Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 441 - Chapter 450

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 441 - Chapter 450

526 Chapters

bab 441

"Bagaimana, Pak?" tanya Lee saat melihat baik Robi dan Soleh hanya diam. "Apa boleh saya menikahi Rara secara agama dulu, setelah saya mengikrarkan keislaman saya?" ulang Lee penuh harapan. "Ehem!" Robi melihat pada Soleh yang mencoba mengusir rasa kaget imbas perkataan 'Ali'. "Tapi, bagaimana dengan keluarga Nak Lee? Apa mereka akan bisa menerima Rara? Lagi pula, Bapak juga ingin mengenal keluarga Nak Lee dulu. Maaf, bagaimana pun kamu seorang warga asing, Bapak hanya ingin memastikan memberikan Rara pada orang dan keluarga yang tepat," jelas Soleh, dia tidak ingin terburu-buru. Setidaknya dia tahu, seperti apa keluarga lelaki yang sedang mengusahakan anaknya, untuk menjadi pendamping hidup lelaki itu. Apa Lee anak orang kaya atau hanya orang yang sederhana seperti dirinya. Meski bukan patokan harta yang menjadi bahan pertimbangan, setidaknya Rara tidak akan sengsara di negeri orang, saat Lee sudah mengucapkan janji pada Tuhan atas diri Rara, dan berencana membawanya tinggal di sa
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

bab 442

[Nganter Nyonya pengen makan bakso, nyuap biar marahnya udahan. Semoga aja sultan Oppa paham.] tulis Robi membuat status, meski status itu dia bagikan hanya untuk Lee saja. Di depannya Rara dengan semangat mengaduk bakso yang sudah dicampur dengan sambal dan saus, yang membuat Robi bergidik. Sudah bisa dia bayangkan akan sepedas apa makanan itu nanti. Diam-diam Robi pun mengambil photo Rara dan dibuat status private itu. [Apa nggak kepedesan itu bakso?] Robi menyimpan ponselnya setelah menuliskan itu. Lalu menyedot teh botol yang menjadi pilihannya menemani Rara makan bakso. "Mau?" tawar Rara meski tahu itu hanya tawaran kosong saja. Robi menggeleng. "Emang cuma becanda nawarinnya juga. Emm, enak!" dengan gaya menyebalkan. Robi kembali menggeleng, namun pendar ponselnya yang disimpan di meja mengalihkan perhatian, apalagi melihat nama Lee yang mengirimnya pesan. Lee. [Kalian sedang di mana? Bukannya tadi kamu bilang Rara tidur?] Robi. [Tadi pas masuk setelah kita telponan,
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

bab 443

Sesampainya di asrama, Lee mendapat umpatan dari ketiga temannya, karena gurihnya bakso yang dijanjikan Lee, datang hampir satu jam setelah kepergian lelaki itu. "Kamu beli bakso di mana? Di Jakarta?" sindir Jang seraya memindahkan olahan daging sapi giling itu ke mangkuk, yang sudah disiapkan tak lama setelah Lee pergi tadi. "Ke Afrika." Lee menjawab sekenanya. "Sudah, makan saja. Aku mau ke kamar dulu," lanjutnya lalu pergi ke kamar. Lee merogoh saku celananya, mengeluarkan sendok yang tadi dipakai Rara dan juga dipakai olehnya. Dia sampai membeli sendok tersebut dengan uang lima puluh ribu rupiah, agar si penjual tidak banyak tanya. Lee benar-benar sudah gila! Lee merasakan ponselnya bergetar, awalnya dia mengira itu Robi, namun saat melihat siapa yang berkirim pesan, Lee langsung tersenyum lebar. Kekasihku. [Jangan ngebut kalau bawa motor, Oppa. Bahaya! Aku ngeri membayangkan kamu bawa motor tadi. Jangan diulangi, ya?] Rasanya Lee ingin berguling-guling saking senangnya mem
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

