ikut makan malam di sana." Syahla mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Yudha.[ Amira jadi ikut makan malam, aku sudah mengajaknya. ] Pesan pun dikirim untuk Yudha. Tak berapa lama, Yudha pun membalas pesannya.[ Baiklah, Minggu besok, ba'da Maghrib aku jemput kalian berdua. ][ Ok. ]Syahla meletakkan kembali ponselnya, ia kemudian berucap pada Amira tentang pesannya pada Yudha."Aku sudah kirim pesan pada Yudha, Mir. Dia bilang, minggu besok akan je
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

Bab 52. Makan Malam di rumah Yudha

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam karena macet, rombongan Amira tiba di depan rumah keluarga Yudha.Amira turun dari mobil, ia berdiri dan menatap rumah yang dulu sempat menjadi tempat tinggalnya itu. Amira merasa masalah dirinya harus cepat diselesaikan. Maka dari itu, ia menyuruh Delia menunggu di mobil bersama Gemilang dan sang sopir."Del, kamu dan Gemilang tunggu di sini saja ya. Aku berubah pikiran untuk membawa kamu masuk. Bukan apa-apa, aku hanya sebentar saja. Aku tak akan lama," ucap Amira pada Delia."Baiklah, Lo hati-hati ya. Kalo ada apa-apa telepon gue." Delia pun mengangguk, ia juga merasa canggung jika ikut masuk ke dalam. Karena bagaimanapun juga yang diundang hanya Amira seorang diri.Bu Zaenab yang mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya, segera beranjak dan melongok keluar. Ia penasaran dengan ucapan Syahla yang menunggu seseorang datang ke rumahnya."Siapa wanita itu? Sepertinya familiar?" gumam Bu Zaenab yang berdiri di depan pintu."Itu Amira,
last updateLast Updated : 2022-09-18
Read more

Bab 53. Satu Masalah Selesai.

"Ya Allah, jahat sekali mantan mertua dan Iparmu, Mir. Bu Yati juga, awas saja kalau nanti ketemu sama aku!" Bu Zaenab terlihat geram setelah melihat bukti-bukti itu. Terlebih saat melihat dan mendengar pengakuan Bu Yati yang sengaja menyebarkan foto-foto vulgar Amira.Pak Abdullah menghirup napas sejenak, ia menatap Amira, perasaan bersalah karena tak mempercayainya dulu kini mengusik hatinya."Mir, Bapak minta maaf, ya. Dulu, Bapak gak percaya sama kamu dan lebih percaya foto itu." Pak Abdullah berucap tulus. "Nanti, Bapak minta bukti ini untuk Bapak tunjukkan pada RT dan warga. Bapak juga akan buat perhitungan dengan Bu Yati, agar dia jera.""Alhamdulillah ... Berarti Bapak sudah percaya kan sama saya? Saya juga minta maaf, Pak. Mungkin saya dulu pernah merepotkan keluarga ini." Amira mengulas senyum di bibirnya. Ada perasaan lega di hatinya setelah Pak Abdullah berucap seperti itu."Insha Allah Bapak percaya. Apalagi setelah melihat bukti-bukti yang kamu bawa ini, dan juga kamu ad
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

Bab 54. Bertemu Mantan Mertua

Mobil melaju membelah jalanan kota Jakarta. Kelap-kelip lampu jalanan serta gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi membuat kota Jakarta begitu indah dengan pesonanya ditengah hiruk pikuk kemacetan yang mendera.Amira tengah memangku Gemilang di dalam mobil, perasaannya kini sudah lega. Masalahnya satu per satu sudah bisa dia atasi."Alhamdulillah, semua masalah sudah teratasi sedikit demi sedikit, Del. Aku lega," ucap Amira."Syukurlah kalau begitu, Mir. Gue ikutan seneng. Tapi tadi, Yudha ngomong apa sama lo?" Amira menggeleng, "Gak ngomong apa-apa, dia cuma bilang hati-hati.""Gue lihat dari dalam mobil, gue rasa Yudha masih suka sama lo, Mir.""Mungkin saja. Tapi, aku tak yakin.""Kenapa?" tanya Delia."Ya, dia kan sekarang dekat dengan Syahla. Aku juga gak mau rusak kebahagiaan Syahla, bagaimanapun juga, dia sudah membuat aku kembali pada orangtuaku, Del," jawab Amira."Iya, sih. Tapi, perasaan lo sendiri dengan Yudha, gimana? Apa gak ada sedikit rasa untuk lelaki ya
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

