DI tengah desa, desa yang lain, Rindang makin gelisah. Sudah beberapa hari dia di sana, tapi lebih sering menyendiri. Ini rumah pamannya, kakak ibunya. Lepas membantu pekerjaan Bibi, dia mencari-cari kesibukan di halaman rumah. Semalam tidurnya tak lelap, kepalanya sedikit pening. Di halaman, dia memilih sudut yang dilindungi tajuk pohon berkayu. Di sudut itu dia melamun sambil membersihkan rumput liar dan merapikan perdu. “Rindang, apa yang kau lakukan di sana, Nak?” Suara bibinya mengganggu lamunannya. “Tidak ada, Bi.” Dia segera berdiri. “Bisa kau mengantar makan siang pamanmu?” “Tentu.” Meski tubuhnya sedikit limbung, langkahnya ringan dengan senyum berjalan ke dalam rumah. Bibinya tersenyum. Sangat senang dengan kehadiran Rindang di rumahnya. “Makanlah dulu sebelum pergi. Bibi lihat kau agak pucat, Nak.” “Baik, Bi.” Tak lama dia sudah berjalan sambil tangannya memeluk wadah makan siang pamannya. Siang yang terik terabaikan untuk mengalihk
Last Updated : 2022-08-19 Read more