"Tapi, Ais, bolehkan kalau jualan kecil-kecilan dulu?" tanya Aisyah dengan tatapan penuh harap. "Maksudnya?" tanya Mala."Ais mau jualan kayak seblak, sosis panggang, juice dan es lainnya, bolehkan?""Atu boleh, Is. Abang justru bangga melihat anak muda yang kayak kamu," ucap Rahman. "Alhamdulillah, Aisyah suka berjualan, Bang. Pegang uang terus," serunya dengan binar bahagia karena telah mendapat izin untuk berjualan di sekitar halaman kakaknya. "Jadi, mau bikin kayak kios atau bagaimana?" tanya Rahman lagi. "Iya, bang. Pake terpal doank juga gak apa-apa," sahut Aisyah. Pagi-pagi sekali Rahman mulai mengukur tempat untuk membuka lapak jualan buat Aisyah. Setelah diperkirakan untuk kaso dan bahan lainnya. Pak Ahmad dan Faris datang guna membantu membuat warung untuk Aisyah. Ketiganya mulai bekerja dengan riang, candaan antara menantu, mertua dan adik ipar itu, pecah sekali, hingga suara tawa mereka begitu terdengar ke rumah Bu Usman yang memang ada disebrang rumah Mala."Itu lagi
Terakhir Diperbarui : 2022-08-04 Baca selengkapnya