Bab. 55. Catatan di Ponsel Amira

Pagi yang sedang tidak begitu cerah tengah menyapa. Mendung bergelayut manja pada awan yang menjadikan warnanya kian menghitam. Suasana syahdu di pagi hari ini, membuat sebagian orang enggan membuka matanya dan kembali melanjutkan mimpinya. Namun, tak jarang ada yang sudah bergelut dengan aktivitas karena tuntutan mencari nafkah untuk keluarga.Seorang lelaki bertubuh atletis dan berjambang tipis tengah duduk di balkon kamarnya dengan segelas kopi hangat ditangannya. Pandangannya jauh ke depan melihat gerimis yang sudah mulai turun membasahi bumi.Radit, tengah termenung di pagi hari yang mendung ini. Rangkaian-rangkaian peristiwa yang telah dilaluinya kini terputar kembali dalam benaknya.Rasa bersalah dan penyesalan kian menelusup dalam hatinya, setelah mengetahui fakta yang terjadi pada pernikahannya dahulu. Lontaran fitnah keji yang ditujukan pada wanita yang sangat dicintainya, kembali bergema di telinganya. Lelaki itu tak menyangka, jika keluarganya tega berbuat hal yang merusak
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

Bab 56. Apa yang Terjadi

"Bagaimana kondisi adik saya, Dokter?" tanya Radit saat melihat Dokter keluar dari ruang IGD. "Mari, ikut ke ruangan saya. Saya akan jelaskan di sana," ucap Dokter yang bernama Dokter Gani. Ia kemudian berjalan masuk ke ruangannya yang tak jauh dari ruang IGD. Radit pun mengekor sang Dokter ke ruangannya setelah melihat Ibunya segera masuk ke ruangan IGD untuk melihat kondisi Rania.Radit masuk ke dalam ruangan. Terlihat sang Dokter sudah duduk di tempatnya dan sedang menulis sesuatu di meja kerjanya. "Silahkan duduk, Pak," ucap Dokter Gani, saat melihat Radit masuk ke ruangannya.Radit pun mengangguk, ia kemudian duduk tepat di depan Dokter Gani yang terhalang meja kerja berbentuk persegi panjang itu."Kalau boleh tahu, Anda siapanya pasien?" tanya Dokter Gani."Saya kakaknya, Dok. Nama saya Radit.""Suaminya, Apakah tidak ada di sini?" Dokter bertanya dengan hati-hati."Suami?" Radit merasa bingung dengan pertanyaan sang Dokter. "Adik saya belum menikah, Dok," ucap Radit.Dokter G
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more

Bab. 57. Keterkejutan Bu Retno.

Bu Retno masih menunggu Rania sadar dari pingsannya. Sudah hampir dua jam semenjak Rania tiba di rumah sakit, ia masih belum sadarkan diri. Bu Retno mengelus lengan putrinya dengan lembut, menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi pada putri semata wayangnya ini.Tangan Rania bergerak, seolah merespon sentuhan lembut Ibunya. Menyadari hal itu, Bu Retno kemudian menggoyangkan tangan Rania dan mulai membangunkannya."Ran, Rania ... Bangun, Nak. Ibu di sini," ucap Bu Retno.Rania membuka kedua matanya, setelah mendengar suara lembut milik sang Ibu. Ia mengerjapkan matanya sejenak, untuk memperjelas penglihatannya yang sempat merasa buram. Ia pun menoleh ke arah sang Ibu."Ibu," lirih Rania."Syukurlah kamu sudah sadar, Ran." Bu Retno kemudian memencet bel khusus yang sudah disediakan rumah sakit untuk memanggil suster atau petugas rumah sakit.Rania memegang kepalanya yang terasa nyeri. Ia merasa pusing yang teramat sangat. Ia mengingat-ingat kenapa bisa berada di rumah sakit dan napasny
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

Bab. 58. Gemilang Sakit.

