Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 181 - Chapter 190

526 Chapters

bab 181

Arya menoleh saat mendengar isak pelan dari sampingnya. Merasa tadi sudah terbawa emosi dengan bersikap dingin pada Seruni, apalagi melihat Seruni menangis sambil mengusap perutnya. Kekesalan Arya luntur, menepikan mobilnya untuk menenangkan Seruni yang semakin tersedu, saat menyadari dia menunjukkan sikap peduli. "Sini. Jangan nangis." Arya menarik Seruni dalam dekapan. Mengusap punggung Seruni yang bergetar dalam tangis. "Runi takut, Sayang. Runi takut! Takut kalau--" "Kita periksa. Berdoalah yang terbaik." "Runi bodoh. Ceroboh! Nggak mau dengerin saran siapapun. Sshh, aww!" Seruni mendesis kesakitan saat perutnya terasa diremas lagi. Arya mengurai pelukan, mendekatkan lagi wajahnya pada perut Seruni seperti tadi pagi, kali ini dengan hati yang semakin yakin namun cemas sekaligus. Seperti istrinya, dia juga takut. Tapi melihat Seruni yang terlihat baik-baik saja, Arya yakin tidak ada yang terlalu dikhawatirkan. "Sayang ... kalau benar kamu sudah ada, yang kuat. Bantu Ayah dan
last updateLast Updated : 2022-11-30
Read more

bab 182

Arya tersenyum puas, melihat dokter langganannya terbatuk mendengar penuturannya. Seruni meringis merasa kasihan dengan reaksi Ridwan atas jawaban Arya. Ridwan bahkan harus meneguk dulu air putih di dekatnya. Menatap Arya dan Seruni bergantian. Benarkah lelaki yang menjadi pasiennya selama beberapa bulan terakhir sudah menikah? Dengan gadis yang jelas terlihat sangat belia. Ah, bukan gadis lagi tentunya. Mereka datang mengaku sebagai sepasang suami istri, dan untuk memeriksakan kenapa wanita muda itu terlambat datang bulan. Ridwan mengakui elok paras Seruni, pantas saja kalau Arya mencintainya."Ehem! Maaf. Saya kaget. Saya pikir Pak Arya sedang menggoda saya tadi," jujur dokter yang dari rambutnya sudah memutih itu. "Baiklah, kita periksa dulu. Silakan berbaring, Bu."Panggilan Ridwan langsung berubah. Dia tahu betul siapa Arya dan keluarganya, dan wanita muda itu adalah istri dari Arya, tentunya dia harus menyematkan panggilan yang pantas untuknya. Arya tersenyum mendengar pangg
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

bab 183

Seruni langsung meneteskan air mata. Apa yang dilihat dan didengarnya barusan, menegaskan kalau apa yang dia harapkan, menjadi kenyataan. Di sampingnya, Arya mengadahkan tangan dengan ucapan syukur yang terus terucap."Alhamdulillah, terima kasih, ya Allah. Sayang, kita akan punya anak. Kamu hamil, Sayang." Arya menggenggam tangan Seruni erat. Andai tidak ada Ridwan yang terus tersenyum mengawasi, ingin rasanya Arya memeluk erat Seruni.Seruni mengangguk berulang. Hatinya penuh dengan kebahagiaan. Namun saat teringat kalau dia sempat terjatuh, dan perutnya sempat merasakan sakit, Seruni kembali cemas. Apa bayinya baik-baik saja?"Dok?""Ya, Bu? Ada pertanyaan?"Arya menatap Seruni yang kini terlihat serius."Tadi ... saya jatuh terduduk. Apa itu--bayinya baik-baik saja, kan?""Insya Allah, tidak apa-apa. Pada trisemester pertama, pada kandungan yang masih muda, ukuran janin masih kecil, jadi rahim masih terlindungi dengan baik oleh tulang panggul. Sehingga walaupun terjatuh, resiko m
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

