Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 341 - Chapter 350

526 Chapters

bab 341

Diiringi lambaian tangan teman-temannya, Aylin meninggalkan cafe yang sudah lima tahun ini menjadi tempatnya mencari rezeki. Sebelah tangannya yang bebas dari genggaman tangan Aji, mengusap pipinya dari air mata. Betapa berat Aylin meninggalkan semuanya. Tapi ini adalah keputusannya sendiri. Menerima cinta yang ditawarkan Aji, harus dia bayar dengan meninggalkan semuanya. Ibunya, sahabat, keluarga, dan juga negaranya tercinta. Langkah mereka pasti menuju ke apartemen, mengemas semua yang akan dibawa ke kampung halaman Aji. Sedang koper Aylin masih ada di rumah Fatima, sebelum berangkat mereka akan singgah untuk mengambilnya, dan menjemput Fatima, Selma, dan juga Emir yang akan ikut mengantar ke bandara. Tak banyak yang Aji kemas, karena saat dia datang pun tidak membawa banyak baju. Satu koper dan satu tas gendong sudah siap di sudut ruangan, tinggal menunggu waktu yang tersisa semakin dekat. Grep! Aylin berjengkit kaget saat pelukan Aji mengukungnya dari belakang. "Masih ada wak
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

bab 342

"Kerjanya di perusahaan apa, Bu?" tanya Cahaya menimpali. "Di pabrik tekstil ya, Bu?" Arya menyela. "Bukan, A. Nggak keterima yang di pabrik Robi, tapi di pabrik elektro." Lastri tertawa menjelaskan. "Loh, kiranya satu tempat pekerjaan sama Robi, Bu? Terus kost-nya gimana?" Seruni merasa khawatir. "Kalau kost tetap bareng Robi, Runi. Sekarang masih bawa motor sendiri, kan waktu pergi nggak bareng sama Robi." "Kalau kerja di perusahaan elektronik, dulu Aya juga kerja di pabrik elektro, Bu, kan kami ketemu juga pas sama-sama kuli," timpal Raja, mengenang pertemuannya dengan Cahaya. "Oh, begitu, ya?" Lastri menatap Raja dan Cahaya bergantian yang saling melempar senyuman. "Iya." "Untuk aqikah kapan mau dilaksanakan, A?" Tirta mengalihkan pembicaraan. "Pas tujuh hari saja, Yah, biar nanti mang Ade Arya minta cari kambingnya dulu." "Eh, nama lengkapnya siapa ini? Tadi perasaan baru Aisha sama Arash doang, deh?" tanya Cahaya."Iya bener. Nama lengkapnya, A!" Sukma kembali antusias
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

bab 343

Lambaian tangan disertai derai air mata, mengiringi langkah sepasang pengantin baru itu menuju harapan baru. Aylin beberapa kali menengok ke belakang di mana ketiga sosok orang yang disayanginya berdiri sambil melambai, mengusap air mata yang terus mengucur dengan deras, sedang langkahnya kian pasti mengikut kaki Aji membawanya pergi. Sehat selalu, Mama. Selamat jalan, Anakku. Berbahagialah! Keinginanmu bersama lelaki itu membuat pilihan untuk kita berjauhan. Maaf Mama tidak bisa mengikuti kalian. Sepertimu yang ingin menghabiskan hidup bersama orang yang kamu cintai, Mama juga ingin menutup mata ini di tempat Mama merasakan kehadiran papamu. Orang yang sangat Mama cintai. Doa Mama terus menyertaimu, Nak. Sosok Aji dan Aylin pun tak terlihat lagi setelah semakin jauh masuk ke dalam gedung. Fatima memeluk Selma, mengungkap sedih hati atas kepergian anaknya yang sedari tadi ditahan, tak ingin keteguhan Aylin runtuh karena air matanya. "Sudah, Kak. Jangan ditangisi." Fatima mengangg
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

