“ANGGA! PUNGGUNGMU…” Ells berteriak kaget melihat kehancuran di punggung Airlangga. Bergegas, melupakan sakitnya, dia terbang menerjang Airlangga, jatuh tersaruk memeluk tubuh tak berbentuk. “Angga … apa yang sudah mereka lakukan?” Ells menangis. Ekspresinya ketakutan, kesakitan. Bergetar, tangannya bergerak membelai luka menganga. Tulang rusuk belakang Airlangga terlihat. Koyakan dagingnya bergelayut lemah. Terisak, dia membelai koyakan itu, sekadar menutupi sedikit luka itu. “Aku baik-baik saja, Sayang.” Tangan yang masih terikat, menjadi tumpuan tubuhnya. Pandangan mereka bertemu, pandangan kesakitan Ells dan kelembutan Airlangga. Namun justru mata hitam lembut itu yang lebih menyakiti Ells. “Tenanglah, Ells. Semua akan baik-baik saja. Jaga dirimu.” Bisik di bibir tersenyum itu makin tertatih. Tersengal, nyawanya makin di ujung. Walau mata itu tak lagi utuh melihat, tertutup tirai darah yang mengering, cahayanya pun seredup senja, tapi kelembutannya tetap
Last Updated : 2022-10-03 Read more