Home / Romansa / Kala Cinta Menyapa / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kala Cinta Menyapa: Chapter 61 - Chapter 70

104 Chapters

61, Perpisahan

“LAGI, Ells?” tanya Airlangga ketika Ells sudah kembali dari tamasyanya. “Cukup untuk sekarang,” ujarnya sambil bergelung. Mengandung membuat gairahnya semakin menggila. “Baiklah...” Airlangga bergerak keluar sambil mengecup lembut bibir Ells. “Heyy… bagaimana denganmu, Angga?” Spontan Ells bergerak duduk. “Semua untukmu. Aku baik-baik saja. Aku tak mau kamu terlalu lelah.” Dia mengecup dahi Ells. “Satu kali lagi,” Ells melingkarkan lengannya di leher Airlangga, “kita melayang bersama.” Tersenyum lembut, Airlangga membalas, “Tawaran yang sulit untuk ditolak.” Dia mendorong lembut bahu Ells, dan langsung kembali mendatanginya. Hari baru datang sebagai pagi. Keduanya menikmati hari bersama alam. Berdua mendaki, melayang, tenggelam. Sungguh sebuah kebersamaan yang indah. *** Perjalanan itu sudah tuntas. Menyisakan rasa yang makin terikat kuat. Meninggalkan jejak-jejak hasrat di ruang kecil itu. Ada banyak cerita tertinggal di sana bersa
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

62, Janji di Ujung Pelangi

KEDUANYA masih terdiam. Mencari jalan terbaik du antara kebuntuan pikiran dan kecemasan hati. Semua memang bermula dari kesalahan, lalu bagaimana mereka memperbaiki kesalahan ini tanpa membuat kesalahan lain? Mereka berusaha mengembalikan hubungan ini dalam jalur yang benar. Namun awal yang buruk membuat jalan tersumbat terhalang puing-puing kesalahan. Namun kenapa awal yang buruk bisa menjadi sedemikian indah? Jarak mereka memang tidak berjeda, erat melekat seperti laut dan pantai. Tapi hubungan ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan pendekatan hati saja. Ada satu hal mendasar yang menjadi penghalang. Status mereka sebagai inlanders dan anak pejabat Belanda. “Tidak mungkin kita langsung datang berdua menghadap Papa.” Akhirnya Ells bersuara, menyingkap kabut kegalauan. “Tentu saja. Papamu tidak akan menerima penjelasan apa pun darimu, apalagi dariku. Jika kita langsung bertemu ayahmu artinya aku menyerahkan leher untuk disembelih di depan matamu.” Ells men
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

63, Kembali Meragu

LANGIT segelap malam. Bintang utara berkedip lemah untuk tetap setia menunjukkan arah bagi makhluk tersesat. Bulan menjelang purnama terhalang tebalnya awan. Rinai hujan membentuk tirai alam yang indah. Angin membawa dingin. Keindahan yang terhalang kesuraman malam. Airlangga berusaha keras menekan perasaannya, hanya untuk sekadar menyisakan sedikit ruang di hatinya untuk tersenyum pada wanitanya. “Bercintalah denganku, Angga,” pinta Ells di dada Airlangga. Aku selalu bercinta denganmu, Daniella. Sekasar apa pun itu, aku selalu bercinta. Itu hanya aku kadang tak tahu cara lain memberitahukanmu besarnya kasihku. Aku selalu bercinta denganmu. Hanya denganmu. “Ells … aku mencintaimu…” Dengan cinta yang cukup untuk menenggelamkanku. Kembali, sesak itu memenuhi rongga dadanya. Apa pun yang dia lakukan, sesak itu tak berkurang, apalagi hilang. Tak menyisakan ruang sedikit pun untuk rasa lain, kecuali cinta. Cintanya pada Ells. Malam ini, m
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