bab 344

Dua minggu lalu. Itu artinya setelah pertemuan mereka di Bandung waktu itu. Aji jadi merasa bersalah pada Roni. Di bawah nama Roni ada nama Sabilla, hatinya merasa bersalah juga pada gadis itu. Gadis yang ditemuinya, namun lalu dia tinggalkan begitu saja, untuk menikah dengan seseorang yang terlelap dalam dekapannya saat ini. Membuka pesan Roni, Aji menghitung waktu acara yang Roni sampaikan padanya. Roni [Ta, aku nikah sama Karin minggu depan. Kalau bisa datang, kan?] [Ta?] Aji menghela napas panjang, ternyata pernikahannya dengan Roni hanya beda dua hari saja. Aji akan menemui Roni nanti, sekalian mengenalkan Aylin pada Roni dan juga Karin. Karena tak bisa membalas pesan, Aji pun mengirimkan pesan suara untuk membalas pesan Roni. "Sorry, Bro! Aku baru tahu ada pesan dari kamu. Btw selamat untuk pernikahannya." Supir taksi melirik lewat kaca spion saat mendengar suara Aji, mengira penumpangnya itu mengajak bicara padanya. "Aku baru balik dari Turki, Ron. Kita ketemu lagi nan
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

bab 345

"Berapa, Pak?" tanya Aji pada supir taksi setelah semua barang bawaannya dikeluarkan. Menunjuk pada argo, sang supir pun menyebutkan sejumlah uang yang harus Aji bayar. Karena belum menukar dolar ke rupiah, Aji pun membayar ongkos taksi dengan menggunakan mata uang dolar. "Wah, nggak ada kembaliannya, Mas," ujar sang supir seraya meneliti selembar uang pecahan $100, takut uang tersebut palsu. "Uangnya asli, kok, Pak. Kalau palsu Bapak bisa datang kemari lagi," kekeh Aji membuat supir taksi itu tersenyum malu. "Maaf, Mas. Untuk jaga-jaga saja," balasnya dengan candaan. "Iya, Pak. Ambil saja lebihnya. Doakan pernikahan saya sakinah, mawwadah, warrohmah," ujar Aji membuat senyum terkembang sempurna dari bibir supir taksi tersebut. "Wah, makasih, Mas! Semoga keluarganya selalu dilimpahkan kebahagiaan, secepatnya dapat momongan," doanya tulus. "Aamiin. Makasih ya, Pak." "Sama-sama. Saya permisi dulu, Mas. Sekali lagi terima kasih." Aji mengangguk, lalu mengantar dengan tatap saat
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

bab 346

"Wa'alaikumussalam," jawab Seruni, Rara, Zahra, Isah, juga Aruna serempak. "Nenek!" seru Aruna kencang, membuat si kembar kaget dan langsung menangis berbarengan. "Aduh, kakak Arun bikin adeknya kaget jadi nangis ini," ujar Rara menepuk pelan paha mungil milik Aisha, sedang Arash langsung diangkat oleh Isah untuk ditenangkan. "Kakak Arun senang banget ya ketemu Nenek lagi? Jadinya teriak deh, lihat Nenek sama Nenek Dhaka datang," ujar Sukma pada cucu pertamanya. Aruna memang menyematkan panggilan nenek Dhaka untuk Mukta, biar nggak ketuker katanya. "Iya," jawab Aruna yang tak merasa berdosa sudah membuat kedua adiknya menangis. "Dari mana, Bu?" tanya Seruni setelah menyalami Sukma dan juga Mukta. "Dari sawah yang ada di ujung desa, tadi uwa kamu pengen lihat sawah dulu katanya. Maklum di kota sudah tidak ada sawah," jawab Sukma terkekeh. "Nggak ada di dekat rumah tepatnya, kalau di tempat lain kan masih ada," ralat Mukta mengoreksi perkataan ipar suaminya. "Ayah sama uwa Denni
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

bab 347

"Ibu," sapa Aylin dengan suara lembut mendayu. "Kenapa tidak memberitahu tentang kepulangan kalian, Nak?" tanya Sukma setelah memeluk dan mencium pipi Aylin penuh sayang. Aylin menoleh pada Aji, meminta suaminya mengartikan apa maksud perkataan Sukma. Aji yang tengah menggendong Aruna mencebik, membalas dendam pada dua wanita tercintanya, atas perlakuan mereka tadi yang membuat dia menderita. "Aji! Ayo katakan sama Aylin Ibu bilang apa barusan," titah Sukma dengan gemas pada Aji. "Nggak mau, habis Ibu malah jewer Aji tadi," rajuknya tak mau kalah. Aruna tertawa melihat pamannya merajuk. "Kata ayah nggak boleh marah sama ibu, Om. Dosa," celetuknya membuat Sukma mengangguk seraya tersenyum puas. "Tuh, denger! Lagian itu salah kamu sendiri, kenapa pulang nggak bilang-bilang dulu." Sukma menarik tangan Aylin lembut, membawa menantunya itu untuk dikenalkan pada Seruni, dan yang lainnya. "Runi, Sayang ... kenalkan ini Aylin. Rara, Zahra, dan Bi Isah. Kenalkan ini menantu saya, istri
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