bab 444

Di tempat yang berbeda, orang yang tengah menjadi bahan pembicaraan Soleh juga yang lainnya, tengah berlatih mengucapkan ijab kabul bila nanti jawaban Soleh atas permintaannya disetujui, menikahi Rara. Lee mengabaikan tumpukan kertas yang harus dia periksa dan tanda tangani demi terus menghapal. Bahkan dengan Rara pun Lee sedikit acuh, karena hatinya semakin tak sabar menunggu esok hari, juga menghitung waktu yang akan membuat Soleh menjawab semua permintaannya. Suara ketukan pintu membuat Lee menghentikan kegiatannya, tanpa beranjak Lee mengizinkan siapapun yang ada di balik bingkai kayu itu untuk membuka pintu. "Masuk!" Rara yang dipaksa Desi untuk menanyakan pada Lee lembar kerja yang harus segera keluar, semakin gugup saat suara Lee terdengar. Dia merasa heran dengan Lee yang bersikap tak acuh padanya sejak pagi. Namun untuk bertanya pun Rara tak berani melakukannya. "Masuk, Ra!" kata Desi mendorong pelan pundak Rara. "Bareng sama Teteh." Rara merajuk. "Ih, kamu mah disuruh
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

bab 445

Rara, Desi, Santi, dan dua orang lainnya yang ada di ruangan QC, saling pandang saat mendengar suara pekikan dari dalam ruangan Lee. Apalagi Rara, bayangan Lee melakukan lagi hal gila di dalam sana tiba-tiba melintas.Beberapa hari lalu Lee menyakiti dirinya sendiri dengan menghantam tembok, karena sudah lancang menyentuhnya. Apa sekarang pun Lee kembali melakukan itu, karena tadi sudah menyentuh tangannya? Rara dengan cepat berlari ke arah pintu ruangan Lee, tak peduli dengan Desi dan yang lain menatapnya kaget. "Oppa!" seru Rara dengan kasar membuka pintu, serta pikiran yang semakin tak menentu membayangkan Lee tengah memukul tembok saat ini. Namun kekhawatiran Rara langsung lenyap seketika, saat orang yang dia cemaskan justru tengah berdiri sambil mengangkat tangannya, lalu menariknya ke bawah beberapa kali sebagai tanda merayakan sesuatu. Lee pun mendadak kaku, tangannya berhenti bergerak begitu saja, matanya menatap horor pada Rara yang tengah berdiri di ambang pintu. "Oppa?
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

bab 446

Malam tak terasa berganti, suara alarm dari ponsel Rara membangunkan gadis yang tidak mengetahui sedang ada rencana besar yang dirancang orang-orang yang disayanginya, untuk masa depannya. Satu perubahan status dari seorang gadis lajang, menjadi istri orang bila memang Tuhan merestui semua. Menggariskan takdir cintanya, kalau memang tertulis dengan Lee sebagai teman hidupnya. Siap berlayar dengan Lee sebagai nakhoda, yang akan membawanya mengarungi samudra hidup berumah tangga. Rara keluar kamar, dan melihat ke ruang tamu untuk membangunkan Robi seperti biasa. "Bi, bangun subuh." Rara menggoyangkan tubuh adiknya yang bertelanjang dada, kebiasaan Robi sejak tinggal jauh dari desa. Panas katanya. "Heem," jawab Robi berat. Rara mengabaikan Robi, dia pergi ke kamar mandi, setelah mandi dia akan kembali membangunkan Robi seperti hari-hari sebelumnya. Karena Robi memang sangat susah dibangunkan, itulah sebabnya Rara membangunkan kembarannya dalam beberapa sesi. Setelah selesai mandi,
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

bab 447

Rara berusaha mengalihkan perhatian dengan kesibukan, meski tetap hati dan pikiran terfokus pada Lee ... Ali, tepatnya nama baru untuk Lee yang resmi di sandang olehnya --sebagai nama kedua-- setelah dia berikrar sebagai seorang muslim, di hadapan keluarga Rara dan Trah Subrata beberapa menit yang lalu. Rara juga sempat bertemu dengan Jang, teman baik Lee itu menyempatkan diri menyapa, menyampaikan pada Rara apa yang Lee titipkan pesan padanya, begitu keluar dari asrama dengan penampilan yang membuat dia, Choi, dan Kim membuka mulut lebar tidak percaya. Meski tidak mengatakan secara gamblang, Jang mengatakan pada Rara kalau Lee saat ini tengah berjuang untuk menyatukan cinta mereka, tinggal Rara yang tersipu mendengar perkataan Jang itu. Di tempat yang tadi telah mengantarkan Lee menjadi sosok baru, Lee menerima ucapan selamat juga doa dari ustaz Bumi, Soleh, Denni, Arya, dan Robi. Setelah bersalaman, mereka mendekat pada para perempuan yang menyaksikan acara sakral tersebut dalam
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