64, Mengeraskan Hati

“SELAMAT pagi, Ells,” sapanya ketika akhirnya Ells menggeliat. Dia memang menunggu Ells bangun, tapi itu berarti waktunya semakin dekat. Matahari tak bisa di tahan. Kelelawar sudah bersembunyi, berganti kicau burung menyambut hari. Hari memang masih sangat pagi, sisa malam masih sangat terasa. Dingin yang mengundang orang untuk kembali bergelung dan bergumul dengan kekasih. “Selamat pagi, Angga.” Mengarahkan wajahnya untuk kecupan selamat pagi dari Airlangga, yang disambut dengan sukacita. Dia mengecupi wajah gadisnya dengan intensitas yang berbeda dan berakhir di kecupan selembut bulu di puncak kepala. Kenapa semua hal kurasakan sebagai yang terakhir? Usai mengecup, Airlangga menatap lembut mata perempuannya. Begitu lembut sampai terasa rapuh. Apa yang tersirat melalui kecupan dan tatapan tertangkap cepat oleh Ells. “Angga,” merengkuh leher, memeluk Airlangga, “aku akan kembali.” Airlangga berusaha keras memasukkan kalimat itu ke alam bawah sadarn
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

65, Meneguhkan Tekad

“KAU mau kita turun sekarang?” Suaranya semakin pelan. “Lepas sedikit tengah hari kita sudah ada di tepi hutan. Rumahmu tak jauh dari sana.” Mengucapkan itu seperti mengucapkan kata perpisahan. “Apa sedekat itu?” “Ya.” “Aku senang, Angga. Kita tidak terpisah jauh. Nanti malam, kau tunggulah aku. Aku akan melihatmu melalui jendela kamarku.” “Tentu. Aku akan selalu melihat ke arah rumahmu.” “Kalau kita berjalan lurus apa akan lebih cepat?” “Tidak. Medannya lebih sulit, apalagi untuk wanita hamil. Kita akan sedikit memutar.” “Baiklah. Tak apa. Yang penting aku bisa melihat dari jendela kamar.” “Tentu.” “Apa rumah ini tegak lurus dari jendela kamarku?” Angga sedikit mengingat. “Tidak. Rumah ini sedikit ke arah tenggara. Menolehlah sedikit ke kanan.” “Baiklah.” Ells tersenyum. Airlangga pun. Tapi senyum itu malah membuat Ells runtuh dan menjatuhkan tubuhnya ke pelukan lelakinya. “Aku tidak mau pulang, Angga. Aku di sin
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

66, Pulang

DI tepi hutan, Airlangga terus menatap Ells yang semakin menjauh. Sampai Ells menghilang dari pandangannya, dia terus berdiri. Menunggu sampai waktu yang rasanya cukup untuk Ells sampai ke rumahnya. Di tepi hutan itu, dia benar-benar merasakan rasanya patah hati. Ya, patah hati. Bukan sakit hati. Ells tidak menyakitinya, tapi cinta ini membuatnya patah. Ah, Ells memang tidak menyakitinya, tapi cinta ini yang membuatnya sakit. Ells membuatnya patah hati ketika cinta itu tak tergapai tangannya. Kenapa bisa semua terbalik seperti ini? Tapi, ah, dunia memang sering terbalik-balik. Semua bisa tiba-tiba berbalik arah dari membelakangimu menjadi menyerangmu. Ells yang dulu sangat dia benci, representasi mutlak dari kebenciannya pada penguasa yang membunuh orangtua dan kakeknya, sekarang malah menjai orang yang paling dia sayang. Dia yang dulu sesumbar akan membalas dendam malah terjebak cinta. Dia yang dulu jumawa dengan kekuatan tubuhnya sekarang begitu tak berdaya. Se
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

67, Kehilangan

ELLS membiarkan Robert terperangah ketika mereka berpapasan di pintu ruang kerja papanya, tak mengacuhkan Bi Imah yang terkejut atas kedatangan dan penampakannya, Ells melenggang memasuki kamarnya. “Ells…?” suara Robert seperti melihat bidadari. “Non…?” suara Bi Imah seperti melihat hantu. “Siapkan mandiku, Bi.” Dia bersuara datar dan berjalan lurus tanpa menoleh. “Baik, Non.” Bi Imah berjalan mundur untuk memenuhi perintah majikannya tapi tetap bisa melihat wujud Ells lebih lama. Mungkin jika Robert tidak seterperangah dia, dia akan pingsan. Entah pingsan terkejut atau takut melihat hantu di siang hari. Di kamar, Ells berjalan perlahan ke arah meja rias. Tangannya meraba bekas tancapan pisau di meja rias. Di sini mereka pertama kali bertemu. Bukan sebuah pertemuan yang mengesankan. Seperti baru kemarin dia terkejut sampai nyaris mati lalu ketakutan. Takut hantu lalu takut mati. Dia tersenyum mengingatnya. Dia melihat pantulan bayangannya di cermin, mem
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

