Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 421 - Chapter 430

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 421 - Chapter 430

526 Chapters

bab 421

"Seenaknya aja kamu ganti nama orang, Bi!" kekeh Rara. "Ya enak aja kalau nama dia diganti Ali. Lagian kan deket banget. Lee, sama Ali." Robi ikut terkekeh, entah kapan tepatnya dia punya pemikiran seperti itu. "Jangan main ganti gitu, ah! Nggak bagus! Mending kalau orangnya nerima, kalau enggak, gimana coba?" ingat Rara. "Bukan orangnya yang nggak suka kali, tapi gebetannya yang nggak terima," ejek Robi. "Apaan sih, kamu?! Aku serius, Bi! Aku beneran pengen kuliah," lanjut Rara mengatakan keinginannya. "Ya aku juga serius bilang gitu. Si Lee kan emang niat banget pengen nikahin kamu, Ra." Robi mengatakan keberpihakannya pada Lee. "Tahu, ah!""Dia serius loh, Ra!" Rara bergeming. "Setidaknya dia bilang gitu sama aku," yakin Robi. "Dia tidak sekeyakinan dengan kita, Bi." Rara masih belum ingin membuka tentang Lee yang tidak mempercayai Tuhan manapun pada adiknya. "Dia kan bisa pindah." "Aku nggak tahu." Andai kamu tahu, Ra. Lee sedang berusaha memantaskan diri agar bisa ber
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more

bab 422

Sesampainya di asrama, Lee bertemu dengan Kim yang sedang menonton TV. "Kemana aja kamu?" tanya Kim saat Lee menyimpan tasnya di meja makan untuk minum."Ketiduran di ruang kerja," jawab Lee setelah meneguk air dari botol air mineral yang tersedia. "Tidur? Sejak kapan?" Kim bertanya heran. "Setelah rapat," jawab Lee ringan. "Ah, tanganku," lirih Lee mengusap tangannya. "Kamu itu tidur atau mati? Selama itu tidur baru bangun?" decih Kim, dia heran Lee akhir-akhir ini jadi suka sekali tidur. "Pengaruh obat." "Alasan saja!" Kim mencibir, "Kamu jadi suka sekali tidur sekarang." Kim menatap temannya yang kini duduk di sofa. "Aku juga tidak tahu." Lee menjawab seadanya. "Bagaimana tanganmu?" tanya Kim melihat tangan Lee yang tersampir di lengan sofa. "Terasa sakit sekarang, tadi pas tidur juga kebangun karena kerasa sakit lagi." "Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tanya Dae Jung, dia bilang juga tidak tahu." Kim menatap Lee, menunggu jawaban pasti akan kejadian yang sebenarnya telah
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

bab 423

Pagi datang, hari baru dimulai. Kesibukan kembali menggeliat, bersama suara kokok ayam yang membangunkan, setiap orang mencoba peruntungan di hari baru. Membangun mimpi, merajut harap, berdoa agar semua keinginan dan cita-cita, akan terwujud indah seperti rencana mereka. Rara dan Robi berpisah sementara, dua tempat tujuan mencari rezeki yang berbeda, memisahkan si kembar itu menjemput takdirnya sendiri-sendiri. Dengan semua dukungan yang Robi katakan agar menganggap biasa saja tatapan para pekerja di perusahaan, Rara menaiki bus jemputan dengan tatapan orang-orang yang ada di dalamnya. Meski tak sedikit yang tadinya bersikap tak acuh padanya, kini menunjukkan kepedulian dengan menyapa, atau sekedar mengangguk dan menebar senyuman saja. Rara menghempaskan bokongnya di kursi kosong, tempat yang sepertinya akan tetap menjadi tempat duduknya sampai seterusnya. Membuang pandangan ke luar jendela, Rara menyaksikan kesibukan setiap orang dari dalam bus sepanjang perjalanan. Pesan Lee suda
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

