"Bagaimana pun Bapak pernah menjadi majikan saya, Bapak begitu saya hormati. Maka dari itu, jangan minta saya untuk memukuli Bapak lagi," lirih Tian saat Tiara sudah masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat. "Kau tahu kalau aku ini majikan kamu, lalu kenapa kau mau mengusirku?! Lepaskan!" pekik Dirga saat tubuhnya digelandang oleh Tian menuju ke pintu gerbang. "Sekali lagi saya minta maaf, sebab saya bekerja dengan Bu Tiara."Tian melepaskan cekalan kedua tangannya di pundak Dirga begitu mereka sampai di depan pintu gerbang. Berkali-kali Dirga menghembuskan napas berat, sebab ia sudah memberi penawaran pada bodyguard istrinya itu, bahkan Dirga juga sudah mengiming-imingi uang jutaan rupiah pada Tian agar ia memperbolehkan dirinya untuk masuk. Akan tetapi, Tian benar-benar tak tertarik sama sekali. Lebih parahnya lagi, Tian benar-benar merampas apapun yang Dirga bawa. Ponsel, dompet beserta kartu-kartu lainnya. Dirga berusaha mempertahankan barangnya itu, akan tetapi san
Baca selengkapnya