Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 371 - Chapter 380

526 Chapters

bab 371

Setelah selesai makan, Tirta izin pergi ke sawah untuk memeriksa pekerjaan yang harusnya dilakukan Arya, dan lagi Denni pun meminta ikut daripada bosan di rumah terus. Bersama Soleh, Tirta dan Denni pergi ke sawah. Sementara Aji dan Aylin, pergi bersama Ade meninjau tempat yang akan dipakai untuk acara mereka nanti. Seruni izin pada Arya untuk tidur siang, begitu juga dengan Sukma dan Mukta yang memang sudah terbiasa beristirahat satu jam di siang hari, di kamar tamu yang ditinggalkan Arya, ketiga wanita tangguh yang sudah melewati banyak suka duka kehidupan berkumpul, dengan saling berbisik mereka membahas bagaimana Sukma tadi membuat Metha diam tak bisa bersuara. "Puas saya tadinya nyemprot dia, Bu Lastri," ujar Sukma mengenang keberhasilannya tadi. "Ngeri lihat Sukma tadi, Besan. Saya aja nggak nyangka," timpal Mukta menyakinkan. "Penasaran saya pengen lihat aksi bu Sukma," kekeh Lastri. "Telat. Tadi nggak mau ikut, sih. Padahal kalau ada yang rekam bagus ya, Teh?""Iya, bisa
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

bab 372

Hari ini adalah hari kedatangan Fatima, dari semalam Aylin sudah sangat tidak sabar menanti bergantinya hari, yang akan membawanya bertemu dengan Fatima setelah mereka terpisah jauh. Fatima tentu saja bahagia, mendengar dan melihat kebahagiaan anaknya di negeri tempat Aylin tinggal sekarang, ternyata pilihannya memohon penuh pengharapan pada Tuhan agar Aylin dan Aji berjodoh, sangatlah tepat. Anaknya menikah dengan seorang lelaki baik, dengan keluarga baik-baik, dan terhormat pula. Dari tempatnya berdiri sekarang, Aylin terus melongokkan kepalanya ke arah pintu kedatangan luar negeri, mencari sosok Fatima atau Emir dari sekian banyaknya penumpang yang beberapa saat lalu telah mendarat. Hingga senyuman di bibir Aylin melebar, begitu kedua sosok itu terlihat, dengan menggoyangkan lengan Aji yang belum menyadari kedatangan Fatima dan Emir. "Sayang! Sebelah sana! Itu mama dan paman!" tunjuk Aylin ke arah sebelah kiri. "Mama! Paman! Sebelah sini!" serunya memanggil Fatima dan Emir denga
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

bab 373

Mobil mulai berbelok menuju ke jalan rumah Tirta, lokasi tempat pesta sudah mulai dipasangi tenda, Aylin pun kembali menerangkan pada paman dan ibunya, sedang Aji menyapa ramah orang-orang yang kebetulan menoleh, dan melihatnya dari kaca mobil yang terbuka. Hingga kemudian mobil pun memasuki pekarangan rumah besar, yang sama sudah dipasang tenda seperlunya. "Sudah sampai," ujar Aji begitu Engkos mematikan mesin mobil. Dari dalam rumah, Tirta, Denni, Sukma, dan Mukta keluar untuk menyambut kedatangan besan mereka, besan yang kalau ingin berkunjung harus memerlukan banyak rupiah, juga waktu yang cukup panjang agar bisa saling memandang langsung. Fatima menyusul Aylin turun, dia melihat sekeliling tempatnya berdiri. Dia semakin merasa kecil saja, terbukti sudah keluarga Subrata bukan orang sembarang di desanya. "Selamat datang, Ibu Fatima," sambut Sukma pada Fatima begitu Aylin mengajak ibunya naik ke teras. "Selamat datang di Indonesia." Tirta pun menyapa ramah, bersalaman dengan E
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

