Home / Pernikahan / ISTRI KEDUA CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of ISTRI KEDUA CEO: Chapter 31 - Chapter 40

99 Chapters

Yumna punya Kakak

Saat Yumna ke dapur ia melihat seseorang mencurigakan. Seharusnya pegawai mereka tidak bicara di telepon saat ada kesibukan seperti sekarang. Kepala pelayan akan mengumpulkan ponsel semua pelayan agar tidak ada yang mengganggu pekerjaan mereka. "Mbak, maaf apa ada masalah? Kok menerima panggilan?" Yumna menegur begitu saja pelayan yang bicara serius dengan orang di ujung telepon. Dilihatnya tanda pengenal sang pelayan secara refleks. "Ah." Si pelayan terkejut bukan main, hingga ponselnya terjatuh. Buru-buru ia mengambil sembari memikirkan alasan untuk berkilah. "Em, maaf Nyonya. Em, keluarga saya ada yang meninggal," jawab gadis pelayan tergagap. "Innalillahi wa inna ilahi rojiun. Allahummagfirlahu. Kamu yang sabar ya."Gadis pelayan mengangguk kecil berkali-kali. Benar kata sang bos bahwa Yumna adalah wanita bodoh dan mudah ditipu. "Apa sudah bicara pada kepala pelayan, kalau Mbak bawa ponsel? Tahu sendiri kan konsekuensi melanggar aturan adalah dipecat?""Em. Saya lupa, Nyonya.
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Kuatlah, Sayang!

Devian memasuki ruangan VIP yang Yumna tempati dengan langkah santai. Istrinya pasti sangat terpukul begitu juga yang ia sendiri rasa. Anak pertama adalah harapan sekaligus kebahagiaan terbesar yang dimiliki sepasang suami istri. Lebih anak itu telah lama diidamkan hadir dalam keluarganya.Saat masuk ke dalam ruangan, Yumna tengah tertidur. Wajah ayunya masih juga sembab. "Maafkan aku, Sayang. Aku tak bisa menjagamu dengan benar," gumamnya lirih. Pelan jari-jari pria tampan itu mengusap pipi pualam milik sang istri. Takut Yumna yang terlihat begitu lelah terbangun. Rasa bersalah memenuhi hatinya, jika saja Devian memberi pengamanan lebih ketat untuk wanita yang kini terbaring lemah di hadapan. Tentu kejadian seperti sekarang bisa diantisipasi. Merasakan sentuhan di wajahnya, mata Yumna terbuka. Manik hitamnya bergerak-gerak, menangkap sebuah senyuman di wajah sang suami yang memandanginya dengan iba. Namun, bukannya membalas senyum itu, mata bulat Yumna kembali berembun. Kaca-kaca
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Kejutan untuk Bianca

Ya, demi bisa kembali masuk dalam kehidupan Devian, setidaknya Bianca harus mau merendahkan diri. Tak peduli apa yang akan Devian pikirkan. Sekarang hanya lelaki yang pernah tergila-gila padanya di hadapnnya satu-satunya harapan."Lalu apa tujuanmu ke mari, Dev?" tanya Bianca dengan pelan. Ia tak mampu lagi berteriak dan menyalahkan lelaki yang akan menceraikannya itu."Kenapa belum kamu tandatangani surat perceraian kita?" tanyanya tegas, Devian mengangkat satu alisnya. Dia heran kenapa Bianca masih bertanya dan bisa sepercaya diri itu setelah apa yang telah dilakukan pad Yumna?"Em, soal itu. Aku pikir kamu akan berubah pikiran, Mas Dev. Kamu tahu aku sedang khilaf karena terlalu cemburu pada Yumna. Kalau saja kamu bisa bertindak tegas dan adil, aku pasti bisa memahami posisi Yumna. Tapi kenyataannya hanya wanita sok alim itu yang selalu kamu banggakan, kamu bahkan malu menjelaskan keberadaanku pada keluargamu. Itu tak adil. Sungguh tak adil." Wajah Bianca muram. Ia seolah menuntut
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Ke Mana Ibu?

