Share

bab 402

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-24 18:26:44

"Iya, kah? Saya tidak tahu."

"Iya." Herlin menjawab mantap. "Bahkan ada yang menyangka, kalau gadis di video itu malah Nurul," lanjut Herlin.

Kim mengangguk-anggukan kepala, dia akan mencari tahu tentang Nurul nanti. Andai saja Lee tidak menjanjikan hadiah, pasti hal ini akan didiskusikan dengan Jang dan Choi.

Hmm, ada untungnya juga dia berbicara dengan Herlin, satu petunjuk baru dia dapatkan.

"Makasih infonya, Herlin. Kalau benar gadis yang dimaksud Lee adalah Nurul, nanti kamu aku kasih hadiah." Lee tersenyum manis.

"Eh, beneran, Mister?" Herlin menatap tak percaya.

"Iya, dong. Kan aku dapat hadiah dari Lee kalau benar, nah nanti kamu juga dapat hadiah dari aku. Kita makan-makan. Gimana?" usul Kim.

"Hadiah yang lain saja, Mister," tawar Herlin meskipun kebenaran sosok gadis pujaan Lee masih misteri.

Kim terdiam sejenak. Lalu dengan yakin dia mengangguk. "Sip! Kalau benar kamu bisa sebutkan hadiah kamu mau apa."

"Beneran, Mister?"

"Iya!" janji Kim.

"Asyik! Saya tunggu loh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 403

    Harapan Herlin tumbuh lagi. Meski dia tidak menyadari, imbas dari perkataannya, berita itu jadi bergulir tak terkendali saat sampai di setiap bibir yang berucap, yang awalnya kabar itu A, semakin banyak yang bercerita malah jadi E, dan itu yang terjadi selanjutnya. Kabar yang dikatakan Herlin, malah jadi berita lain di setiap pemikiran orang yang membicarakannya. Hingga yang santer dibicarakan adalah, Lee mengadakan taruhan dengan ketiga temannya, kalau dia akan memilih seorang gadis untuk dijadikan bahan keisengan mereka. Jelas adanya, menitipkan kata pada seseorang, bisa jadi beda versinya dengan saat kita berbicara, begitu sudah sampai di lidah orang. *****Lee memasuki ruangan QC begitu bel tanda waktu istirahat terdengar, sapaan hangat para karyawan dibalas serupa oleh Lee, meski yang dia harapkan menyambut kedatangannya kembali sudah tidak ada, setidaknya kalau Rara membalas pesannya Lee sudah cukup bahagia. "Baru pulang, Oppa?" sapa Nurul berbasa-basi, sedang Lee yang sejak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 404

    Lee melajukan mobilnya menuju ke kosan Rara, dia ingin tahu kenapa tiba-tiba Rara mendiamkannya tanpa sebab, semua harus jelas, karena tidak ada masalah di antara mereka sebelum dia pergi. Tapi kenapa saat dia kembali semua berubah?Lee berharap Rara belum tidur, karena ini baru jam delapan kurang, kalau untuk Robi Lee yakin saudara serahim Rara itu sedang istirahat, sebelum pergi kerja malam seperti yang sudah dia ketahui jadwalnya. Lee memarkirkan mobilnya di seberang jalan kosan Rara, karena di sana ada tanah kosong yang bisa digunakan parkir dan aman, tanpa takut mengganggu jalan yang terpakai oleh mobilnya. Dengan meyakinkan semua masih baik-baik saja untuk hubungannya dengan Rara, Lee mengetuk pintu kosan Rara, terdengar suara televisi dari dalam, menandakan kalau ada yang tengah terjaga di sana. "Siapa?" tanya Robi yang mendengar ketukan pintu tanpa ucapan salam menyertainya. Tak mungkin Dani, teman kerjanya itu akan menyebut namanya setiap kali bertandang. "Ini Lee, Robi!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 405

    Robi tersenyum puas mendengar itu, terbukti sudah semua ucapan lelaki tampan di depannya benar adanya. "Berjuanglah, Lee," ucap Robi menyulut semangat calon iparnya andai Tuhan meridhoi. "Pasti, Robi. Bisa aku pinjam kertas dan pulpen sebentar?" "Untuk apa?" Robi beranjak mengambil buku dan pulpen yang diminta Lee, lalu menyerahkan kedua benda itu kemudian. "Ini." "Terima kasih," ucap Lee mengambil benda yang dia butuhkan. "Aku mau tulis sesuatu untuk Rara, karena aku yakin saat dia bangun nanti pun, belum tentu dia mau baca pesanku. Kalau lewat surat pasti dia terpaksa mau baca," kekeh Lee meski terdengar nelangsa. Robi tertawa mendengar keluhan Lee, dia pun memberikan waktu pada Lee untuk menulis pesan buat Rara. Dengan segenap rasa yang ada, Lee menuliskan apa yang dia rasa setelah mendengar apa yang Rara ucapkan pada adiknya. Lee hanya kembali meminta kesempatan pada Rara, agar mempercayainya dirinya, apapun yang Rara dengar, jangan langsung percaya sebelum gadis itu menanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 406

