"Kenapa, Bu?" Retno datang mendekat."Mau pipis, Bu bidan." Seruni menjawab lemah. Dia ingin segera bersama Lastri, meminta maaf pada ibunya. Ternyata seperti ini rasa yang dulu Lastri rasakan, saat akan menghadirkan dia ke dunia."Iya, nanti kalau sudah pipis, kita periksa lagi, ya," ujar bidan Retno sambil tersenyum. Seruni mengangguk, dibantu Arya dia melangkah perlahan menuju ke kamar mandi."Wah, cepat sekali pembukaannya," ujar Retno begitu dia selesai kembali memeriksa. "Rupanya si kecil sudah tak sabar untuk bertemu ayah sama ibunya," sambung Retno sambil membuka lagi sarung tangan, terus tersenyum menyemangati Seruni yang didampingi Arya.Arya dan Seruni bertukar pandang, gemuruh rasa dalam dada hanya bisa terucap lewat tatapan mata. Tak sabar rasa hati untuk segera melihat rupa anak keturunan, yang sembilan bulan lamanya bersemayam nyaman dalam rahim ibunya."Saya tinggal sebentar," pamit Retno."Iya, Bu."Bletuk!Namun belum jauh Retno melangkah, suara letupan terdengar. B
Last Updated : 2022-12-10 Read more