Mata Yumna menatap ke luar jendela. Orang-orang, trotoar, pohon dan kendaraan seolah bergerak saling berkejaran antara satu dengan yang lain.Ia mneoleh begitu merasa kehangatan di tapak tangannya. Yumna tersenyum, Devian menggenggam tangannya lalu mengangkat dan menciuminya. "Berhenti memikirkan yang tidak-tidak, Sayang."Mata Yumna dipenuhi kaca-kaca. Kalimat-kalimat yang menyemangati memang memberi kekuatan tersendiri, tapi satu sisi kerapuhan mengusik dengan mengingat nasib malang yang menimpa.Yumna mengangguk. "Ya. Tuan."Devian memiringkan senyum. "Kamu masih memanggilku Tuan? Hemh." Devian tertawa dengan mengangkat wajahnya."Tuanku, Sayang. Terimakasih." Kini gantian Yumna yang mengangkat genggaman tangannya. Ditempelkan ke bibir dengan jeda yang lama. Devian hanya tersenyum melihat apa yang istrinya perbuat.Setelah membiarkan apa pun yang Yumna perbuat, kini Devian menarik tubuh yang jauh lebih kurus darinya hingga bersandar ke tubuhnya dalam keadaan memeluk."Oya, ke mana
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Pusara

Devian menutup telepon dari anak buahnya yang mengabarkan kronologi bebasnya Bianca."Ada apa? Kenapa marah begitu?" tanya Yumna yang bingung kenapa Devian marah saat menerima panggilan."Pria itu bilang Bianca sudah dibebaskan.""Apa?! Dibebaskan? Bagaimana bisa?""Pasti ada yang tak beres." Devian memegangi janggut yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Ia tengah berpikir keras, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana Bianca bisa lepas hanya dengan jaminan? Apa ini ada hubungannya dengan mafia tempo hari? Ah, tak mungkin, mamanya sudah membuat mereka bertekuk lutut tak berdaya."Oya?" Devian tiba-tiba ingat sesuatu. Ucapan yang hanya sepenggal itu membuat Yumna terhenyak. Wanita tersebut mengernyitkan kening menatap suaminya. Sepertinya Devian tahu sesuatu."Ada apa?""Apa ada seseorang yang datang ke rumah sakit dan meminta tandatangan surat damai padamu?" Yumna tampak berpikir sejenak. Setelah yakin dia menggeleng. "Tak ada.""Lalu .... kenapa dia bebas dengan begitu mudah?" Devian men
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Devian tak Menduga

Di rumah. Devian yang masih memakai pakaian kerja tak sabar mencapai kamar untuk menemui sang istri. "Assalamualaikum, Bidadariku." Tak ada jawaban. Kamar besar itu terasa lengang. Devian celingukan dan tak menemukan Yumna. Detik selanjutnya pria itu menoleh karena dikejutkan seseorang dari arah kamar mandi. Yumna yang tubuhnya hanya terbalut lingerie, menyandar pada pintu. Lipstik menyala di bibir, menunjukkan betapa ia sengaja menggoda. “Waalaikumsalam. Anda mencariku, Tuan?”Wanita yang tak kalah seksi dari artis Hollywood itu mengerlingkan mata menggoda sang suami.Devian tersenyum, tiba-tiba membayangkan Yumna yang semalam mengajaknya berjuang membuat dedek bayi lagi untuk orang tua mereka."Jadi sekarang kamu selalu memimpin?" Devian menaikkan sebelah bibir.Lalu berjalan mendekat sambil menarik dasi yang sudah terlepas simpulnya....Bel rumah berbunyi.Aktifitas mereka terjeda kala mendengar ada tamu yang datang dari lantai bawah."Siapa?" Devian meneleng. "Mama?""Mama
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Begitu Mudah

“Bianca!” teriak Ibu Yumna yang sedari tadi di bawah tangga. Dia mencari putrinya ke mana-mana karena tak ada di kamarnya. Tak menyangka dia harus melihat Diana tergeletak, jatuh dari tangga yang tinggi.Di atas sana Nyonya Adiwijaya menatap nyalang dan penuh kebencian ke arah wanita yang tak sadarkan diri yang sudah terlepas niqobnya. Terlebih setelah mendengar tangisan ibu Yumna pecah.Sedang Devian dan Yumna saling menatap penuh keheranan. Ada sesuatu yang pasti terjadi di luar sana. Segera mereka kembali mengenakan pakaian masing-masing. Menunda hasrat yang sempat menggebu yang membutakan cinta. Sesaat dunia seolah milik berdua. Kejutan suara Ibu Yumna membuat mereka tergelak untuk melangkah lebar secara bersamaan keluar dari kamar. Pasangan itu melihat punggung wanita paruh baya yang berdiri tegap di tepi tangga. Tanpa berpikir panjang, Yumna berjalan lebih dulu mendekati ibu mertuanya, melihat apa yang sebenarnya terjadi. “Astaghfirullah … Ibu?!” Yumna turun cepat melewati ana
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Tandanya Allah Sayang

