All Chapters of Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Chapter 621 - Chapter 630

689 Chapters

Bab621

Bab621Pov JelitaAku merasa hilang kendali di buatnya."Bu, sudah ya! Jangan ikut emosi, kami sudah biasa di perlakukan mas Bagus dan istrinya seperti ini," kata Lina."Lin ...." Terlihat sorot mata Enggar, menatap istrinya dengan kecewa.Aku menatap Lina. Kemudian menatap Bagus, dan Enggar bergantian."Apakah kalian semua, ingin lekas melihat Ibu mati? Jadi masalah uang saja, kalian harus saling menghina, menyakiti hati?""Tuh anak Ibu yang serakah!" Bagus bersuara."Bagus, Enggar punya hak penuh, mau memberi atau tidak uang itu. Sebab, uang itu rezekinya, bukan milik bersama. Jadi, kamu seharusnya malu, jangan bersikap seperti mental pengemis."Bagus tercengang mendengar penuturan kasarku. Aku benar-benar teramat kecewa dengan sikap Bagus."Siapa yang mental pengemis?" tanya Amira, yang tiba-tiba berdiri di belakang kami. Para tetangga di lingkungan rumah Enggar, mulai menatap kami, karena suara keras Amira."Mama, ngapain kamu kesini," tanya Bagus, yang semakin terkejut, melihat
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

622

Bab622"Raisa, kamu ceroboh banget sih, bisa- bisanya sampe ketahuan Nenek! Jadi dia pingsan gara- gara beradu mulut sama kamu?" tanya Abel memastikan pemahamannya, dari penjelasan Raisa.Ibu dan anak Ibu berbicara di dalam kamar Raisa, ketika mereka sudah sampai ke rumah, setelah pulang dari rumah sakit. Sedangkan Galih sendiri, sedang sibuk di ruang kerjanya, mengerjakan beberapa file penting untuk meeting besok."Aku kesal sama Nenek, Mah, masa dia belain wanita miskin itu, dari pada aku yang cucunya," ungkap Raisa."Awalnya gini, aku cerita ulang biar Mamah paham dengan betul, aku berniat meletakkan perhiasan Mamah di kamar wanita miskin itu, tapi Nenek ternyata tiba- tiba masuk, saat aku meletakkan perhiasan itu di lemari tante miskin itu. Aku sudah berusaha bohong, tapi Nenek tidak mudah percaya. Akhirnya aku ngaku saja, aku nggak suka tante miskin itu ada di rumah ini.""Terus?""Nenek kecewa katanya sama sikap aku, Mah. Aku bentak Nenek, bodoh kataku belain wanita miskin tidak
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

623

Bab623Tiba- tiba Abel bersimpuh di depan Elea."Mamah, tolong maafin Raisa, dia hanyalah seorang anak labil dan khilaf. Abel berjanji, akan lebih memperhatikan ucapan- ucapan Raisa lagi ke depannya," tutur Abel dengan menunduk.Raisa masih mematung, melihat sang Ibu yang sampai bersimpuh demi dirinya."Bangunkan dia, Galih!" titah Kevin."Biarkan saja, ini semua bagian dari didikannya juga, yang selalu memanjakkan Raisa," jawab Galih dengan tatapan kecewa pada Abel, juga putrinya itu."Kalau bukan karena tante miskin itu, Raisa juga nggak mungkin ngelakuin hal ini. Kenapa sih, Nenek begitu kekeuh belain dia? Raisa nggak mungkin tega ngatain Nenek bodoh, kalau Nenek nggak bersikeras belain tante miskin itu."Plak ....Wajah Raisa memanas, dan nyaris tersungkur akibat pukulan keras di pipinya. Bahkan telinganya pun berdengung, ketika tangan kekar itu mendarat di pipi kanannya."Berani sekali kamu," bentak Galih. "Ya ampun, Mas!!" Abel langsung berdiri dan memeluk putrinya yang mulai m
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

