Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 201 - Chapter 210

526 Chapters

bab 201

Satu persatu berhamburan keluar dari ruangan yang mengurungnya beberapa jam berlalu. Semua merasakan sukacita karena berhasil melewati ujian dengan baik. Tinggal menunggu hasil dari kerja keras mereka, selama setahun lamanya. Seruni menepikan diri menghindari mahasiswa lain yang tergesa, beberapa orang menyapanya sekilas, dibalas Seruni dengan senyuman juga lambaian tangan. Seruni tak menyangka akhir dari perjuangannya sudah terlewat tadi. Meski dia tidak begitu yakin nilai yang akan didapatnya akan tinggi, setidaknya Seruni sudah menjawab dengan kemampuan maksimalnya. Maya mendekat ruangan mereka memang terpisah saat ujian, dan sekarang Seruni menjemput Maya ke ruangannya. "Alhamdulillah. Selesai juga, Runi." Maya tersenyum lebar. "Iya, May. Alhamdulillah. Mudah-mudahan nilainya bagus." "Aamiin." "Maya, Runi, kalian mau ikut nggak?" Didi mendekat bersama Rizal. "Kemana?" tanya Maya pada kekasihnya. "Jalan ngerayain selesainya ujian," kata Didi menjelaskan, meski dia yakin Ser
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

bab 202

Setelah keputusan Seruni mengajukan cuti kuliah dan membuka statusnya yang sebenarnya, Sukma berniat mengadakan resepsi pernikahan Arya - Seruni. Persiapan terus dikebut karena ibu dari Aji dan Arya itu sudah sangat tidak sabar untuk membuka siapa Seruni untuk keluarganya. Seruni dan Arya pun sudah menempati rumah mereka pribadi, tak ada lagi alasan untuk mereka tidak tinggal di sana, sebagian besar warga desa dan tetangga rumah Arya, sudah mengetahui kebenaran pernikahan keduanya.Tanggal sudah ditentukan, undangan sudah siap disebar, segala hal untuk perhelatan resepsi sudah selesai. Dengan kuasa dan uang, semua bisa diatasi meski mendadak acara tersebut diusulkan.Seruni bak calon ratu yang dimanja ibu suri, semua kebutuhan dan keinginannya dipenuhi, hanya diizinkan memantau tanpa harus melakukan apapun. Meski kadang Seruni bosan hanya dengan duduk diam, tapi alasan menjaga sang calon penerus keturunan, Sukma meminta Seruni mengikuti perintahnya.Saudara dan kerabat diminta datan
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

bab 203

Hari yang dinanti tiba. Kemeriahan acara begitu terasa. Semua anggota keluarga memakai baju yang sama. Tersenyum penuh suka cita, menyambut para tamu yang datang silih berganti. Lokasi acara yang sengaja memakai lahan kosong milik Tirta, disulap sedemikian rupa oleh tangan-tangan ahli di bidangnya. Sebuah layar besar terpasang, menampilkan video acara akad nikah Seruni dan Arya setahun lalu. Hingga semua yang datang, tidak perlu ragu lagi dengan tulisan yang tertera dalam kartu undangan, kalau mereka sudah dipersatukan jauh hari sebelumnya. Raja dan Ratu sehari itu tak henti melemparkan senyuman, dengan perut membuncit yang bisa dengan jelas dilihat para tamu undangan, ucapan selamat pun bertambah katanya, dengan doa untuk kelancaran persalinan nanti. Seruni tampil memukau setiap mata yang memandang. Jilbab yang menutupi rambutnya, berhias mahkota kecil yang bertengger cantik di sana. Bahkan Arya sendiri, tak bisa melepas pandang saat melihat pertama kali penampilan istrinya. "Can
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab 204