bab 184

Bi Asih berjalan di galengan sawah dengan membawa bakul nasi dan plastik hitam. Di belakangnya nampak Engkos mengekor, membawa perlengkapan lain. Mereka menuju ke saung tempat Tirta, Sukma, dan Soleh sejak tadi berada. Tirta tidak mengizinkan Soleh kembali bekerja, mereka membicarakan banyak hal di luar membicarakan tentang Seruni dan Arya, setelah sebelumnya Sukma mengatakan tentang kecurigaannya, kalau Seruni tengah berbadan dua. Soleh kaget sekaligus senang mendengarnya, dia berharap kalau itu adalah kenyataan yang sedang terjadi. Bahkan mereka juga sempat membicarakan kemungkinan apa yang harus diambil, atas keadaan tersebut sedang Seruni belum selesai sekolah. Jawaban menenangkan diberikan Tirta, agar mereka tidak usah cemas dengan itu semua. "Assalamua'aikum," salam Asih begitu sampai di saung yang khusus dibuat untuk Tirta atau Arya saat ingin datang ke sawah. Saung yang berukuran lebih besar dari beberapa saung yang ada di persawahan milik Tirta. Bahkan ada satu kamar yang
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

bab 185

Arya menyimpan ponselnya setelah memutuskan panggilan. Seruni kembali bersandar manja pada Arya, dia tak menyangka akan sebahagia ini mengetahui dirinya tengah hamil muda. Tadi mereka menyempatkan untuk membeli susu, karena Seruni belum tahu rasa apa yang enak, Arya mengambil beberapa variant rasa untuk dicoba Seruni nanti. Lagi sorot menyelidik diterima pasangan itu saat membayar di kasir. Sepasang manusia berbeda umur membeli susu hamil. Siapa yang tidak akan memalingkan wajah tanpa curiga? Apalagi jelas terdengar panggilan sayang yang diberikan keduanya, jelas sudah kalau hubungan keduanya adalah pasangan yang saling terikat ikatan cinta. "Ibu tanya, katanya kamu mau makan apa? Nanti ibu belikan sepulang dari sawah," tanya Arya, tangannya kembali mengelus perut Seruni. Segelas susu hamil rasa coklat sudah habis diminum istrinya tadi. "Runi mau makan kari ayam yang tadi pagi," jawab Seruni saat mengingat makanan yang membuatnya menelan ludah di kampus tadi. "Masih ada?" "Kari ay
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

bab 186

Seruni mengerjap, tidurnya terusik oleh suara printer yang sedang dipakai Arya. Meski suaranya halus, ternyata indera pendengaran Seruni meningkat tajam. Bahkan Arya tidak menyadari kalau dia sudah terbangun, dan terus mengawasi Arya yang tengah memeriksa ulang laporan. Membuka mata malas, bahkan terasa sangat berat, Seruni memindai kamar di mana dia berbaring. Serpihan ingatannya perlahan kembali, dia sedang di rumah Tirta. Lagi keping memori kembali, dia tersenyum bahagia. Di perutnya kini tengah bertumbuh calon pewaris Keluarga Subrata. Buah cintanya dengan Arya. Anaknya. Anak yang hadir setelah pernikahan tak terduga, pernikahan yang terjadi dengan alasan hanya karena bayar hutang saja.Diusapnya perut yang masih rata itu, membisikkan kata sambutan selamat datang juga ucapan sayang. Hingga saat tanpa sengaja Arya melirik ke arahnya, saling tatap dalam diam hingga senyuman juga derap langkah Arya mendekat padanya."Sayang ... kebangun, ya? Maaf," kata Arya sambil duduk di tepi tem
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

bab 187

Waktu berjalan pasti, setelah bersiap Arya dan Seruni pergi ke kota untuk memeriksa kehamilan Seruni. Sukma terus mewanti-wanti Arya untuk tidak terlalu ngebut membawa mobilnya, pelukan dan ciuman hangat Sukma berikan bertubi di wajah Seruni, saat mereka bertemu untuk pertama kali setelah kehamilannya diketahui. Bahkan Tirta pun mengusap perut Seruni dengan doa tulus terucap, mendoakan sang penerus agar selalu sehat dalam perut ibunya. Seruni tadinya ingin mampir ke rumah Soleh dulu, tapi karena mengejar waktu maka sepulang dari dokter saja baru Seruni pulang. Arya sempat menghubungi asisten Dokter Ridwan, untuk menanyakan lebih lanjut tentang klinik bersalin yang disarankan oleh Ridwan itu. Dan setelah mendaftar melalui telepon sesuai petunjuk yang diberikan, kini Arya harus segera sampai sebelum nomor antriannya terlewat karena tidak tepat waktu. Dibekali buah-buahan yang sudah dipotong-potong dalam wadah kebanggaan Sukma, Seruni sesekali menyuap potongan buah campuran itu. Hingg
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

