Semua Bab Jerat Cinta Sang Juragan : Bab 401 - Bab 410

526 Bab

bab 401

Lee mengerutkan keningnya, hingga tiga jam berlalu Rara tidak juga membalas pesan yang dikirimnya, saat ini dia sedang dalam perjalanan kembali pulang ke kantor cabang. Untungnya semua selesai dengan cepat, hingga dia bisa kembali sesuai keinginannya. "Kebut lagi ya, Kustiwa!" titah Lee begitu masuk ke mobil, memutar ponselnya yang ada di tangan, dengan pikiran tertuju penuh pada Rara. Entah alasan apa yang menyebabkan gadis itu tidak membalas pesannya sama sekali. Sedang tadi dia mengirim pesan pada Desi, anak buahnya itu langsung membalas pesannya. "Siap, Mister!" ujar Kustiwa sambil tersenyum bangga, keahliannya dibutuhkan juga ternyata. "Bisa sampai sebelum jam enam nggak ke sana?" tantang Lee seakan ingin membuat Kustiwa semangat. "Siap saja, Mister. Yang penting jangan protes." "Ayo, buktikan! Sebelum jam enam kita harus sudah ada di perusahan cabang."Kustiwa pun menyalakan mesin mobil, lalu langsung tancap gas sesuai keinginan atasannya. Namun keinginan Lee tidak bisa te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-24
Baca selengkapnya

bab 402

"Iya, kah? Saya tidak tahu." "Iya." Herlin menjawab mantap. "Bahkan ada yang menyangka, kalau gadis di video itu malah Nurul," lanjut Herlin. Kim mengangguk-anggukan kepala, dia akan mencari tahu tentang Nurul nanti. Andai saja Lee tidak menjanjikan hadiah, pasti hal ini akan didiskusikan dengan Jang dan Choi. Hmm, ada untungnya juga dia berbicara dengan Herlin, satu petunjuk baru dia dapatkan. "Makasih infonya, Herlin. Kalau benar gadis yang dimaksud Lee adalah Nurul, nanti kamu aku kasih hadiah." Lee tersenyum manis. "Eh, beneran, Mister?" Herlin menatap tak percaya. "Iya, dong. Kan aku dapat hadiah dari Lee kalau benar, nah nanti kamu juga dapat hadiah dari aku. Kita makan-makan. Gimana?" usul Kim. "Hadiah yang lain saja, Mister," tawar Herlin meskipun kebenaran sosok gadis pujaan Lee masih misteri. Kim terdiam sejenak. Lalu dengan yakin dia mengangguk. "Sip! Kalau benar kamu bisa sebutkan hadiah kamu mau apa." "Beneran, Mister?" "Iya!" janji Kim. "Asyik! Saya tunggu loh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-24
Baca selengkapnya

bab 403

Harapan Herlin tumbuh lagi. Meski dia tidak menyadari, imbas dari perkataannya, berita itu jadi bergulir tak terkendali saat sampai di setiap bibir yang berucap, yang awalnya kabar itu A, semakin banyak yang bercerita malah jadi E, dan itu yang terjadi selanjutnya. Kabar yang dikatakan Herlin, malah jadi berita lain di setiap pemikiran orang yang membicarakannya. Hingga yang santer dibicarakan adalah, Lee mengadakan taruhan dengan ketiga temannya, kalau dia akan memilih seorang gadis untuk dijadikan bahan keisengan mereka. Jelas adanya, menitipkan kata pada seseorang, bisa jadi beda versinya dengan saat kita berbicara, begitu sudah sampai di lidah orang. *****Lee memasuki ruangan QC begitu bel tanda waktu istirahat terdengar, sapaan hangat para karyawan dibalas serupa oleh Lee, meski yang dia harapkan menyambut kedatangannya kembali sudah tidak ada, setidaknya kalau Rara membalas pesannya Lee sudah cukup bahagia. "Baru pulang, Oppa?" sapa Nurul berbasa-basi, sedang Lee yang sejak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-25
Baca selengkapnya