    Pagi itu Lee sudah bersiap, kemeja warna biru dipadu padan dengan celana kain warna hitam, menjadi pilihan pakaiannya hari ini. Semalaman dia sukar memejamkan mata, menunggu yang sedang meragukan cintanya kembali luluh dan membalas pesannya. Namun hingga kesadarannya terseret ke dunia bawah sadar, tak satupun pesan itu ditanggapi Rara. Baru saat dia bangun jam lima tadi, Lee melihat status pesannya berubah centang dua, meski belum dibaca Lee cukup merasa lega berartinya memang Rara tidak memblokir nomornya, seperti kecurigaan dia sebelumnya. Mencoba memenuhi kata-katanya dalam surat semalam, Lee menahan jempolnya untuk tidak mengetik pesan, meski rindunya sangat tidak tertahankan. Jang, Kim, dan Choi masih mandi keringat setelah berlari mengelilingi taman yang ada di belakang gedung asrama, mereka saling pandang dengan isyarat tanya saat melihat Lee sudah siap akan bepergian. Mengingat Lee semalam yang tidak bersahabat, ketiganya memilih diam meski ingin bertanya akan kemana lelaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 407

    Rara memandangi ponselnya menunggu balasan dari Lee. Pesannya sudah terbaca, tapi kenapa Lee tidak segara membalas? Atau dia beneran sibuk seperti yang dikatakannya semalam? Suara motor Robi terdengar memasuki halaman kostan. Rara yang tengah menonton TV, lantas berdiri menyambut kedatangan adiknya tersebut. "Assalamua'aikum," salam Robi saat melihat Rara berdiri di ambang pintu. "Wa'alaikumussalam, kemana dulu?" tanya Rara atas keterlambatan Robi sampai. "Ngambil tugas." Robi menepuk tas gendong yang dia pakai di depan untuk melindunginya dari angin. "Oh." Rara mengangguk. "Semalam dia datang?" tanya Rara yang sebenarnya sudah tidak perlu dijawab, dia kembali masuk dan duduk di depan TV. "Iya. Nyusul putri tidur yang sedang merajuk," kekeh Robi menghempaskan bokongnya di depan Rara. "Lama dia di sini?" Rara mengabaikan ejekan Robi. "Mayan. Ada dua jam," Robi menguap. "Tutup, Bi!" Robi mengikuti perkataan kembarannya. "Kebiasaan!" sungut Rara. "Kelepasan, Ra! Nggak sengaja

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 408

    Perlahan rumah penduduk mulai terlihat, setelah melewati begitu banyak pepohonan yang tinggi menjulang, suara khas hewan yang menjerit di antara rimbunnya dedaunan. Lee mengulas senyuman, saat satu gapura mulai terlihat dengan tulisan selamat datang menyambutnya. Motor itu memasuki sebuah pondok pesantren berlantai dua. Tak besar, tapi jelas terlihat banyak santri dari anak kecil berumur sekitar lima tahunan, sampai dewasa seperti yang tadi menjemputnya. Mobil Lee terhenti, mengikuti arahan seorang santri agar dia menghentikan mobilnya di sana, di depan satu rumah panggung yang terlihat sangat nyaman, yang dibangun di atas empang atau kolam ikan yang airnya mengalir ke beberapa kolam lainnya. Ada hampir empat kolam ikan di sana, dengan ukuran lebih kecil dari yang di atasnya dibangun rumah untuk pemimpin pondok pesantren itu. Ustaz Bumi. "Mister Lee! Selamat datang," sapa ustaz Bumi yang keluar dari rumahnya menyambut hangat tamunya yang sempat tersesat. "Pak ustaz," sapa Lee tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 409

    "Ustaz Bumi?" Robi pura-pura tidak paham. "Ustaz Bumi apaan, sih? Orang lagi tidur ditanya, ya jawabannya ngelantur kemana-mana," sangkal Robi. "Nggak ah, tadi kamu jelas kok bilang kalau oppa pergi ke tempat ustaz Bumi," tolak Rara atas penyangkalan Robi. "Masa, sih? Kamu salah dengar itu. Aku ngigo mungkin. Dah, ah. Mau sholat dulu, terus lanjut mau tidur lagi. Masih ngantuk!" Robi segera berlalu, dia harus berusaha menghindari Rara yang pasti akan terus bertanya sebelum puas. Kenapa juga aku sampe keceplosan, sih? Untung aja masih bisa ngeles. Kalau enggak, Lee bisa marah. Robi membatin sambil berjalan ke kamar mandi. Kantuknya sedikit hilang karena kaget tadi. Rara menatap punggung Robi yang akhirnya menghilang, begitu kembarannya itu berlalu ke dapur yang terhalang gorden. Rara jelas tidak salah dengar dengan apa yang tadi Robi katakan. Tapi untuk apa Lee datang ke tempat ustaz Bumi? Tahu dari mana alamatnya? Apa ...? Pikiran Rara teralihkan saat suara ponselnya kembali ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 410

    "Ra? Kok, bengong?" Lia mengibaskan tangannya di depan wajah Rara yang terlihat malah melamun, jelas sekali wajah cantik itu berubah menjadi sendu, setelah mendengar apa yang barusan dia katakan."Eh, enggak. Aku nggak apa-apa. Cuma lagi bayangin aja, gimana perasaan gadis itu setelah mendengar apa yang kamu katakan tadi. Dijadikan bahan taruhan," lirih Rara dengan sangat sedih."Pasti sedih, sih. Tapi menurut aku, kalau aku jadi gadis itu, aku bakalan tanya ke mister Lee, bener nggak seperti itu kebenarannya? Bisa aja kan kabar yang beredar itu salah?" Lia menjeda kalimatnya. "Lagi pula ya, Ra, aku nggak yakin seperti itu kenyataannya," tambah Lia dengan yakin. "Kenapa memangnya kamu bisa bicara begitu?" Rara sangat penasaran dengan apa yang akan Lia katakan selanjutnya. "Aku kan udah lihat video mister Lee. Di video itu tuh, mister Lee terlihat sangat mencintai pacarnya itu." "Sok tahu, kamu!" cebik Rara dengan sedikit merona. "Eh, kamu mah nggak bisa dibilangin. Tatapannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status