bab 188

"Aku terserah Yang Kuasa. Laki-laki atau perempuan sama saja." "Ya, sama saja. Yang penting dia sehat, sempurna, tidak kurang satu apapun." "Aamiin. Dari sekarang kalau jajan jangan sembarangan. Jangan makan banyak cemilan, seperti yang tadi dokter bilang, makan makanan yang bergizi, biar di Dedeknya sehat, kamunya juga sehat." "Iya. Runi akan turuti semua perkataan dokter, perkataan Aa, juga siapapun yang memberikan petuah untuk kebaikan anak Runi. Anak kita." "Iya, Sayang. Sekarang kalau di sekolah harus hati-hati, jangan sampai kejadian seperti tadi terjadi lagi. Pelajaran olahraga pun kamu harus lebih hati-hati," ujar Arya mengusap kepala Seruni. "Iya. Ingatkan Runi untuk menghubungi Maya, biar dia bisa menjaga Runi lebih ketat lagi, hehehe." Seruni terkekeh sekaligus penasaran apa yang akan sahabatnya itu lakukan saat tahu dia sedang hamil sekarang. "Tentu. Nanti aku akan minta Maya lebih ketat lagi menjaga kamu." "Runi sudah tidak sabar untuk menunjukkan photo ini pada ke
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

bab 189

Tirta meminta Soleh sekeluarga untuk menginap, setelah mereka menyantap ayam bakakak yang dibeli Arya juga kari ayam yang dimasak Sukma, mereka kembali bersantai di depan layar TV yang menyala beralaskan karpet. Seruni kembali menunjukkan napsu makannya yang besar, dengan menyantap kolak pisang yang dibuat Lastri di rumah. Perbincangan hangat membuat rumah Tirta yang biasanya sepi, kini ramai oleh gelak tawa. Apalagi saat Rara yang kadang asal bicara membuat lelucon. Hanya Robi yang kadang merasa malu oleh tingkah saudara serahimnya itu. Seruni yang duduk berdekatan dengan Arya, sesekali menawari Arya apa yang sedang dimakannya, namun Arya menggeleng dengan senyuman tipis. "Runi banyak makannya ya, A?" kata Seruni pelan. Entah dia baru menyadari atau bagaimana, karena hanya dia yang sedang makan, sedangkan yang lain hanya fokus menonton TV sambil berbincang. Arya menggeleng, mengusap kepala Seruni yang tetap menggunakan kerudung meski di dalam rumah. "Nggak apa-apa. Makan saja."
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

bab 190

Dia tersenyum menutupi sebak hatinya. Bukan tak bahagia mendengar kabar dari seseorang yang beberapa menit lalu menghubungi, hanya hatinya tak bisa menipu kalau dia terluka menerima berita itu. Meski bibir mengucapkan selamat, tapi hatinya berdesir lara.Entah apa yang masih dia harapkan? Semua sudah tertutup, tak ada celah untuk berharap, tapi hati selalu enggan beranjak. Dia masih menyimpan cinta itu. Harap itu. Percuma kah dia lari menjauh? Sedang semua dia tinggal utuh di negeri yang sudah sangat jauh. Meninggalkan hatinya, cintanya, juga lara cinta yang tak terkira. Salju turun begitu lebat, tumpukannya menutupi hampir semua permukaan tanah. Bahkan pohon pun sudah berlapis warna putih, sejauh mata memandang, hanya putih yang menghampar.Dia berjalan lagi. Lesu langkahnya bergerak menjauh, mencoba membekukan hati bersama dengan dinginnya udara di sekitar dia berdiri. Namun nihil, dia menggelegak di dalam sana. Bahkan panas itu menyerang mata, hingga tetesan air duka dia biarkan
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
53
DMCA.com Protection Status