Amira merasa sangat khawatir, Gemilang tengah sakit dari semalam. Badannya panas, suhu tubuhnya mencapai 39°C. Obat penurun panas sudah diberikan, badannya juga sudah dikompres. Namun, hingga pagi menjelang suhu tubuh putra semata wayangnya tersebut masih belum turun."Del, kita bawa Gemilang ke rumah sakit, sekarang!" Amira berujar dengan panik, sembari membangunkan Delia dari tidur lelapnya. Delia mengucek kedua matanya, ia pun bangun setelah beberapa kali tubuhnya digoyang Amira."Masih belum turun panasnya, Mir?""Belum, Del. Makanya lebih baik kita ke rumah sakit sekarang," jawab Amira sembari bersiap-siap."Gue cuci muka dulu." Delia beranjak dari tidurnya dan langsung menuju ke kamar mandi.Setelah semuanya siap, mereka segera memesan taksi online. Sepuluh menit kemudian, taksi online yang dipesan mereka telah datang. Gegas mereka naik taksi online tersebut dan langsung melaju menuju rumah sakit terdekat.Mereka langsung ke resepsionis untuk melakukan pendaftaran. Hari masih pa
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

Bab. 59. Mantan mertua kembali berulah

Delia segera berdiri, ia merapikan bajunya yang sedikit berantakan. Beberapa orang mulai memperhatikan mereka. Delia tak menjawab pertanyaan Bu Retno, ia mengangguk pelan, kemudian segera berlalu dari hadapan Bu Retno menuju pintu keluar rumah sakit.Bu Retno ternyata mengikutinya dari belakang, ia pun meraih pundak Delia dan menghentikan langkahnya."Hei, kamu belum jawab pertanyaanku. Benar kan, kamu teman Amira yang waktu itu di restoran?" tanya Bu Retno penuh selidik. Ia merasa yakin jika wanita yang telah ditabraknya tadi adalah teman mantan menantunya.Delia berbalik, ia sempat merasa menyesal telah menyebut nama mantan mertua Amira saat jatuh tadi. Tak menyangka, ternyata Bu Retno masih mengingatnya dan menghentikan langkahnya."Iya, Bu. Saya teman Amira," jawab Delia, ia mengukir senyum terpaksa karena beberapa orang di rumah sakit mulai memperhatikan mereka."Tuh kan, bener. Ngapain kamu di sini? Pasti kamu sama Amira kan?""Saya ada urusan, Bu." Delia masih menjawab dengan s
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

Bab. 60.

"Papa Radit, adalah nama dari Papanya Gemilang," jelas Bu Retno."Mama gak penah celita, kalo Emiyang puna Papa ( Mama gak pernah cerita, kalo Gemilang punya Papa)." Gemilang berujar polos.Bu Retno menatap dalam cucunya, ia tak mengira Amira benar-benar tak menceritakan apa pun tentang Radit pada cucunya. Sepertinya memang Amira ingin menghapus jejak Radit dalam hidupnya. Tetapi, bagaimanapun juga, Radit tetaplah ayah kandung Gemilang."Bu, lebih baik tak bahas apa pun di sini. Saya mohon dengan sangat, Ibu keluar dari sini." Amira berucap sopan, ia tak ingin Gemilang terganggu karena kehadiran Bu Retno."Kamu ngusir Ibu, Mir? Ibu cuma ingin liat cucuku!" sentak Bu Retno dengan nada yang mulai meninggi.Hal itu membuat Gemilang menjadi takut melihat Bu Retno. Ia berpikir orang ini jahat karena berucap dengan nada keras. Balita empat tahun itu pun, menangis.Melihat putranya menangis, membuat Amira merasa gusar."Bu, tolong jangan berteriak. Anak saya ketakutan. Lebih baik Ibu keluar,
last updateLast Updated : 2022-10-07
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status