bab 404

Lee melajukan mobilnya menuju ke kosan Rara, dia ingin tahu kenapa tiba-tiba Rara mendiamkannya tanpa sebab, semua harus jelas, karena tidak ada masalah di antara mereka sebelum dia pergi. Tapi kenapa saat dia kembali semua berubah?Lee berharap Rara belum tidur, karena ini baru jam delapan kurang, kalau untuk Robi Lee yakin saudara serahim Rara itu sedang istirahat, sebelum pergi kerja malam seperti yang sudah dia ketahui jadwalnya. Lee memarkirkan mobilnya di seberang jalan kosan Rara, karena di sana ada tanah kosong yang bisa digunakan parkir dan aman, tanpa takut mengganggu jalan yang terpakai oleh mobilnya. Dengan meyakinkan semua masih baik-baik saja untuk hubungannya dengan Rara, Lee mengetuk pintu kosan Rara, terdengar suara televisi dari dalam, menandakan kalau ada yang tengah terjaga di sana. "Siapa?" tanya Robi yang mendengar ketukan pintu tanpa ucapan salam menyertainya. Tak mungkin Dani, teman kerjanya itu akan menyebut namanya setiap kali bertandang. "Ini Lee, Robi!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-26
Baca selengkapnya

bab 405

Robi tersenyum puas mendengar itu, terbukti sudah semua ucapan lelaki tampan di depannya benar adanya. "Berjuanglah, Lee," ucap Robi menyulut semangat calon iparnya andai Tuhan meridhoi. "Pasti, Robi. Bisa aku pinjam kertas dan pulpen sebentar?" "Untuk apa?" Robi beranjak mengambil buku dan pulpen yang diminta Lee, lalu menyerahkan kedua benda itu kemudian. "Ini." "Terima kasih," ucap Lee mengambil benda yang dia butuhkan. "Aku mau tulis sesuatu untuk Rara, karena aku yakin saat dia bangun nanti pun, belum tentu dia mau baca pesanku. Kalau lewat surat pasti dia terpaksa mau baca," kekeh Lee meski terdengar nelangsa. Robi tertawa mendengar keluhan Lee, dia pun memberikan waktu pada Lee untuk menulis pesan buat Rara. Dengan segenap rasa yang ada, Lee menuliskan apa yang dia rasa setelah mendengar apa yang Rara ucapkan pada adiknya. Lee hanya kembali meminta kesempatan pada Rara, agar mempercayainya dirinya, apapun yang Rara dengar, jangan langsung percaya sebelum gadis itu menanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-26
Baca selengkapnya

bab 406

Pagi itu Lee sudah bersiap, kemeja warna biru dipadu padan dengan celana kain warna hitam, menjadi pilihan pakaiannya hari ini. Semalaman dia sukar memejamkan mata, menunggu yang sedang meragukan cintanya kembali luluh dan membalas pesannya. Namun hingga kesadarannya terseret ke dunia bawah sadar, tak satupun pesan itu ditanggapi Rara. Baru saat dia bangun jam lima tadi, Lee melihat status pesannya berubah centang dua, meski belum dibaca Lee cukup merasa lega berartinya memang Rara tidak memblokir nomornya, seperti kecurigaan dia sebelumnya. Mencoba memenuhi kata-katanya dalam surat semalam, Lee menahan jempolnya untuk tidak mengetik pesan, meski rindunya sangat tidak tertahankan. Jang, Kim, dan Choi masih mandi keringat setelah berlari mengelilingi taman yang ada di belakang gedung asrama, mereka saling pandang dengan isyarat tanya saat melihat Lee sudah siap akan bepergian. Mengingat Lee semalam yang tidak bersahabat, ketiganya memilih diam meski ingin bertanya akan kemana lelaki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

bab 407

Rara memandangi ponselnya menunggu balasan dari Lee. Pesannya sudah terbaca, tapi kenapa Lee tidak segara membalas? Atau dia beneran sibuk seperti yang dikatakannya semalam? Suara motor Robi terdengar memasuki halaman kostan. Rara yang tengah menonton TV, lantas berdiri menyambut kedatangan adiknya tersebut. "Assalamua'aikum," salam Robi saat melihat Rara berdiri di ambang pintu. "Wa'alaikumussalam, kemana dulu?" tanya Rara atas keterlambatan Robi sampai. "Ngambil tugas." Robi menepuk tas gendong yang dia pakai di depan untuk melindunginya dari angin. "Oh." Rara mengangguk. "Semalam dia datang?" tanya Rara yang sebenarnya sudah tidak perlu dijawab, dia kembali masuk dan duduk di depan TV. "Iya. Nyusul putri tidur yang sedang merajuk," kekeh Robi menghempaskan bokongnya di depan Rara. "Lama dia di sini?" Rara mengabaikan ejekan Robi. "Mayan. Ada dua jam," Robi menguap. "Tutup, Bi!" Robi mengikuti perkataan kembarannya. "Kebiasaan!" sungut Rara. "Kelepasan, Ra! Nggak sengaja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

