Home / Romansa / Kala Cinta Menyapa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kala Cinta Menyapa: Chapter 31 - Chapter 40

104 Chapters

31, Panik

SUARA gemerisik yang lebih keras mengalihkan perhatian Ells dari trenggiling. Dia langsung menoleh ke sumber suara. Penculiknya! Matanya mendelik sempurna membalas delikan yang sama dari penculiknya. Saat melihat sosok penculiknya, Ells ingin berteriak dan meloncat kegirangan. Dia selamat. Tapi ekspresi ngeri di wajah penculiknya mengurungkan niat selebrasinya. Delikan mata penculiknya berbeda arti dari delikan matanya. Penculiknya meletakkan telunjuk di depan bibir. “Diam…. Jangan … bergerak…” desisnya sambil tangannya bergerak perlahan, sangat perlahan, mengambil anak panah dan menyiapkan busur panah. Ada apa ini? Dalam paniknya, Ell berusaha berpikir cepat. Trenggiling tak akan tertembus panah itu. Dan trenggiling tidak perlu dibunuh. Dia binatang menyeramkan. Bukan menakutkan atau membahayakan. Ells berusaha tetap diam sepanjang dia melihat penculiknya menyiapkan panah. “Diam…” Airlangga sudah bersiaga menarik tali busur. Wajahnya tegang.
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more

32, Di Sebuah Gua

TERTATIH, mereka melangkah satu-satu. Seringkali, tubuh Ells tidak mampu berdiri menahan beratnya tubuh menggigil penculiknya. Kembali, mereka tersaruk jatuh. “Pergilah … tinggalkan … saja … aku ...” Tubuhnya basah keringat, licin. Ells sulit menariknya berdiri. “TIDAK!” Ells menarik paksa tubuh penculinya. Dia memegang pergelangan tangan penculiknya dengan dua tangan lalu menarik sekuat tenaga. Ini seperti menarik sapi yang mogok berjalan. “Sebentar … lagi … gelap …” Airlangga memang berusaha berdiri. Tapi tubuhnya sungguh tidak bertenaga. Ells lembali terjatuh. Tapi Airlangga tidak sanggup menahan tubuh tawanannya agar tak berdebam di tanah. “TIDAK!” Masih tersungkur. “Kau harus bertahan.” Terengah, Ells kembali berdiri, Airlangga pun berjuang bertahan melawan bisa ular itu. Memaksa tubuhnya untuk tetap kuat, berdiri bergetar, berjalan berpayah, bergerak tertatih, melangkah satu-satu. “Bertahanlah, Heyy…” Mendengus terengah, Ells menyemangat
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

33, Hari Baru

MATAHARI sudah sangat tinggi ketika Airlangga mengerjapkan mata. Cahaya matahari membangunkannya dengan silau dan kehangatan. Dia berusaha menggerakkan tubuh. Tapi tubuhnya seakan tak ada. Ugh…. Sakit…. Kaku…. Perlahan, matanya mulai membuka. Apa yang terjadi? Di mana aku? Airlangga sedang berusaha mengumpulkan ingatannya yang tercerai-berai. Kepalanya berdenyut ketika berusaha mengingat. Perlahan, ingatannya kembali. Hanya sampai dia terjatuh di mulut gua dan merangkak masuk gua dibantu tawanannya. Tawanannya? Mana dia? Airlangga berusaha bergerak ketika menyadari tubuhnya terkubur pasir. Ada apa ini? Berusaha bangun, dia menyadari, tangannya yang tidak terkubur berada di genggaman tawanannya. Tawanannya tidur meringkuk setengah bersandar di stalagmit. Airlangga menatap tawanannya dengan penuh haru. Gadis ini berjuang membantunya untuk bertahan. Dan di sinilah dia sekarang, berhasil bertahan. Walau denga
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more