bab 448

"Wah, nekat kamu, Lee. Bawa uang segini banyaknya ditaruh di mobil? Gimana kalau ada yang maling!" seru Robi tak habis pikir, bagaimana bisa Lee sesantai itu menyimpan uang yang katanya untuk mahar Rara dalam dus, dan disimpan di jok belakang? "Hehehe, kan ada Allah yang bakalan jagain, Bi," jawab Lee sambil terus mengemudi. "Nggak gitu juga konsepnya, Aliii!" ujar Robi gemas, "kita tetap harus berusaha melindungi harta kita juga. Diharuskan itu, wajib malah. Nanti kamu minta penjelasan sama aa Bumi biar lebih pas, deh. Aku takut salah memberikan contoh." Robi mendesah pasrah. "Iya, nanti aku tanyakan sama aa." Mobil Lee beriringan dengan dua mobil yang dikendarai Arya juga Ade di depan mobilnya. Hingga menjelang jam sepuluh mereka sudah kembali ke desa, dan langsung menuju rumah Soleh di mana Seruni sudah menunggu di sana. Ada ketua RT juga yang sudah diminta datang oleh Soleh, untuk menjadi saksi pernikahan Rara dan Lee sesaat lagi. Lee segera turun bersama Robi yang membawa m
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

bab 449

"Bu, Boleh saya memeluk ibu? " tanya Lee yang sekarang ini berada di hadapan Lastri. "Tentu, Lee. Kamu sekarang adalah anak Ibu juga," jawab Lastri mengusap sudut mata. Tak membuang waktu lagi, Lee langsung memeluk ibu mertuanya itu, setelah terlebih dahulu mencium punggung tangannya. "Terima kasih, Bu, sudah lama sekali saya tidak merasakan pelukan seorang ibu," sedu Lee dalam pelukan Lastri, kepergian kedua orang tuanya ke keabadian, membuatnya kehilangan sosok itu bahkan sejak dia masih kecil. "Ibu adalah ibumu sekarang, Lee." Lastri mengusap punggung Lee penuh haru. "Terima kasih, Bu," ujar Lee di sela keharuan yang mendekap hatinya. Dia pun lalu melepas pelukannya, menoleh pada yang lain untuk meminta doa restu dari mereka juga. "Selamat ya, Lee. Titip Rara," ujar Seruni saat Lee meminta restu padanya, mengatupkan tangan di dada. "Terima kasih, Teh. Saya akan menjaga Rara dengan baik." Lee beralih pada Arya. "A, bantu Lee agar menjadi menantu yang baik untuk ayah dan ibu,
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

bab 450

Lee terbengong melihat ada hampir tiga puluhan anak-anak yang sudah menunggunya, entah dari mana Aruna bisa mengumpulkan banyak anak-anak dalam waktu yang cepat. "Ini Aruna dapat dari mana teman-temannya? Banyak sekali," ujar Lee melihat pada Aruna yang digendongnya. "Kan tadi Aruna minta mereka yang kasih tahu yang lain," jawab Aruna jujur. Arya, Seruni, Soleh, Lastri, dan Robi, juga ikut terkejut saat melihat banyak anak-anak di pekarangan rumah. "Lee, emang udah siap koin sama permennya?" tanya Arya mendekat pada iparnya. "Belum, maksud aku nanti Aruna bagikan saja uangnya seperti Aa waktu itu," kekeh Lee terlihat bingung. "Hmm, bisa jadi masalah ini." Arya terkekeh, "Maunya Aruna kan berebut kayak waktu itu." Namun Lee tak kehabisan akal. "Arun, untuk sekarang, Aruna bagikan uang dulu sama mereka, ya? Soalnya Om belum beli permennya. Nanti setelah sholat Jum'at, mereka suruh datang lagi buat saweran. Lebih banyak juga boleh. Gimana?" Arya tersenyum melihat cara Lee mengamb
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more
PREV
1
...
4344454647
...
53
DMCA.com Protection Status