Bab624

Bab624Elea mendengar semua ucapan Galih dari dalam kamar, perasaannya semakin tidak nyaman. Sekian lama hidup bersama di dalam rumah, kini Galih memutuskan untuk pergi, tentu saja hal itu sangat membuat tidak nyaman Elea dan Kevin."Kamu tersinggung dengan kami?" tanya Elea yang kini berdiri di belakang Kevin.Kevin dan Galih melihat ke arah Elea."Bukan begitu, Mah. Hanya saja, Galih tidak nyaman dengan sikap Raisa dan Abel yang sudah berlebihan.""Mas, kenapa sih kita yang harus pergi?" tanya Abel yang ternyata menyusul Galih."Kembali ke kamar! Aku sedang bicara sama orang tuaku.""Mas, seenaknya kamu memutuskan sesuatu, yang bahkan belum kita benar- benar bicarakan," jawab Abel, masih tidak mau menuruti perintah Galih untuk kembali ke kamar."Apa hakmu bicara begitu?" bentak Galih."Masuk ke kamar! Sebelum hilang kesabaranku," teriak Galih lagi dengan emosi, membuat Abel sangat terkejut.Abel tidak lagi berani menyahut, dia pun bergegas pergi menuju kamar mereka."Haruskah kami ya
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more

625

Bab625Pov JelitaUsai makan, kami semua berkumpul bersama, dan aku asik sambil menimang si kecil Dastan. Aku menatap pilu, wajah keluarga kecil ini, yang kini tersenyum manis. Adam berceloteh riang, seakan mendapat sinar kehidupan yang baru. "Besok mas tidak kerja dulu, mau perbaiki dapur yang sudah lapuk, dan membeli beberapa keperluan lainnya."Enggar terdengar berbicara pelan pada istrinya, aku pun berpura-pura tidak mendengar, dan asik mendengarkan celotehan Adam._________Pagi hari menyinari rumah kayu yang hampir ambruk ini. Bau bara api dari tungku dapur menguar, menusuk indra penciumanku.Lina dan Enggar sibuk saling bantu membuat sarapan pagi, sesekali terdengar gelak tawa kecil mereka berdua. Aku tersenyum, meskipun keluarga ini kekurangan dari segi ekonomi, tapi mereka memiliki cinta yang luar biasa. Saling menguatkan dan mendukung.Andai saja pernikahanku semanis mereka, mungkin rasanya tidak akan sesakit sekarang ini. Bukannya dendam pada mas Abizar, tapi rasa sakitny
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

626

Bab626Sebelum aku memberikan kejutan itu pada mereka, aku membuat ulah terlebih dahulu.Dua hari setelahnya, aku meringkuk diatas kasur."Ibu kenapa, apa Ibu sakit?" Lina dan Enggar yang sudah bangun pun mendekat ke arahku."Mungkin hanya tidak enak badan," sahutku."Enggar belikan obat ya, Bu." Aku menggeleng lemah.Enggar dan Lina menatap sedih, juga khawatir kepadaku."Enggar, Lina, Ibu ngompol," kataku. Lina menatap Enggar. "Mas, belikan Ibu popok dewasa, soalnya kita nggak banyak punya sarung. Kasian Ibu, kalau celananya basah lagi, nanti."Kupikir Lina akan marah, ternyata ia malah mengkhawatirkanku.Enggar pun berpamitan untuk keluar, aku tidak merespon."Bu, kita ganti dulu ya!" ucapnya lembut. Aku mengangguk. Dengan telaten, Lina mengurusku. Ia pun tetap berusaha sabar, menyuapiku makan, padahal dia harus mengurus bayi juga.Enggar datang membawakan popok dewasa. "Bu, kita pake popok ya! Biar Ibu nyaman, tidak basah tempat tidurnya.""Ibu nggak mau," jawabku ketus, senga
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

627

Bab627"Aku tahu ini berat, tapi kuharap kamu bisa bersabar dan berbesar hati untuk mau memahami sikap Ibu," lirih Enggar kepada Lina. Keduanya berbincang di tengah malam, disaat anak- anak mereka sudah lama terlelap.Dan di saat ini, Jelita berpura- pura tidur, karena dia cukup gelisah."Mas, aku menyayangi Ibu kamu, seperti Ibuku sendiri, mana mungkin aku keberatan atas sikapnya. Kita tidak tahu apa yang saat ini dia rasakan, aku sedih melihatnya, Mas. Semoga Ibu segera sembuh dari sakitnya," lirih suara Lina.Kedua berpelukan."Terimakasih istriku, kamu memang wanita terbaik yang aku miliki. Aku sangat bersukur luar biasa, karena dalam keadaan susahku, kamu selalu ikhlas menerima dan mendampingi lelaki payah ini.""Jangan berkata seperti itu, kamu itu suamiku, ayah dari anak- anakku, dan terutama pilihanku sendiri. Mana mungkin, aku tidak menerima kamu apa adanya.""Allahu akbar, masya Allah, istriku," lirih Enggar dan mengecup kening istrinya."Anak- anakku, Ibu ikut bahagia denga
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

