Home / Pernikahan / ISTRI KEDUA CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of ISTRI KEDUA CEO: Chapter 21 - Chapter 30

99 Chapters

Resiko Sebuah Pilihan

Yumna menyeka air matanya sebelum ada yang melihat, meski ia masih ingin terus menangis meluahkan semua sesak di dada. Ini terlalu perih baginya, ia baru tahu bagaimana cemburu bisa semenyakitkan sekarang. Namun, bukankah setiap pilihan memiliki resiko? Berbagi waktu dan perhatian suami adalah hal mutlak bagi pelaku poligami. Dan Yumna sudah memutuskan secara matang menempuh jalan ini.Dilangkahkan kaki menuju kamar sang ibu dirawat. Sesampai di ruangan berukuran lima kali sepuluh di mana seorang wanita tua terbaring dengan berbagai alat tersambung di tubuhnya, wanita berparas ayu itu segera meletakkan tas jinjing dan menghambur ke arah sang ibu setelah mengucap salam, tanpa basa-basi dengan wanita yang telah membukakan pintu untuknya. Wanita lain yang menjadi penjaga pasien hanya diam melihat kedatangan orang yang mempekerjakannya. Anak mana yang tidak rindu setelah meninggalkan orang tuanya lebih dari seminggu dalam keadaan sakit? "Assalamualaikum, Bu." Yumna mencium tangan yang m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Disiksa Kecemburuan

Yumna tampak menyeka air mata sesaat sebelum meninggalkan ruangan. Kalau saja tak ada se siapa, ia pasti masih ingin terus menangis meluahkan semua sesak di dada.Hati ini ikut perih menatapnya, membiarkannya menghadapi cemburu. Bahkan Yumnalah yang tengah merasakan kecemburuan itu, tapi aku ikut merasai hal semenyakitkan sekarang. Ternyata begini, melihat orang yang kucintai terluka karenaku.Maafkan aku Yumna ....Namun, bukankah setiap pilihan memiliki resiko? Berbagi waktu dan perhatian suami adalah hal mutlak bagi pelaku poligami. Dan Yumna sudah memutuskan secara matang menempuh jalan ini sejak awal. Dia memilihnya, dan tak boleh menyesali.Lalu Bianca? Dia juga menekuk wajahnya di depanku berkali-kali. Betapa pun wanita itu tampak lebih tegar dan menyembunyikannya dariku. Namun, setidaknya itu membuatku puas. Belum pernah aku melihat Bianca ekspresinya seperti sekarang? Atau hanya aku saja yang terlalu percaya diri? Sebenarnya dia hanya pura-pura cemburu agar aku merasa bersa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Penangkapan

Manajer berdiri di depan kaca kantor besar perusahaan Angkasa Group, dari tempatnya berdiri ia bisa menatap banyaknya bangunan tinggi menjulang di sekitar tempatnya sekarang. Angkasa Group bukan sembarang perusahaan. Dari sini, lelaki itu sadar, punya kestabilan jabatan untuk menjaga ekonominya. Dia juga memegang peran penting perusahaaan sebab menjadi orang kepercayaan Nyonya Adiwijaya. “Bagaimana? Apa kamu sudah menyiapkan jawaban manis untukku?” tanyanya pada orang di ujung telepon. “Maaf tadinya aku berpikir, akan memberi tau siapa orang itu. Tapi, setelah kami tau betapa jahatnya Nyonya Adiwijaya pada menantunya, aku mengurungkan niat. Ah, rasanya senang memegang kartu orang besar.” Kepala gangster menjawab enteng dari ujung telepon. Bicara dengan nada mengancam adalah salah satu bakat yang dimiliki selain dedikasi pada kliennya.“Hemh. Kamu mengancam? Seorang Adiwijaya? Hahaha. Kamu pikir dengan kekuatan mereka, kalian bisa memberikan bukti pada pihak berwajib?” Manajer bicar
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kena Batunya