bab 348

"Halo, Aylin. Selamat datang di keluarga Subrata. Selamat datang di Indonesia. Semoga kalian tetap berbahagia," sapa Arya pada adik iparnya, menangkupkan kedua tangan di depan dada, seperti tadi yang Aji lakukan pada Seruni. Aylin pun melakukan hal serupa, dengan senyuman mengembang dia mengenalkan dirinya. "Halo, A Arya. Salam kenal. Terima kasih sudah menerima aku di keluarga ini." "Baiklah. Karena sekarang pengantin baru juga sudah ada di sini, si kembar juga belum di aqikah. Ayah putuskan, saat aqikah si kembar nanti, maka pesta pernikahan Aji pun akan sekalian digelar," ujar Tirta membuat semua orang tak percaya. Berarti itu tinggal beberapa hari lagi. Bisakah? Bagaimana persiapannya? Aji lupa, bahkan saat mengurus pernikahannya dengan Aylin, dia juga hanya memerlukan waktu yang sebentar saja. Uang adalah kuasa. "Eh, Yah, kok bisa gitu?" tanya Aji. "Sekalian capek, sekalian mengenalkan anggota baru keluarga kita. Mungpung uwa kamu juga masih ada di sini. Tinggal pilih saja.
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

bab 349

Arya dan Seruni yang sedang memberi susu pada si kembar, menoleh kaget oleh hempasan daun pintu yang sangat kencang itu. Kedua bayi dalam pangkuan mereka pun langsung menangis karena ikut kaget juga, padahal tadi si kembar hampir saja terlelap. "Kakak! Kenapa buka pintunya kencang gitu?" seru Arya sedikit membentak, kelepasan. "Lihat, dede Ar sama dede Ais jadi bangun lagi," tambah Arya menenangkan Arash, sedang Seruni menenangkan Aisha dengan kembali menempelkan sumber makanannya. Aruna yang awalnya hendak mengadu karena merasa diabaikan oleh Zahra dan Rara, kembali harus menerima kekecewaan karena Arya malah berbicara keras padanya. Apa ini karena ada dua adiknya, hingga dia diabaikan semua orang? Aruna menjadi kesal. "Ayah jahat! Arun dimarahi. Tadi bibi yang diamin Aruna, sekarang Ayah marahin Aruna. Arun mau sama nenek saja. Ayah sama ibu sibuk sama dede Ar sama dede Ais terus!" protes Aruna sambil menangis kencang. Mendengar suara tangisan Aruna, Rara dan Zahra baru menyadar
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

bab 350

Rara menepis pemikirannya tadi, kalau Seruni masih ada rasa tersembunyi untuk Aji. Melihat kemesraan Seruni dan Arya, jelas tidak mungkin kakaknya hanya berpura-pura saja. Begitu juga Zahra, menepis kekaguman pada sosok Arya yang sempat terlintas tadi. "Kamu mau nginap, Ra?" tanya Arya pada adik iparnya. "Nggak, A. Nanti pulang sama Robi," jawab Rara membuat Zahra sedikit menunduk, kemana ingatannya akan Robi saat dia mengagumi Arya tadi? "Oh, baiklah. Aku pergi, Sayang," pamit Arya pada Seruni. Melangkah ke luar rumah diikuti Zahra. Aruna duduk di depan, dia meminta Arya untuk mampir sebentar di warung untuk membeli beberapa cemilan, dan susu kesukaannya, setelah mendapat apa yang diinginkan Aruna, kembali mobil Arya melaju ke rumah Tirta. Sesampainya di rumah Tirta, ada mobil yang sedang menurunkan hasil panen, dan satu mobil lainnya yang akan mengirimkan sayuran ke pasar induk. Arya pun terpaksa berhenti di pinggir jalan rumah Tirta, agar nanti mobil yang akan keluar tidak ter
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
53
DMCA.com Protection Status