bab 374

"Eh, kenapa?" tanya Nurul seakan enggan menyebut nama Rara, sungguh Rara tidak mengerti kenapa Nurul seakan begitu membencinya, kalau soal kejadian tempo hari, rasanya tidak mungkin, karena Mr. Jang pun yang waktu itu marah pada Nurul, sudah bersikap biasa lagi pada leader Rara tersebut. "Ini, Teh. Rara ... mau ajukan izin tidak masuk kerja lusa. Saudara ada yang mau nikah. Apa boleh?" ujar Rara dengan was-was, tak ingin angin segar yang Desi berikan tadi, justru menjadi angin puting beliung yang akan menggulung semua harapannya, lalu menghempas kuat semua itu sampai hancur. Ngeri! "Saudara kamu kan yang nikah?" tukas Nurul tak bersahabat. Dia senang bisa balik menyerang Rara dengan kekuasaannya. "I-iya, Teh." "Terus kalau kamu nggak ada, pernikahan saudara kamu batal? Acaranya diundur?" sarkas Nurul membuat mata Rara perlahan memanas. 'Tahan, Rara.' "Ya, E-enggak, Teh." "Kamu masih baru. Masih di tahap masa training. Harusnya sadar diri, belum bisa mengajukan permintaan izin
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

bab 375

"Iya, Rara, Bawel. Ini aku udah bangun, nanti aku makan abis sholat.""Ya harus. Eh, ibu sudah menghubungi kamu belum, kalau lusa a Aji mau ngadain resepsi?" "Iya, ada," jawab Robi yang kini merubah posisinya menjadi duduk, ponsel dibiarkan begitu saja hingga hanya menyorot pada langit-langit. "Ih, Robi, yang bener kameranya! Masa aku lihatin langit-langit kamar doang," protes Rara. "Apaan sih, Ra? Emang kamu nggak bosen liatin wajah ganteng aku?" kamera kembali bergoyang, hingga kemudian Robi yang tengah menguap lebar terlihat jelas oleh Rara. "Tutup mulutnya kalau nguap, Robi! Itu setan pada masuk!" geram Rara mengingatkan Robi. "Lupa, Ra." "Aku udah izin buat lusa, kamu gimana?" "Aku gimana besok saja. Mau bilang dulu sama leader aku.""Oh, ya udah. Aku juga mulai besok kerja non shift. Jadi besok langsung pulang." "Oh, gitu? Enak dong." "Iya. Udah dulu, ya? Yang lain mulai pada datang. Kamu bangun, terus sholat." "Iya bawel!" Klik! Sambungan video Robi putus begitu saj
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

bab 376

Teeet ... Teeet! Hati Rara semakin gundah saat bel tanda waktu pulang sudah berbunyi, namun kerjaannya masih belum selesai juga. Dia sempat melihat Nurul tadi, namun wajah tak bersahabat mantan leader-nya itu membuat Rara malas untuk menyapa. "Duh, Teteh, udah pulang tapi kerjaan belum beres. Gimana ini?" adu Rara sedih pada Desi, dia sudah yakin akan ketinggalan jemputan kalau begini. "Sabar ya, Ra. Maaf aku nggak bisa bantu sampai selesai. Aku ada acara, nanti tunggu oppa datang saja, mungkin dia lupa kalau kamu mau pulang setelah ini. Ya?" Desi memenangkan, dia memakai tasnya dan bersiap untuk segera pulang. "Iya, deh nggak apa-apa. Makasih tadi sudah dibantuin." Rara menjawab pasrah. "Aku pulang, ya? Semangat! Kalau Nurul judesin kamu, abaikan saja. Ya?" pesan Desi melirik ke arah Nurul. "Sip, Teh. Makasih." Desi mengangguk, aku melangkah keluar dari ruangan QC. Lee berjalan cepat, tadi dia menyiapkan dulu baju dan semua keperluannya. Mobil yang akan dia pakai sudah terpar
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

bab 377

"Iya, kamu pernah jatuh cinta? Punya pacar atau mungkin ... sudah menikah?" berat lidah Lee mengatakan kata terakhirnya, namun lebih baik ditanyakan, takut dia justru terjerumus dalam kesalahan karena mencintai istri orang. Dia sudah melihat Rara berbicara dengan seorang lelaki semalam, tanpa sungkan bahkan terlihat mereka sangat dekat. Bisa jadi yang semalam itu suami Rara bukan? 'Hei! Pergilah pikiran kotor!'"Jatuh cinta? Bahkan Rara tidak tahu artinya itu apa, Oppa." Rara menjawab sejujurnya. "Jadi artinya kamu belum pernah punya pacar?" Lee langsung melempar jauh pemikirannya tentang Rara yang sudah punya suami. Harapan dia terbuka lebar! "Iya. Rara nggak boleh pacaran sama bapak dan ibu." Lee mengangguk senang. "Tapi jatuh cinta pernah kan?" kejarnya mengeluarkan semua keingintahuan. Rara menggeleng lemah, sayangnya Lee tidak melihat itu. "Ra? Kok, nggak dijawab?" tanya Lee yang mengira Rara mengabaikan pertanyaannya. "Rara tadi sudah menggeleng, Oppa," ujar Rara. "Iya
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