34, Lemah

Semoga tidak menuju gadis itu. Ditemani tatapan mata dua orang, ular itu melata menjauhi mereka sampai akhirnya merayap meninggalkan mulut gua. Harapan yang menjadi kenyataan. Ells merasa lega. Kelegaan yang dia keluarkan dengan isakan yang segera berubah menjadi tangisan. Masih meringkuk di sudut gua, Ells menangis terisak memeluk lutut. Airlangga berusaha bergerak. Tubuhnya lemah dan kaku. Lemah tanpa daya, kaku sulit bergerak. Hilang semua kekuatan dan kelenturannya. “Sshh … tenanglah … ular itu sudah pergi.…” Jarak mereka tidak terlalu jauh. Merasa tidak perlu berdiri—dia masih menghemat tenaga—Airlangga merangkak di atas lutut, terus mendekati tawanannya dan berbicara lembut dan lemah menenangkan. Dan ketika dia sampai di samping tawanannya, Airlangga menarik tubuh ringkih itu masuk ke dalam pelukannya. Dan tawanannya membantu dengan menjatuhkan dirinya. “Sshh … tenanglah.” Airlangga mengelus rambut dan punggung tawanannya. Dia tidak mampu leb
last updateLast Updated : 2022-08-09
Read more

35, Berkenalan

AKHIRNYA mereka berhasil kembali berada di goa. Kembali, Airlangga menjatuhkan saja dirinya merosot kehabisan daya. Dia masih terengah, kepalanya masih terasa berputar, bahkan perutnya menjadi mual. Sepanjang jalan, gadis itu, sambil sebelah tangan menjinjing tangkai buah, sebelah tangannya yang lain memeluk pinggangnya, membantu penculiknya. Ells membiarkan Airlangga mengatur napas sementara dia bergerak cepat menyiapkan buah-buah itu. Dia hanya mengumpulkan buah itu di atas daun talas yang dia petik di mulut goa. Ells tak pernah lagi ribut urusan kebersihan. Setelah buah-buah itu siap, Ells duduk di depan penculiknya, tekun memperhatikan ekspresi mengeryit dan mendesis pemuda itu. Tubuhnya masih berantakan. Terengah, Airlangga merasa kepalanya dipenuhi kabut. Dia tidak bisa berpikir jernih. Dengan tenaga selemah ini, apa yang bisa dia lakukan? Setelah berhasil menyelamatkan diri dari ular, ternyata masih banyak aral lain yang melintang mengganggu jalannya. “Mak
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

36, Membuat Api

ELLS terbangun dengan sendirinya. Geliatnya terlihat bertenaga. Tidur yang cukup yang membuatnya terbangun ketika tubuhnya merasa cukup. Masih dengan mata setengah terpejam, dia berusaha duduk dan kembali menggeliat. Dia masih belum sadar di mana dia berada. Duduk diam di tempatnya, Airlangga memperhatikan gerakan-gerakan Ells. Dan Airlangga yang diam menjadi pemandangan pertama yang Ells lihat ketika matanya utuh terbuka. Tubuhnya sedikit tersentak, tapi dia segera sadar diri. Ini bukan di rumah pohon yang kecil itu. Goa ini lebih besar sehingga mereka bisa lebih berjarak. “Hai,” sapa Ells sambil tersenyum dan menggerak-gerakkan leher yang terasa kaku. “Aku tidur nyenyak sekali. Tak mendengar dan merasai apa pun.” Nadanya terdengar menyesal. “Apa kau juga tidur?” Airlangga menggeleng. “Tidak. Jangan khawatir, aku tetap berjaga selama kau tidur.” Berdecak, Ells merapikan kainnya. “Bukan itu maksudku.” Gerakannya merapikan kain membuat desir lain hadir di hat
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

37, Takut

Hening. Mereka lebih banyak diam. Ubi jalar dan talas sudah habis menjadi makan malam mereka. Angin yang berembus bersiap mengantarkan hujan. Airlangga berjalan tertatih ke luar goa, berusaha mengumpulkan kayu bakar lebih banyak. Ells mengikut saja. Dia ikut mencari dan memilih ranting yang cukup kering. Mereka tidak bisa terlalu jauh. Terlalu gelap dan Airlangga pun tak kuat berjalan jauh. Setelah tidak ada lagi yang bisa mereka kumpulkan, mereka kembali ke goa. Dan kembali diam tanpa kata. Hanya duduk memperhatikan api yang menari yang menjadi pemisah mereka. Tak ada lagi yang bisa mereka kerjakan. Tak lagi membakar makanan, api itu benar-benar hanya membakar kayu saja. Kecanggungan menjadi dinding pemisah di antara mereka. Ini lebih aneh daripada ketika mereka belum saling mengenal. Ketika hanya kebencian dan amarah yang memenuhi rongga dada mereka. Keduanya merasa canggung berdua seperti ini. Saat ini, saat kebencian itu mencair, kedekatan dari rasa ingi
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