bab 408

Perlahan rumah penduduk mulai terlihat, setelah melewati begitu banyak pepohonan yang tinggi menjulang, suara khas hewan yang menjerit di antara rimbunnya dedaunan. Lee mengulas senyuman, saat satu gapura mulai terlihat dengan tulisan selamat datang menyambutnya. Motor itu memasuki sebuah pondok pesantren berlantai dua. Tak besar, tapi jelas terlihat banyak santri dari anak kecil berumur sekitar lima tahunan, sampai dewasa seperti yang tadi menjemputnya. Mobil Lee terhenti, mengikuti arahan seorang santri agar dia menghentikan mobilnya di sana, di depan satu rumah panggung yang terlihat sangat nyaman, yang dibangun di atas empang atau kolam ikan yang airnya mengalir ke beberapa kolam lainnya. Ada hampir empat kolam ikan di sana, dengan ukuran lebih kecil dari yang di atasnya dibangun rumah untuk pemimpin pondok pesantren itu. Ustaz Bumi. "Mister Lee! Selamat datang," sapa ustaz Bumi yang keluar dari rumahnya menyambut hangat tamunya yang sempat tersesat. "Pak ustaz," sapa Lee tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-02
Baca selengkapnya

bab 409

"Ustaz Bumi?" Robi pura-pura tidak paham. "Ustaz Bumi apaan, sih? Orang lagi tidur ditanya, ya jawabannya ngelantur kemana-mana," sangkal Robi. "Nggak ah, tadi kamu jelas kok bilang kalau oppa pergi ke tempat ustaz Bumi," tolak Rara atas penyangkalan Robi. "Masa, sih? Kamu salah dengar itu. Aku ngigo mungkin. Dah, ah. Mau sholat dulu, terus lanjut mau tidur lagi. Masih ngantuk!" Robi segera berlalu, dia harus berusaha menghindari Rara yang pasti akan terus bertanya sebelum puas. Kenapa juga aku sampe keceplosan, sih? Untung aja masih bisa ngeles. Kalau enggak, Lee bisa marah. Robi membatin sambil berjalan ke kamar mandi. Kantuknya sedikit hilang karena kaget tadi. Rara menatap punggung Robi yang akhirnya menghilang, begitu kembarannya itu berlalu ke dapur yang terhalang gorden. Rara jelas tidak salah dengar dengan apa yang tadi Robi katakan. Tapi untuk apa Lee datang ke tempat ustaz Bumi? Tahu dari mana alamatnya? Apa ...? Pikiran Rara teralihkan saat suara ponselnya kembali ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-02
Baca selengkapnya

bab 410

"Ra? Kok, bengong?" Lia mengibaskan tangannya di depan wajah Rara yang terlihat malah melamun, jelas sekali wajah cantik itu berubah menjadi sendu, setelah mendengar apa yang barusan dia katakan."Eh, enggak. Aku nggak apa-apa. Cuma lagi bayangin aja, gimana perasaan gadis itu setelah mendengar apa yang kamu katakan tadi. Dijadikan bahan taruhan," lirih Rara dengan sangat sedih."Pasti sedih, sih. Tapi menurut aku, kalau aku jadi gadis itu, aku bakalan tanya ke mister Lee, bener nggak seperti itu kebenarannya? Bisa aja kan kabar yang beredar itu salah?" Lia menjeda kalimatnya. "Lagi pula ya, Ra, aku nggak yakin seperti itu kenyataannya," tambah Lia dengan yakin. "Kenapa memangnya kamu bisa bicara begitu?" Rara sangat penasaran dengan apa yang akan Lia katakan selanjutnya. "Aku kan udah lihat video mister Lee. Di video itu tuh, mister Lee terlihat sangat mencintai pacarnya itu." "Sok tahu, kamu!" cebik Rara dengan sedikit merona. "Eh, kamu mah nggak bisa dibilangin. Tatapannya itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3940414243
...
53
DMCA.com Protection Status