Share

bab 187

last update Last Updated: 2022-12-02 12:29:06

Waktu berjalan pasti, setelah bersiap Arya dan Seruni pergi ke kota untuk memeriksa kehamilan Seruni. Sukma terus mewanti-wanti Arya untuk tidak terlalu ngebut membawa mobilnya, pelukan dan ciuman hangat Sukma berikan bertubi di wajah Seruni, saat mereka bertemu untuk pertama kali setelah kehamilannya diketahui. Bahkan Tirta pun mengusap perut Seruni dengan doa tulus terucap, mendoakan sang penerus agar selalu sehat dalam perut ibunya.

Seruni tadinya ingin mampir ke rumah Soleh dulu, tapi karena mengejar waktu maka sepulang dari dokter saja baru Seruni pulang.

Arya sempat menghubungi asisten Dokter Ridwan, untuk menanyakan lebih lanjut tentang klinik bersalin yang disarankan oleh Ridwan itu. Dan setelah mendaftar melalui telepon sesuai petunjuk yang diberikan, kini Arya harus segera sampai sebelum nomor antriannya terlewat karena tidak tepat waktu.

Dibekali buah-buahan yang sudah dipotong-potong dalam wadah kebanggaan Sukma, Seruni sesekali menyuap potongan buah campuran itu. Hingg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 188

    "Aku terserah Yang Kuasa. Laki-laki atau perempuan sama saja." "Ya, sama saja. Yang penting dia sehat, sempurna, tidak kurang satu apapun." "Aamiin. Dari sekarang kalau jajan jangan sembarangan. Jangan makan banyak cemilan, seperti yang tadi dokter bilang, makan makanan yang bergizi, biar di Dedeknya sehat, kamunya juga sehat." "Iya. Runi akan turuti semua perkataan dokter, perkataan Aa, juga siapapun yang memberikan petuah untuk kebaikan anak Runi. Anak kita." "Iya, Sayang. Sekarang kalau di sekolah harus hati-hati, jangan sampai kejadian seperti tadi terjadi lagi. Pelajaran olahraga pun kamu harus lebih hati-hati," ujar Arya mengusap kepala Seruni. "Iya. Ingatkan Runi untuk menghubungi Maya, biar dia bisa menjaga Runi lebih ketat lagi, hehehe." Seruni terkekeh sekaligus penasaran apa yang akan sahabatnya itu lakukan saat tahu dia sedang hamil sekarang. "Tentu. Nanti aku akan minta Maya lebih ketat lagi menjaga kamu." "Runi sudah tidak sabar untuk menunjukkan photo ini pada ke

    Last Updated : 2022-12-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 189

    Tirta meminta Soleh sekeluarga untuk menginap, setelah mereka menyantap ayam bakakak yang dibeli Arya juga kari ayam yang dimasak Sukma, mereka kembali bersantai di depan layar TV yang menyala beralaskan karpet. Seruni kembali menunjukkan napsu makannya yang besar, dengan menyantap kolak pisang yang dibuat Lastri di rumah. Perbincangan hangat membuat rumah Tirta yang biasanya sepi, kini ramai oleh gelak tawa. Apalagi saat Rara yang kadang asal bicara membuat lelucon. Hanya Robi yang kadang merasa malu oleh tingkah saudara serahimnya itu. Seruni yang duduk berdekatan dengan Arya, sesekali menawari Arya apa yang sedang dimakannya, namun Arya menggeleng dengan senyuman tipis. "Runi banyak makannya ya, A?" kata Seruni pelan. Entah dia baru menyadari atau bagaimana, karena hanya dia yang sedang makan, sedangkan yang lain hanya fokus menonton TV sambil berbincang. Arya menggeleng, mengusap kepala Seruni yang tetap menggunakan kerudung meski di dalam rumah. "Nggak apa-apa. Makan saja."

    Last Updated : 2022-12-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 190

    Dia tersenyum menutupi sebak hatinya. Bukan tak bahagia mendengar kabar dari seseorang yang beberapa menit lalu menghubungi, hanya hatinya tak bisa menipu kalau dia terluka menerima berita itu. Meski bibir mengucapkan selamat, tapi hatinya berdesir lara.Entah apa yang masih dia harapkan? Semua sudah tertutup, tak ada celah untuk berharap, tapi hati selalu enggan beranjak. Dia masih menyimpan cinta itu. Harap itu. Percuma kah dia lari menjauh? Sedang semua dia tinggal utuh di negeri yang sudah sangat jauh. Meninggalkan hatinya, cintanya, juga lara cinta yang tak terkira. Salju turun begitu lebat, tumpukannya menutupi hampir semua permukaan tanah. Bahkan pohon pun sudah berlapis warna putih, sejauh mata memandang, hanya putih yang menghampar.Dia berjalan lagi. Lesu langkahnya bergerak menjauh, mencoba membekukan hati bersama dengan dinginnya udara di sekitar dia berdiri. Namun nihil, dia menggelegak di dalam sana. Bahkan panas itu menyerang mata, hingga tetesan air duka dia biarkan