Nadia berjalan dengan perasaan tak nyaman. Seolah ada yang terus mengawasi gerak-geriknya yang sudah menjauh dari rumah sakit. "Ayolah, Nadia. Kamu sudah ada di Bandung sekarang." Ia bermonolog. Seolah perlu bicara sendiri. Perempuan itu terus berusaha menenangkan diri di sela langkah. Meski kenyataannya gagal. Perasaan gelisah menghantui. Nadia tengok kanan dan kiri. Benar saja tanpa ia tahu, dua pasang mata mengintai gadis itu dari dalam mobil yang terparkir di lorong jalan tempat tinggalnya yang baru. "Sekarang kita habisi dia?" Seorang pria bertanya pada rekannya yang duduk di kursi kendali. Tak sabar rasanya menyelesaikan pekerjaan dan pulang dengan lega. "Tunggu perintah, Bos. Sejauh ini dia hanya ingin tahu di mana gadis itu berada," jawab rekannya yang duduk di sampingnya. "Hem. Baiklah," sahutnya lagi. Sembari menyesap kopi dalam cup yang dibeli saat perjalanan tadi. Sudah dua hari ini mereka bekerja mencari sosok yang menjadi ancaman Nyonya Adiwijaya. Dan baru sekaran
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Diagnosa Dokter untuk Yumna

"Jangan hubungi aku!" Bianca berbalik dan meninggalkan Devian dengan kebingungan. 'Aku pasti sudah gila! Sekarang aku benar-benar jatuh cinta padanya!' Pria itu tak bisa mencegah Bianca pergi. Ia merasa bersalah telah melukai hati Bianca, namun hanya sebatas itu. Yah, rasa bersalah. Tak mengerti cinta menggebu-nggebu untuk Bianca dulu pergi ke mana? Selepas kepergian sang istri, Devian meraih ponsel menghubungi seseorang. "Kamu ikuti Bianca, dan cari apa pun yang oa kerjakan!" perintahnya pada orang di ujung telepon. Pria itu kembali menatap langit-langit. Apa yang ia lakukan memang sangat keterlaluan. Ia berpikir, selama ini sama sepertinya, Bianca pun tulus mencintai. Di saat wanita itu meminta waktu untuk bisa kembali, dengan egoisnya ia memilih menikah lagi, hanya untuk membuat Bianca cemburu dan kembali ke pelukannya. Namun, semua berbanding terbalik. Bianca tak juga kembali hingga ia pun jatuh hati pada istrinya yang baru. Ia teringat bagaimana kali pertama, bertemu dengan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Enyah!

Kuletakkan berkas yang telah ditandatangani. Seharian ini setelah kunjungan kedua istriku, aku menghabiskan waktu sendiri hingga sore tiba. Padahal berharap Yumna kembali datang setelah Bianca pergi dengan marah, tapi wanitaku itu tak kunjung datang. Beberapa kali melihat ponsel, chat yang kukirim juga belum dibuka oleh Yumna. 'Apa dia benar-benar marah karena kejadian tadi? Ah, kenapa semua berjalan di waktu yang tak tepat?' Karena merasa bersalah, bahkan untuk meneleponnya saja aku tak berani. Lalu tentang Bianca lebih baik aku memilih mencari tahu secara senyap. Sebanyak apa pun memintanya bertemu dan bicara, selama Bianca punya prinsip itu tidak akan berhasil. Yah, prinsip gilanya sudah membuatku frustasi dan lelah menghadapi wanita itu."Bagaimana, apa yang kamu dapat?" tanyaku pada seseorang yang sudah menghadapku dari tadi. "Nyonya Adiwijaya menjebloskan Ibu Alina ke penjara, Tuan. Itu kenapa Nyonya Bianca menemui Nyonya Besar untuk meminta pembebasan mantan sekretaris itu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Jangan ke Atas, Nyonya!

Yumna meletakkan ponselnya kembali dalam tas. Tadinya ada beberapa panggilan dan chat dari Devian, tapi ia enggan membukanya. Ah, bukan enggan. Tapi karena sibuk dengan sang ibu. Ia sengaja mensilent panggilan dan pesan, agar tidak mengganggu ibunya yang tengah terbaring di atas ranjang."Ibu ... derita hidup anakmu seolah hilang kala terlelap, kebahagiaan yang hadir seumpama mimpi, itupun hadir sekejap." Yumna yang matanya dipenuhi kaca-kaca mengucap begitu saja, dengan tangan yang menggenggam wanita tua yang memejamkan mata.Dia sedang tak memahami dirinya sendiri. Dibilang cemburu, dia sangat cemburu pada Devian. Keberadaan Bianca telah berhasil membutnya terus dilanda gelisah. Apalagi sekarang dia tengah hamil. Bagaimana jika suatu tak kuat menanggung kecemburuan? Lalu memilih berpisah. Akan ada sosok seorang anak yang menjadi korban atas pilihannya."Aku hamil ibu, tapi aku takut dengan situasi sekarang. Tiba-tiba aku tidak rela berbagi suami dan perhatian dengan kakak maduku."
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Balas Dendam