68, Sendiri Menunggu

AKHIRNYA Airlangga tetap kembali ke rumah pohon. Bertahan di tepi hutan sangat berbahaya. Dia pun sakit setiap melihat ke arah rumah Ells. Sepanjang jalan dia bergegas nyaris berlari. Sendiri membuatnya lincah bergerak. Meski hatinya begitu rusuh, dia tetap berhati-hati menjejak membuat jejak. Sampai akhirnya dia sampai di rumah pohon. Di bawah rumah itu dia mengatur napas sambil menatap ke atas. Terengah, bukan karena lelah. Hatinya berantakan mengingat malam ini dia hanya sendiri di sini. Dia meraih sulur tanpa tenaga, memanjat tanpa gairah. Begitu dia membuka pintu, dia langsung menjatuhkan diri ke atas tempat tidur bergelap-gelap tanpa menyalakan pelita. Dia tidak butuh penerangan ketika tidak ada wajah cantik yang harus dia lihat. Di rumah pohon yang selalu diingat Ells, Airlangga meringkuk memeluk bantal yang beraroma Ells. Dia kembali menyesali keputusannya pulang ke sini. Seharusnya dia pulang ke rumah kakeknya saja. Desanya tentu lebih dekat dari tepi hu
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

69, Bersedia

DI ruang kerja, van Loen berjalan mondar-mandir gelisah dan marah. Tidak terima anak semata wayangnya berlaku seperti itu. Ells sudah gila! Sudah berhasil kabur dari penculik malah ingin kembali ke si penculik. Dan siapa nama si penculik pun aku tidak tahu! Aku harus memaksa Ells membuka mulut. Van Loen terus merutuki kebodohan Ells meski cuma dalam hati sambil terus berjalan mondar mandir. “Argh!” Van Loen tiba-tiba menampar dinding diam sampai tangannya terasa perih. Tapi dia masih belum puas. Dia ingin mengamuk tapi mendadak dia merasa tubuhnya melemah seiring jantungnya yang berdetak tak normal. “Masuk…” ujarnya kasar ketika mendengar suara ketukan di pintu. Robert masuk perlahan. Melihat Robert, van Loen membanting tubuh duduk di kursinya. Menutup wajah dengan kedua belah tangannya dan mendengus kasar. Dia berusaha menenangkan diri, menormalkan detak jantung termasuk mengumpulkan tenaga yang masih hilang. “Om…. Apa om baik-baik saja
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

70, Aku Harus Pergi

DI kamar, Ells masih marah, panik, kesal, dan semua emosi negatif menyerangnya, membuat tubuhnya melemah. Tak tahu apa yang harus dia lakukan kecuali bergerak acak di sepanjang kamar sambil menangis. Angga, kau pasti sudah di sana menungguku kan? Maafkan aku, aku tak mungkin melarikan diri. Papa pasti menyuruh orang untuk mengikutiku. Itu sangat berbahaya untukmu dan keluargamu, Sayang. Ells terus berjalan mondar-mandir di kamar. Berkali-kali melongok ke jendela, ke arah hutan dan halaman rumah. Melongok ke luar kamar, melihat situasi. Paling tidak ada tiga orang yang berjaga. Itu yang terlihat. Yang tidak? Aku yakin masih ada lagi. Makin sulit untukku keluar rumah. Anggaaaaa…. Ells semakin panik. Hari pun makin bergerak. Pagi sudah berganti siang. Dan tidak ada celah untuknya menjumpai Airlangga. Bahkan dia tidak punya ide bagaimana mengabari Airlangga tentang kondisinya sekarang. Bagaimana caranya kita bertemu? Jemput aku, Angga. Culik aku, Say
last updateLast Updated : 2022-09-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status