bab 378

Mereka melangkah masuk, dengan Arya yang berjalan paling belakang bersama Raja. Memasuki ruang tengah yang sudah menunggu semua anggota keluarga, termasuk Soleh dan Lastri, piring-piring berisi sate, dan sop, ada di tengah-tengah karpet. Ada asinan wortel dan mentimun yang diberi irisan bawang merah, juga potongan cabe rawit yang menggugah selera. Sambal kecap dengan irisan bawang merah, tomat, dan cabai rawit, juga membuat perut mendadak berontak minta diisi. Aylin, Fatima, dan Emir sudah tidak sabar mencicipi olahan daging kambing tersebut. Di sudut lain, Seruni duduk di sofa, karena memang masih sedikit kesulitan kalau duduk di bawah. Arya mendekat pada istrinya, melihat sebentar ke dalam kamar, di mana kedua bayi kembarnya ditunggui Zahra dan bi Isah. "Nah, sudah kumpul semua. Ayo, silakan makan." Tirta mempersilahkan semua orang mulai menyantap hidangan. Sukma pun melayani suaminya seperti para istri yang lain, melayani suami mereka masing-masing, kecuali Seruni yang malah dia
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

bab 379

"Rara ... kenapa?" Lee memilih menghentikan mobilnya. "Kamu tidak percaya sama aku?" "Tidak! Bukan itu, hanya saja ... itu mustahil." "Serahkan padaku! Aku yang akan mengurus semuanya. Tugasmu hanya membalas rasa itu. Aku mencintaimu, Rara. Saranghe!" meluncur sudah kata cinta dari Lee, dan Rara semakin pusing dibuatnya. "Kita lanjutkan perjalanannya, Oppa. Nanti kamu kemalaman untuk pulang," ujar Rara mengalihkan pembicaraan, dia memilih melupakan kata cinta yang Lee ungkapkan. Semoga saja saat kembali kerja, Lee sudah lupa telah mengatakan itu padanya. "Baiklah, Sayang." "Jangan panggil Rara sepertinya itu, Oppa," pinta Rara yang merasa risih dengan panggilan Lee untuknya. "Kenapa?" "Risih dengarnya." "Kelamaan juga tidak. Biasakan." Rara hanya memandang keluar jendela. "Masih jauh? Ini kita hampir sampai di batas yang tadi, loh." "Oh, belok kiri. Itu ada jamur kuning sebagai tanda ada hajatan." Rara menunjuk jalan yang menuju ke rumah Tirta, ada dua janur yang terpasang
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

bab 380

Benar saja, begitu semua sudah selesai makan. Rara merasa disidang oleh kakak dan ibunya saat sedang membantu membereskan bekas makan. Lee mencoba berbaur dengan yang lain di ruang tamu, mengobrol dan beramah tamah dengan Soleh, Raja, dan Arya, karena Aji kembali dikuasai anak-anak untuk bermain kembang api lagi. Sedang Tirta dan Denni bersama Emir meski terkendala bahasa, setidaknya Emir lebih paham bahasa inggris daripada Fatima. "Siapa dia, Ra?" goda Seruni, bahkan Zahra juga ikut menggoda Rara dengan senyuman jenaka. Huh! Rara rasa wajahnya sudah panas saja. "Atasan Rara, Teh. Kan tadi Rara kenalin sama ibu dan bapak seperti itu," elak Rara meski tak sepenuhnya berbohong, meski Lee sudah mengutarakan isi hatinya, tapi dia belum menjawab apapun untuk ungkapan perasaan Lee tersebut. "Yakin cuma atasan doang? Cakep loh, dia. Kalau ditikung orang gimana?" Seruni semakin gencar menggoda. "Teteh, ih! Bu ...." Rara melihat pada Lastri mengadu. "Nggak usah manja! Udah berani bawa la
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
53
DMCA.com Protection Status