Share

bab 377

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-14 10:33:07

"Iya, kamu pernah jatuh cinta? Punya pacar atau mungkin ... sudah menikah?" berat lidah Lee mengatakan kata terakhirnya, namun lebih baik ditanyakan, takut dia justru terjerumus dalam kesalahan karena mencintai istri orang. Dia sudah melihat Rara berbicara dengan seorang lelaki semalam, tanpa sungkan bahkan terlihat mereka sangat dekat.

Bisa jadi yang semalam itu suami Rara bukan?

'Hei! Pergilah pikiran kotor!'

"Jatuh cinta? Bahkan Rara tidak tahu artinya itu apa, Oppa." Rara menjawab sejujurnya.

"Jadi artinya kamu belum pernah punya pacar?" Lee langsung melempar jauh pemikirannya tentang Rara yang sudah punya suami. Harapan dia terbuka lebar!

"Iya. Rara nggak boleh pacaran sama bapak dan ibu."

Lee mengangguk senang.

"Tapi jatuh cinta pernah kan?" kejarnya mengeluarkan semua keingintahuan.

Rara menggeleng lemah, sayangnya Lee tidak melihat itu.

"Ra? Kok, nggak dijawab?" tanya Lee yang mengira Rara mengabaikan pertanyaannya.

"Rara tadi sudah menggeleng, Oppa," ujar Rara.

"Iya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 378

    Mereka melangkah masuk, dengan Arya yang berjalan paling belakang bersama Raja. Memasuki ruang tengah yang sudah menunggu semua anggota keluarga, termasuk Soleh dan Lastri, piring-piring berisi sate, dan sop, ada di tengah-tengah karpet. Ada asinan wortel dan mentimun yang diberi irisan bawang merah, juga potongan cabe rawit yang menggugah selera. Sambal kecap dengan irisan bawang merah, tomat, dan cabai rawit, juga membuat perut mendadak berontak minta diisi. Aylin, Fatima, dan Emir sudah tidak sabar mencicipi olahan daging kambing tersebut. Di sudut lain, Seruni duduk di sofa, karena memang masih sedikit kesulitan kalau duduk di bawah. Arya mendekat pada istrinya, melihat sebentar ke dalam kamar, di mana kedua bayi kembarnya ditunggui Zahra dan bi Isah. "Nah, sudah kumpul semua. Ayo, silakan makan." Tirta mempersilahkan semua orang mulai menyantap hidangan. Sukma pun melayani suaminya seperti para istri yang lain, melayani suami mereka masing-masing, kecuali Seruni yang malah dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 379

    "Rara ... kenapa?" Lee memilih menghentikan mobilnya. "Kamu tidak percaya sama aku?" "Tidak! Bukan itu, hanya saja ... itu mustahil." "Serahkan padaku! Aku yang akan mengurus semuanya. Tugasmu hanya membalas rasa itu. Aku mencintaimu, Rara. Saranghe!" meluncur sudah kata cinta dari Lee, dan Rara semakin pusing dibuatnya. "Kita lanjutkan perjalanannya, Oppa. Nanti kamu kemalaman untuk pulang," ujar Rara mengalihkan pembicaraan, dia memilih melupakan kata cinta yang Lee ungkapkan. Semoga saja saat kembali kerja, Lee sudah lupa telah mengatakan itu padanya. "Baiklah, Sayang." "Jangan panggil Rara sepertinya itu, Oppa," pinta Rara yang merasa risih dengan panggilan Lee untuknya. "Kenapa?" "Risih dengarnya." "Kelamaan juga tidak. Biasakan." Rara hanya memandang keluar jendela. "Masih jauh? Ini kita hampir sampai di batas yang tadi, loh." "Oh, belok kiri. Itu ada jamur kuning sebagai tanda ada hajatan." Rara menunjuk jalan yang menuju ke rumah Tirta, ada dua janur yang terpasang

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 380

    Benar saja, begitu semua sudah selesai makan. Rara merasa disidang oleh kakak dan ibunya saat sedang membantu membereskan bekas makan. Lee mencoba berbaur dengan yang lain di ruang tamu, mengobrol dan beramah tamah dengan Soleh, Raja, dan Arya, karena Aji kembali dikuasai anak-anak untuk bermain kembang api lagi. Sedang Tirta dan Denni bersama Emir meski terkendala bahasa, setidaknya Emir lebih paham bahasa inggris daripada Fatima. "Siapa dia, Ra?" goda Seruni, bahkan Zahra juga ikut menggoda Rara dengan senyuman jenaka. Huh! Rara rasa wajahnya sudah panas saja. "Atasan Rara, Teh. Kan tadi Rara kenalin sama ibu dan bapak seperti itu," elak Rara meski tak sepenuhnya berbohong, meski Lee sudah mengutarakan isi hatinya, tapi dia belum menjawab apapun untuk ungkapan perasaan Lee tersebut. "Yakin cuma atasan doang? Cakep loh, dia. Kalau ditikung orang gimana?" Seruni semakin gencar menggoda. "Teteh, ih! Bu ...." Rara melihat pada Lastri mengadu. "Nggak usah manja! Udah berani bawa la