Dari tempat yang jauh, Aji hanya menatap sendu video yang diunggah Raja. Dia tersenyum, tapi hatinya teriris pula. Melihat betapa serasinya Seruni dengan Arya, Aji hanya bisa melangitkan doa. Meminta Yang Kuasa senantiasa melimpahkan kebahagiaan untuk kedua orang yang dicintainya. Menjaga bahagia itu terus sampai usia mereka habis masa berlakunya. Juga meminta bahagia cinta itu segera menyapanya, mempertemukan dia dengan seseorang yang bisa menggetarkan hati, sebagai ganti seorang Seruni yang sudah jelas tidak akan pernah termiliki. Benarkah tidak mungkin? *****Kemeriahan dan keramaian pesta tinggal cerita. Semua keriuhan itu terhenti jam empat sore tadi. Pengantin yang tidak baru lagi itu, kini tengah terbaring di peraduan kamar mereka yang dihias khas nuansa pengantin baru. Arya sudah memijat kaki Seruni yang membengkak karena terlalu banyak berdiri. Susu hamil dan vitamin pun sudah diberikan tadi. Mengusap perut Seruni sayang, Arya terus menanyakan kondisi istrinya. "Kakinya
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab 205

Waktu terus berjalan, usia kehamilan Seruni sudah tinggal menghitung hari menuju kelahiran. Baik Sukma juga Lastri, meminta Seruni tinggal di rumah mereka, namun dengan halus ditolak Seruni. Dia ingin tetap di rumahnya sendiri sekarang ataupun nanti setelah kelahiran anaknya. Ingin belajar mandiri, katanya. Lagi pula jarak rumah mereka tidak terlalu jauh, dalam waktu sepuluh menit kedua calon nenek itu bisa sampai di rumah yang ditinggali. Semua perlengkapan si kecil sudah dibeli, Sukma bahkan sengaja mengajak Seruni belanja ke ibukota provinsi untuk membeli kebutuhan calon cucunya. Arya yang menjadi ajudan kedua wanita kesayangannya, hanya patuh mengikuti. Tak ada bantahan saat harus membayar tiap nominal barang yang dibeli. Menurut perkiraan, Seruni akan melahirkan seminggu lagi. Bisa maju atau mundur waktunya. Mengingat usia belia si calon ibu, Lastri dan Sukma terus memberikan semangat, agar Seruni tetap tenang dan nyaman saat waktu kelahiran semakin dekat. Dukungan penuh juga A
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab 206

"Melahirkan?""Iya.""Tapi Runi nggak merasa mulas, Bi?" tanya Seruni heran. "Bahkan gerakan dia juga jadi pelan, nggak seperti biasanya.""Coba saja periksa ke bidan dulu. Tapi Bibi gitu tanda-tandanya saat mau melahirkan dulu." Suti mengusap perut buncit Seruni. "Utun, kamu mau lahirnya? Yang mudah keluarnya, sehat, selamat. Kami sudah nggak sabar pengen ketemu kamu, Sayang."Seruni terharu mendengar ucapan Suti."Perlengkapannya di mana, Neng?" tanya Suti saat tidak melihat tas yang sudah dipersiapkan kalau Seruni akan melahirkan."Masih di lemari, Bi. Tolong diambil," titah Seruni yang mendadak tak sabar pergi periksa."Ayo, Sayang, kita pergi sekarang."Arya datang dengan tergesa."Bawa tasnya, Sayang." Seruni menunjuk ke arah lemari di mana tas perlengkapan disimpan."Memang mau melahirkan?""Dibawa aja, A. Soalnya dulu Bibi seperti itu tanda mau lahirannya." Suti menjawab takut-takut."Oh, baiklah."Suti menghembus napas lega saat Arya tak berkomentar atas pendapatnya.Dibantu
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab 207

"Kenapa, Bu?" Retno datang mendekat."Mau pipis, Bu bidan." Seruni menjawab lemah. Dia ingin segera bersama Lastri, meminta maaf pada ibunya. Ternyata seperti ini rasa yang dulu Lastri rasakan, saat akan menghadirkan dia ke dunia."Iya, nanti kalau sudah pipis, kita periksa lagi, ya," ujar bidan Retno sambil tersenyum. Seruni mengangguk, dibantu Arya dia melangkah perlahan menuju ke kamar mandi."Wah, cepat sekali pembukaannya," ujar Retno begitu dia selesai kembali memeriksa. "Rupanya si kecil sudah tak sabar untuk bertemu ayah sama ibunya," sambung Retno sambil membuka lagi sarung tangan, terus tersenyum menyemangati Seruni yang didampingi Arya.Arya dan Seruni bertukar pandang, gemuruh rasa dalam dada hanya bisa terucap lewat tatapan mata. Tak sabar rasa hati untuk segera melihat rupa anak keturunan, yang sembilan bulan lamanya bersemayam nyaman dalam rahim ibunya."Saya tinggal sebentar," pamit Retno."Iya, Bu."Bletuk!Namun belum jauh Retno melangkah, suara letupan terdengar. B
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab 208