Dokter yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga batang hidungnya. Pria berjas putih itu menghampiri wanita berhijab syar’i yang sedari tadi berdiri.“Bagaimana Bianca?” tanya Yumna yang menyiritkan raut kecemasan. “Maaf anda ini …” belum selesai dokter bertanya, Yumna menjawab lebih dulu.“Saya adiknya … ““Saya ibunya.” Ibu akhirnya ikut beranjak mendekati ketiganya. Devian hanya terdiam memandangi kedua wanita beda generasi itu. Terlihat kegusaran di hati mereka tentang kedaan Bianca yang sebenarnya. Entah kenapa rasanya berbeda dengan perasaan yang membelenggu Devian. Kebencian dan ketidakpercayaan pada Bianca masih sangat membekas hingga membuat empatinya terkikis. ‘Apa karena aku pernah merasakan terkhianati?’Sudah bertahun-tahun melewati masa-masa pertemanannnya dengan koleganya. Pasang surut, kerjasama, pengkianatan telah ia rasakan. Ada yang terlihat benar-benar ingin menjatuhkannya. Ada pula yang begitu baik padanya hingga suatu titik tiba-tiba dia langsung menusuk hati p
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Orang Terdekat yang Memberi Luka

Wanita yang duduk di kursi roda yang masih belum mengenal dirinya sendiri berdecak kagum. Bola matanya berbinar kala kursi yang didudukinya berjalan memasuki bibir ruangan. Pandangannya menyisir setiap sudut ruangan megah nan luas. Sementara Yumna yang berdiri di belakangnya mendorong perlahan. Netra Diana menatap sekeliling seiring gerakan kepalanya searah jarum jam memandang betapa indahnya tempat yang dipijakinya kini. Ibarat hotel bintang lima yang berlatar eropa. Beginilah suasana rumah ini. Devian mengusap lengan Yumna sembari menggukkan kepala, memberi sinyal agar istrinya memulai obrolan. Melihat situasi yang sempat canggung antara mereka. Terlebih kehadiran Diana yang masih belum pulih ingatannya. Situasi begini membuatnya mau tidak mau hanya pilihan itu yang bisa diambil oleh Devian. Daripada menuruti egonya hingga menentang permintaan istrinya yang disayanginya. Sebelumnya memang ada sempat perbedaan prinsip antara ia dan istrinya. Tentu Yumna memilih kakaknya untuk ting
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

Do You Know Who I Really am?

“Kenapa ada di kamu? Cincin itu?” Yumna menyorotkan netranya pada jemari manis kanan Diana yang masih menikmati makanannnya. Wanita itu meyipitkan mata mencoba fokus dengan apa yang dilihatnya. Meyakinkan itu cincin miliknya yang tertinggal.“Ah … Eh … ini … Tadi aku menemukannya dekat ruang belakang. Kupikir gak ada yang punya. Jadi kupakai,he he.” Diana nyengir meski sempat keluar keringat dingin di tangannya diusapnya telapak tangannya yang lembab. Tak lama dia meraih gelas di depannya berharap bisa mengurangi rasa gugup.“Masa’?” Entah kenapa Yumna tak percaya dengan statemen wanita yang lebih tua empat tahun darinya. Seperti ada yang mengganjal, entah apa itu. “Mbak Diana ingat sesuatu?”Refleks tenggorokan Diana terasa gatal. “Uhuk! Uhuk! A-apa?!” meski tersedak, dengan cepat dia menjawab. “Gak, aku sempat tanyakan bibi waktu itu.” sepasang manik hitam itu bergerak-gerak mencari keberadaan seseorang hingga bola matanya berbinar. “Bibi. Ya Bibi.”“Ya nona.” Seorang wanita paruh b
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status