bab 424

Rara membalas tatapan tak bersahabat mantan leader-nya itu, lalu berjalan perlahan mendekat pada Nurul, mereka yang melihat itu seakan menahan napas, entah apa yang akan dikatakan Nurul pada Rara. "Kenapa, Teh?" tanya Rara seakan tidak tahu apa-apa. "Benar kamu pacaran sama oppa?" tanya Nurul dengan tatapan tajam, seakan ingin menguliti gadis cantik berkerudung di depannya. "Teteh kata siapa?" Rara seakan ingin menyulut kemarahan Nurul sampai mana. "Jangan pura-pura kamu! Semua orang membicarakan itu!" bentak Nurul. "Justru aku bingung harus menjawab apa, Teh." "Sok polos kamu! Bukannya kamu tahu kalau oppa itu pacar aku?" "Maaf, aku sendiri malah tidak mengerti, sebenarnya Teteh itu maunya apa?" "Jauhi oppa, dia milik aku!" tekan Nurul. "Oh, silakan. Lebih baik katakan itu sama oppa, jangan sama aku!" balas Rara. "Kamu melawan aku?" Nurul mendekat, tangannya siap menarik tangan Rara, namun terhenti saat pintu ruangan itu kembali terbuka. "Ass-- eh, ada apa ini?" Desi urung
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

bab 425

"Seung Hoo, tenang!" Jang mendekat dan menepuk pundak temannya. "Bicarakan di ruangan kamu, masuklah!" saran Jang sambil membuka pintu ruangan pribadi Lee, bertepatan dengan suara bel yang berbunyi. "Yang masuk kerja malam, kalian boleh pulang. Yang kerja pagi, silakan mulai bekerja. Kecuali yang harus menyelesaikan masalah ini, segera masuk ke ruangan mister Lee!" perintah Jang yang langsung dituruti semua orang. Desi menghembuskan napas panjang, dia melangkah menuju ke meja kerjanya, sedang Nurul yang masih mematung, bingung dan takut hingga tidak tahu harus berbuat apa. "Teh, gimana?" kata Santi berbisik. "Kamu yang manggil oppa?" bisik Desi. "Iya. Abis kasihan si Rara," jawab Santi pelan. "Iya juga, sih. Tapi jadi panjang ceritanya." "Biar jelas, Teh." "Iya sudah. Kita lihat aja nanti akhirnya." "Sayang ... masuklah, kita bicarakan di dalam." Suara Lee mengalihkan perhatian Desi dan Santi. Mereka semakin yakin, kalau Lee dan Nurul tidak pernah ada hubungan apa-apa sebelu
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

bab 426

"Tapi--" "Sudahlah, Oppa. Jangan terus dipaksa," Rara menyela. Lee menghembuskan napas kasar, dia belum puas sebenarnya, tapi penolakan Rara agar dia berhenti menanyai Nurul membuatnya hanya bisa pasrah. "Baiklah. Hanya bila ada kata-kata saya yang kamu anggap itu adalah ungkapan cinta, saya tegaskan sekali lagi. Saya tidak pernah mencintai siapapun sebelum Rara di sini. Tidak ada. Tidak juga kamu. Karena memang saya tidak pernah mengatakan itu!"Nurul mengangguk sambil mengusap pipinya yang kembali diluncuri air mata, hancur sudah hatinya. Terlebih harga dirinya yang sudah tercecer di luar sana, dengan sikap arogan dan sok berkuasa yang dia tunjukan tadi. Entah dengan cara apa, Nurul harus mengembalikan sikap hormat dan menghargai dari teman-teman juga anak buahnya nanti. Namanya sudah hancur oleh sikapnya sendiri. "Iya. Saya paham." "Satu lagi. Bekerjalah dengan benar. Karena kontrak kerjamu dilihat dari cara profesional yang kamu tunjukan, bukan dari sikap kekanakan seperti ya
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

bab 427

"Sayang," panggil Lee setelah memasukkan ponselnya ke saku celana. "Kita pulang. Ada kabar dari Robi barusan, tadi kamu dia telpon tidak diangkat. Coba cek," ujar Lee menatap Rara yang terlihat bingung. "Pulang?" tanya Rara masih belum paham. "Iya, lihatlah, mungkin Robi mengirimkan pesan begitu teleponnya tidak kamu angkat." Rara merasakan hatinya tiba-tiba tidak nyaman, apalagi Lee terlihat sangat hati-hati dalam berbicara, Rara tahu ada hal yang tidak menyenangkan sudah terjadi di sini. Dengan cepat Rara mengambil tas kecil yang berisi buku dan ponselnya. Dia melihat ada beberapa panggilan dari Robi, namun tidak ada pesan sama sekali. "Tidak ada pesan." Rara melihat Lee. "Ada apa, Oppa? Semua di kampung baik-baik saja bukan?" lanjut Rara berdiri, dia meminta Lee segera berkata yang sebenarnya. Sedang Desi yang ada di sana, hanya mengawasi apa yang sedang Lee dan Rara bicarakan. "Kamu yang sabar." Rara semakin gelisah. "Oppa ... ada apa?" "Juragan Tirta meninggal. Tadi Robi
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