Season 2Enam tahun kemudian."Kapan pulang? Masih harus berapa lama Ibu menunggu, agar bisa mendekap anak bungsu yang pergi mencari pengobat hati?"Sukma menatap sendu pada layar ponselnya. Di layar itu, senyuman anaknya tercetak sempurna. Bingkai itu tersenyum lebar. Namun Sukma tahu, ada luka yang masih coba dibalut Aji dalam sikap cerianya.Waktu telah lama berlalu, bertahun pasti mereka terpisah jarak dan waktu. Musim dan purnama tak berhenti menunggu kedatangan anaknya, tapi Sang Putra rupanya masih enggan kembali ke negeri tumpah darahnya. Anaknya masih terlena dalam dekap luka cinta, yang tertoreh oleh tingkah anak sulungnya, dengan dia dan suami pendukung luka itu tercipta.Namun benarkah masih kurang waktu penyembuh itu? Enam tahun berlalu, tapi Aji selalu menjawab dengan senyuman manis saat dia bertanya kapan dia kembali.Bahkan tak pernah sekalipun Aji pulang sejak dia pergi, dengan rindu yang tak tertahan lagi, Sukma pernah datang ke negeri asing yang menyimpan raga anakn
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

bab 209

Roni gelisah menunggu kedatangan seseorang yang sudah sejak lama membuatnya memendam rasa, selama ini mereka sudah dekat, sangat dekat. Dia berusaha memantaskan diri agar bisa bersanding dengan gadis yang begitu memuja Aji, namun saat tahu gadis itu menolak menunggu Aji tanpa status yang jelas, Roni pun mencoba menggeser posisi Aji dalam hati Karin. Ya, sudah dua tahun ini mereka dekat, bahkan satu tempat kerja. Semua orang mengira kalau keduanya terikat hubungan istimewa, meski Karin selalu mengatakan kalau dia dan Roni sebatas sahabat saja. Roni melambaikan tangan, saat melihat Karin masuk ke cafe yang menjadi tempat mereka bertemu, sekedar mendengarkan lantunan lagu atau berbincang saja. Karin tersenyum begitu melihat Roni, langkahnya terarah menuju meja di mana Roni sudah menunggunya. "Hai, sudah lama? Maaf, tadi ban motor bocor, nyari tambal ban ternyata jauh," sapa Karin begitu sampai. "Lumayan lama. Sekarang sudah beres?" tanya Roni, matanya menatap khawatir pada Karin yan
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

bab 210

Sepasang anak muda yang baru saja berikrar cinta itu, terus menyunggingkan senyuman. Tak percaya, ternyata akan seperti ini rasa yang tercipta, saat hubungan mereka berganti menjadi lebih dekat dan pasti. Rona merah menghias wajah, dengan degup jantung yang meronta berbeda dari biasa. Belum lagi saat dengan ragu tapi pasti, tangan Roni menggenggam jemari Karin, gadis itu merasakan perutnya seperti digelitik sehingga ia tak bisa menyembunyikan senyuman. Indah. Kenapa tidak dari dulu saja hubungan mereka berganti? "Mau kemana sekarang?" tanya Karin saat keduanya keluar dari cafe yang menjadi saksi bersatunya cinta mereka, menuju tempat parkir di mana motor keduanya berada. "Pulang saja, ya? Atau kamu mau pergi ke satu tempat, Say--? Ah, bolehkah aku panggil kamu dengan panggilan itu?" tanya Roni yang canggung saat ingin memanggil Karin dengan sebutan baru. Dengan tersipu, Karin mengangguk pasti. Roni tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Duh, kok, jadi gugup gini sih, ya?" ujar R
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
53
DMCA.com Protection Status