38, Mendekat

SINAR terang matahari yang menembus jauh masuk ke dalam gua membangunkan Airlangga. Dia terbangun dengan sesosok makhluk hangat yang memeluknya erat. Tangannya pun merangkul sosok itu. Terasa hangat, damai, dan menyenangkan. Dunia menjadi tempat yang sangat tenang. Tubuhnya sedikit tersentak dengan debar jantung yang mendadak menguat ketika teringat bersama siapa mereka berbagi ruang kecil ini. Tak perlu matanya menyusuri goa kecil ini, sekali pandang, langsung terlihat bahwa sisa mereka berdua menjadi penghuni goa. Harimau itu telah pergi. Entah kapan, yang pasti dia sudah tidak ada dan mereka masih hidup. Dia mengembuskan napas lega. Semua baik-baik saja. Dia tidak menyangka bisa berakhir sebaik ini. Meski dia merutuki diriinya sendiri yang tertidur di saat seharusnya berjaga siaga satu. Namun sedikit pemakluman dia berikan untuk dirinya sendiri. Dia masih belum pulih, butuh banyak istirahat, dan terutama, tubuh nyaman yang memeluknya membuatnya terlena. Meski
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

39, Sepasang Kekasih

PERJALANAN pulang yang sungguh berbeda. Tak ada lagi teriakan marah dan suara datar membentak bersahutan dengan gerutu dan isak. Tidak ada lagi kaki tersaruk mengikuti langkah cepat sambil bibir memaki dan hati mendongkol. Tidak ada lagi tatapan mencemooh. Tidak ada tepisan kasar. Semua berubah. Mereka berjalan bersama, berpelukan saling menjaga dan menguatkan. Airlangga berjalan perlahan lebih untuk mengimbangi langkah Daniella, bukan karena lemahnya. Ells berkali-kali menanyakan kesehatan Airlangga. Jemari mereka tak pernah lepas, bertemu menjadi sanggurdi. Sekarang hanya ada bibir-bibir yang selalu tersenyum, mata-mata yang selalu ingin saling memandang, suara-suara lembut menenangkan atau suara bernada khawatir. “Kau tahu, Angga, aku sangat lega melihatmu kemarin.” “Yang mana?” “Ketika aku tersesat. Aku begitu asyik bermain dengan kelinci sampai tak sadar aku sudah terlalu jauh dari mata air. Lalu aku tidak bisa pulang. Aku berteriak memanggilm
last updateLast Updated : 2022-08-15
Read more

40, Malam yang Riuh

DI sebuah rumah megah, Robert berjalan mondar-mandir di kamarnya. Sudah sepekan dan tidak ada temuan berarti bahkan nyaris tidak ada hal baru yang mereka temukan. Bagaimana caranya mereka menyelinap seperti itu? Mereka seperti hilang ditelan bumi. Di mana mereka sekarang? Apa mereka sudah keluar hutan lalu pergi jauh? Jika seperti itu, untuk apa mereka masih mengobrak-abrik hutan. Robert terus bergerak sambil bermonolog. Dia kehabisan akal mencari cara mencari Ells. Ayahnya dan ayah Ells sudah mengirimkan pesan kawat ke seluruh negeri. Laporan sudah masuk ke pusat. Petugas terus bekerja. Mereka pun terus mencari. Apalagi yang bisa dia lakukan? Sepekan berlalu, tak ada tuntutan apa pun yang datang. Sepekan berlalu, dia meragu Ells bisa ditemukan dalam keadaan hidup. Cemas? Kesal? Mengentak kasar dan menendang angin, Robert berjalan ke luar kamar membanting pintu keras membuat beberapa pelayan terkejut. Tak tahu apa yang bisa dia lakukan, dia mengamb
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status