bab 428

Lastri sedikit menjauh saat ponselnya berdering dengan nama Rara terlihat di layar, dengan segera dia menerima panggilan itu begitu sampai di ruang tengah yang kini dipenuhi pelayat."Halo, Ra? Kamu sudah dapat informasi dari Robi?" tanya Lastri yang saat menghubungi Rara tidak diangkat, lalu menghubungi Robi dan syukurnya bisa terhubung."Bu ... juragan ayah gimana? Rara masih di jalan," tanya Rara dengan isak tangis yang semakin pecah, Lee yang duduk di sampingnya menatap sendu."Masih menunggu kedatangan keluarga juragan Denni, Ra. Kamu sama siapa?" tanya Lastri mengusap pipinya yang kembali basah. "Sama oppa, sama supir juga," jelas Rara. "Mudah-mudahan Rara bisa sampai cepat, Bu. Rara ingin melihat juragan ayah untuk yang terakhir kalinya. Apa sudah dimandikan?" Rara tersedu sambil bertukar kabar, dia akan sangat menyesal kalau sampai tidak bisa melihat jasad Tirta untuk terakhir kalinya, sebelum dikebumikan. "Belum, Ra. Mungkin sebentar lagi." "Bagaimana bisa, Bu? Bagaimana c
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

bab 429

Dari arah lain, mobil yang dikemudikan Raja mulai memasuki desa Tirta. Sulung dari Trah Subrata itu terus meremas lembut tangan Mukta, meminta dukungan mental atas berita kehilangannya pagi itu. Sedang di kursi depan Cahaya dan Raja juga lebih banyak diam, si kecil Dhaka pun seakan mengerti dengan pasti, saat ini keluarganya tengah dalam kondisi bersedih. Danu tidak ikut karena sudah pergi sekolah. Mobil Raja terus memasuki jalan ke rumah Tirta, melihat siapa yang berada di dalam mobil tersebut, petugas yang mengatur membiarkan mobil tersebut terus mendekat ke rumah duka, tidak seperti Lee yang tadi diminta turun di tempat yang sudah ditentukan. "Kita sudah sampai, Pak," kata Raja begitu juga mobil berhenti di pinggir jalan. Sedang Denni menatap nanar rumah adiknya. Dua hari yang lalu dia pulang, adiknya itu masih tersenyum sambil melambaikan tangan melepas kepergiannya, berkata kalau mereka akan secepatnya bertemu kembali. Memang benar mereka bertemu lagi dengan cepat, tapi dalam
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

bab 430

Hidup terus berjalan, yang pergi membawa kenangan, yang hidup melanjutkan kehidupan. Tangis, tawa akan terus mewarnai sampai habis masa waktu kita hidup di dunia. Meski kadang terasa sangat berat, tapi yakin ada hikmah yang tersimpan di dalamnya. Membuat kita semakin kuat, semakin dewasa, juga memahami bahwa semua yang ada di dunia hanya sementara. Persinggahan untuk mencapai tujuan pasti setelahnya. Kehidupan setelah mati. Rara dan Robi berpamitan saat jarum jam masih menunjuk di angka lima pagi, mereka harus berlomba dengan waktu, agar tidak sampai terlambat sampai di tempat kerja. Meski masih ingin bersama dengan keluarga dan kerabat, juga menghibur Sukma yang masih sangat berduka, kehidupan mereka jelas bukan tertulis di sana, melainkan di kota kabupaten yang sudah menjadi pilihan mencari sen demi sen rupiah untuk masa depan lebih indah. Menyalami satu persatu anggota keluarga yang sudah terbangun, Rara dan Robi pun berpamitan. "Hati-hati di jalan, jangan ngebut!" pesan Lastr
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more
PREV
1
...
4142434445
...
53
DMCA.com Protection Status