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 381

    Setelah berpamitan, dengan dibekali berbagai makanan, Lastri, Soleh, Rara, dan Lee berpamitan pada semua orang. Seruni lagi-lagi menggoda adiknya. "Awas! Jangan dekat-dekat!" "Apaan sih, Teh? Beneran loh Rara nggak tahu dia mau nginep. Lagian kenapa mesti di rumah sih, kenapa nggak ke penginapan aja yang ada di alun-alun?" keluh Rara. "Menghormati tamu, Ra. Pahalanya besar, loh. Lagipula ada kamar kosong." "Tahu, tapi ...." "Kamu sungkan karena ada sesuatu di antara kalian. Kalau tidak ada, maka kamu akan biasa saja menanggapinya. Bener nggak?" todong Seruni. Rara mengangguk. "Nah, kan. Udah sana! Nanti kita ngobrol lewat pesan saja. Kamu jangan sungkan kalau mau cerita. Ya?" balas Seruni lagi. "Baik, Teh. Rara pulang dulu." "Iya. Teteh juga mau pulang, kok. Di sini kamar kan dipake a Raja.""Iya. Besok jam berapa sih acaranya?" "Jam sembilan. Pengajian si kembar habis dzuhur. Masih bisa santai kok kalian." "Iya. Rara pulang dulu, ya." "Iya." Setelah menyalami semua orang

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 382

    Kembali masuk ke kamarnya, Rara mengambil handuk juga kerudung, tak ingin nanti berpapasan dengan Lee yang mungkin keluar dari kamar. Dengan bergegas Rara melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lima menit kemudian, dia sudah berdiri di depan pintu kamar Seruni yang ditempati Robi untuk membangunkan. Semalam Robi pulang dengan heran, melihat sebuah mobil yang jelas bukan milik Arya terparkir di pekarangan. Dengan mengetuk jendela kamar orang tuanya, Robi bisa masuk dan mengajukan pertanyaan, siapa pemilik mobil yang ada di depan rumah mereka. Jawaban Lastri jelas membuatnya kaget, setahu dia saudara kembarnya itu tidak punya kenalan, bagaimana bisa pulang bersama seorang lelaki, apalagi kata orang tuanya itu adalah atasan Rara? Tidak mungkin kan Rara pacaran dengan atasannya dalam waktu kerja yang belum lama? "Bi! Bangun! Sudah jam setengah enam!" Rara mengetuk pintu, dia menoleh ke kamar Robi siapa tahu Lee pun terbangunkan, karena suara ketukannya di pintu. "Robi!" "Iy

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 383

    Suasana dalam kabin senyap, Lee terus menahan tanya dalam hati, kekesalannya memuncak saat Rara meminta Robi untuk duduk di depan, dan dengan gaya santainya Robi duduk di sana setelah tersenyum manis pada Lee. Sesampainya di tempat acara, panitia acara langsung mengarahkan mobil Lee ke tempat khusus untuk keluarga, saat melihat Robi ada di dalam sana. Selesai memarkirkan mobil, ketiganya turun dan langsung menarik perhatian semua orang. Rara yang cantik, datang dengan dua orang lelaki tampan berbeda karakter, jelas pemandangan yang sangat mencolok. Dengan menggandeng lengan Robi, Rara melangkah menuju rumah Tirta yang berjarak lumayan jauh dari tempat acara. Lee mendesah lelah, langkahnya tak sesemangat semalam yang berjalan bersisian dengan sang pujaan. "Oppa! Ayo!" Rara menghentikan langkah saat menyadari Lee tidak berjalan beriringan dengannya, Robi ikut menoleh, dan melihat Lee sedang berjalan sambil memainkan ponselnya. Lee mengangkat wajah melihat pada Rara yang terdiam menu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 384

    "Wah, kalian cantik sekali!" seru Cahaya saat Zahra dan Rara selesai dirias, mengunakan baju seragaman keluarga Subrata, kedua gadis itu terlihat cantik dengan ciri khas masing-masing. Robi yang sedari tadi sedang mengambil gambar para menantu keluarga itu, sontak menoleh saat 'Ara-nya' disebut oleh Cahaya. Robi tersenyum dengan mata terus menatap kekasihnya, diam-diam diarahkannya mata kamera, untuk mengambil gambar Zahra yang tersipu malu, atas pujian yang dilontarkan istri Raja itu. Cekrek! Cekrek! Robi tersenyum puas melihat hasil photonya, lalu menatap Zahra yang kini tengah melihat ke arahnya juga. "Cantik!" puji Robi tanpa suara, Zahra pun kembali menunduk malu atas pujian orang yang dicintainya. Para orang tua sudah bersiap untuk menuju ke tempat acara. Tirta - Sukma, Denni - Mukta, Soleh - Lastri, Emir dan Fatima sudah mulai memasuki mobil yang akan membawa mereka ke lokasi, suara musik terdengar dari pengeras suara. Tinggal pasangan pengantin yang belum selesai dirias

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 385

    Aji dan Aylin terus menebarkan senyuman terbaik mereka, menyambut para tamu undangan yang sebagian besar warga kampung mereka, datang tanpa perlu diundang lewat selembar kartu yang bertuliskan nama pengantin dan keluarganya, cukup dengan memasang pengumuman lewat pengeras suara di masjid-masjid, maka seluruh warga desa yang bernaung dalam rukun tetangga sebanyak empat belas kelompok itu, datang dengan suka rela, membawa doa juga turut bersuka cita dalam kebahagiaan keluarga Tirta Subrata. Aji juga mengundang para gurunya dulu di sekolah, para alumni yang masih mengenalnya, agar bisa ikut merasakan euforia perayaan cintanya. Juga memasang status di media sosialnya, agar mereka yang menyimpan nomornya berkenan hadir bila tidak ada kendala. Tak terkecuali Sabilla, gadis yang pernah ditemui Aji dan langsung menyimpan harap itu, hanya bisa tersenyum pahit sambil memandang kosong, dia masih harus menunggu sang pangeran berkuda putih lainnya, yang akan menawarkan cinta sejati untuknya, kar

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status