"Begitulah yang kurasakan dulu. Aku pernah sangat menginginkan tubuhmu. Namun, tanpa beban kamu menolak dan meninggalkanku pergi, Bi!"____________ooo0ooo_________Dengan ragu Bianca melangkah ke kamarku. Kamar yang sempat menjadi saksi betapa aku sangat menginginkannya dulu. Aku yang sempat memeluknya erat-erat dan tak ingin melepasnya. Aku bahkan mencumbu paksa wanita yang sudah kuhalalkan beberapa menit sebelumnya, karena Bianca terkesan menghindar. Namun, dengan kelihaiannya Bianca mampu melepas rengkuhan tangan kekar suaminya yang nafsunya sudah berada di ubun-ubun. "Emh. Sayang aku ingin melakukan ini di hotel. Kamu tahu kan?" ucapnya kala itu. Begitu aku berhenti, Bianca segera menarik tubuhnya dan berdiri. "Ayo kita pergi!" Ia tak mau membuang kesempatan, terlambat sebentar saja aku pasti akan berhasil membobol pertahanannya. Itu sepertinya hal yang selama ini terus Bianca jaga. Bianca tersenyum menatap beberapa sisi kamarku. Aku yakin dia juga ingat kejadian tak terlupak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Hanya Kabar Bahagia

“Memberi jeda pada akal untuk berpikir, agar tak menyesal di kemudian hari. “❤❤❤"La tagdhob! Begitu kata Rasul." Yumna mengulangi ucapannya. Aku tak mengerti bahasa apa yang dia gunakan. Atau mungkin bahasa Arab karena kuliahnya jurisan tarbiyah. "Em?" Dua alisku tertaut. Tanda tak memahami maksudnya. "Bersabar akan lebih baik," sambungnya. "Oh, artinya itu?""Bukan. Itu imbas dari laa tagdhob, jangan marah.""Yah, karena kamu tidak ada di posisiku," keluhku kemudian. "Kita memiliki ujian berbeda, Tuan. Aku bahkan sempat sangat terpuruk dan buntu pada solusi. Untungnya aku masih punya Allah, kuserahkan semua pada-Nya." Wanita itu bicara seolah tengah mencurahkan apa yang pernah ia rasakan. Apa mungkin orang sebaik Yumna juga bisa terpuruk? Aku pikir keterpurukan itu adalah efek kejahatan, dan jauh dari Tuhan. Sepertiku. Aku tersenyum miris. Yumna punya Allah. Lalu bagaimana denganku yang jauh dari Allah? "Kalau begitu bagaimana caranya punya Allah?""Kembali. Kembali padanya.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Ratu yang Diintai

Sekali saja terjerembab dalam lubang kesalahan, semua yang kita upayakan hancur! Maka berhati-hatilah ....Bianca berdiri menyambut Alina yang sudah memakai pakaiannya sendiri dan melepaskan pakaian narapidana. Pakaian bukan lagi pakaian yang dikenakan saat dalam sel bersama tahanan lain. Dan ini adalah awal menyenangkan untuknya. Pelukan hangat dan tangis haru mewarnai pertemuan itu. Alina sangat senang Bianca bisa membebaskannya dalam waktu dekat, sebelum ia benar-benar membusuk dipenjara."Untunglah, Alina. Aku sangat takut." Bianca mengucap seolah sangat lama tidaj berteu Alina dan tak ingin lagi terpisah. "Sudah, Bi. Ayo kita pergi dulu dari sini. Aku takut polisi berubah pikiran dan memasukkanku ke sel lagi." Alina menarik lengan Bianca ke luar. Bianca mendesis. Gadis bodoh di hadapannya punya selera humor juga. Lamgkah dua wanita cantik itu menuju sebuah taksi yang sudah Bianca sewa. "Cepat sekali, Bi. Apa yang terjadi?" tanya Alina begitu mereka sudah berpindah tempat ke d
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status