628

Bab628"Heh miskin! Berani sekali kamu bentak Mamahku." Suara Raisa meninggi."Kenapa saya tidak berani? Apa alasan saya harus takut pada kalian, yang hanya bisa menghina sesama manusia! Kalian sekaya apa memangnya? Jadi begitu angkuhnya memanggil saya dengan sebutan miskin!!""Memang kamu miskin! Terima kenyataan dong! Jangan jadi pengemis harta orang tua," ujar Abel."Aku atau kalian yang pengemis?" tanya Jelita balik, masih dengan sikap yang tenang."Aku tidak mempermasalahkan apapun dari warisan yang orang tuaku berikan, tapi kenapa, menantu perempuannya yang mengaku kaya ini merasa tidak cukup, bahkan mau mengambil bagianku, apa nggak malu?" tanya Jelita sambil menatap remeh Abel."Heh, suamiku kerja keras banting tulang membesarkan perusahaan Papah dan Mamah! Wajar jika aku tidak rela, kamu yang tidak membantu apa- apa, malah ikut dapat bagian, nggak sudi.""Loh terserah orang tuaku dong! Harta mereka, ya harta kami anak- anaknya. Kamu sebagai orang luar yang cukup di hargai, ha
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

269

Bab269"Kenapa wajah kamu murung begitu?" tanya Kevin, ketika memasuki kamar, mendapati Elea yang termenung memandangi ke arah jendela kamarnya."Sudah puluhan tahun, dia menjauh dari kita, sudah puluhan kali juga, dia menolak terhubung dengan kita. Dan sudah berkali- kali juga, dia menutupi semua kesulitannya dari kita. Sebagai orang tua yang hidup bergelimang harta, aku merasa semua sia- sia."Mendengar penuturan Elea, Kevin sedikit bingung.Lelaki itu menarik napas berat, kemudian duduk di sisi wanitanya."Ada apa? Kamu lagi membahas tentang Jelita?" tanya Kevin lagi, memastikan pemahamannya."Iya. Anak nakal itu, aku benar- benar sakit hati, jika mengingat dia. Rasanya aku takut mati mendadak, sebelum dia benar- benar mendapatkan jaminan masa tua yang baik.""Aku tahu kamu sangat mencintai Jelita, dan untuk itu, aku sangat berterima kasih. Tapi kenapa, tiba- tiba kamu berkata sedramatis ini, tidak biasanya.""Aku mendatangkan luka bagi Jelita. Abel, wanita yang kupikir baik, karen
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

630

Bab630"Maaf, kami hanya di tugaskan untuk menjemput Ibu Jelita dan keluarganya. Selebihnya, kami tidak bisa menjelaskan apa- apa," ujar salah satu lelaki itu."Jika tidak jelas begini, kami tidak akan mau ikut," jawab Lina dengan tegas."Maaf, kami tidak menerima penolakan," ujar lelaki itu.Lina merasa kesal dan masuk ke dalam rumah mereka. Ada perasaan was- was di hatinya, ketika dua lelaki itu malah memilih duduk di depan rumah mereka.Menunggu kedatangan Enggar dan mertuanya, Lina semakin gelisah.Berselang 10 menit, Enggar dan Jelita pun datang.Melihat kedatangan Enggar dan Jelita, kedua orang yang tadinya duduk langsung berdiri dan memberi hormat pada Jelita, membuat Jelita melotot."Ibu Jelita, kami di perintahkan bapak Kevin dan Ibu Elea, untuk menjemput Anda sekeluarga.""Menjemput kemana? Kami lagi mau pindahan," jawab Jelita. Dia tidak suka dengan semua ini."Bu, siapa itu pak Kevin dan Ibu Elea?" tanya Enggar. Namun Jelita tidak mau langsung menjawab, dia merasa bingung h
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more
PREV
1
...
6162636465
...
69
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status