    Last Updated : 2022-12-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 191

    Arya tersenyum, "Baik, kabar bahagianya, nanti kamu ikut dengan kami berlibur." "Wah, asyik!" Maya bertepuk tangan, namun sesaat kemudian wajah bahagia Maya berubah sendu. "Tapi sayangnya aku udah diajak mama liburan ke rumah nenek, A." "Yah, beneran, May?" Seruni ikut kecewa. "Iya, Runi, rencana ini sudah dibahas sejak dua minggu lalu. Bibi aku mau nikahin anaknya," ujar Maya tak bersemangat. "Ya sudah, lain kali saja kita liburan bersama, May." Arya menengahi, tak ingin kedua sahabat baik itu larut dalam kecewa. "Iya, May, berarti lain kali kita liburan barengnya," sela Seruni meski masih merasa kecewa. "Iya, Runi, mau bagaimana lagi." Maya mendesah pasrah, "lalu kabar bahagia selanjutnya apa?" lanjutnya. "Kabar ini yang lebih penting, May." Arya menjeda kalimatnya, "aku mau titip istriku yang cantik ini selama di kampus sama kamu." "Nitip? Untuk?" Maya terlihat bingung, dia menatap bergantian pada Seruni dan Arya. "Karena saat ini, Seruni sedang hamil muda," lanjut Arya de

    Last Updated : 2022-12-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 192

    Seruni sedikit cemas, saat melihat ada beberapa panggilan dari Arya yang luput dari perhatiannya. Bahkan suaminya itu sudah mengirimkan pesan sejak sejam yang lalu. Dengan rasa takut Seruni menghibungi Arya, namun ternyata Arya tidak mengangkat teleponnya. Beralih membuka pesan, Seruni langsung membaca semua pesan Arya dengan penuh rasa bersalah. Arya[Pulang jam berapa?] Arya [Kamu di mana, Sayang? Coba share lokasinya, biar aku jemput ke sana.]Arya [Sayang? Jangan terlalu capek, ingat kamu sedang hamil!]Arya [Sayang? kamu sedang apa, sih? dihubungi dari tadi tidak bisa terus.]Arya [Mau pulang jam berapa? ini sudah hampir ashar.] Arya [Seruni!]"May, aa sepertinya marah,'' kata Seruni sambil menunjukkan ponselnya setelah membaca semua pesan Arya. "Eh, kenapa?" tanya Maya heran, "bukankah tadi sudah diizinkan?" "Aa sudah beberapa kali nelpon, tapi aku nggak tahu. Coba cek hp kamu! Aa ada menghubungi kamu tidak?" Maya segera membuka tasnya, mengambil ponsel pemberian Ary

    Last Updated : 2022-12-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 193

    Seruni turun dari motor Rizal, Maya yang turut mengantarnya dengan Didi, juga turun sebentar untuk meyakinkan sahabatnya itu aman. Terus terang, saat ini hati maya sangat tidak tenang, dia merasa sudah mengkhianati kepercayaan Arya padanya, padahal lelaki itu sudah sangat baik padanya. "A Arya nggak ada kan, Runi? Dia belum pulang?" Maya melihat ke rumah Seruni yang pintunya tertutup rapat. Tidak adanya mobil juga motor di sana, mengatakan setidaknya kalau Arya belum pulang. "Sepertinya belum, deh, May. Ya sudah, kamu pulang sana.""Kamu nggak apa-apa kan kalau aku tinggal?" "Ya nggak apa-apa.""Aku takut a Arya marah," bisik Maya tak ingin Rizal dan Didi yang tengah menunggu, mendengar perkataannya. "Udah pulang aja, ini malah jadi tambah curiga mereka kalau kamu masih di sini.""Nanti kabari aku ya, Runi," ujar Maya sambil mendekat kembali ke motor Didi. "Iya, May. Zal, makasih sudah antar aku." Seruni melihat pada Rizal yang hanya mengangguk."Kami pulang ya, Runi,'' pamit Di

    Last Updated : 2022-12-04
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 194

    Menyerah untuk membujuk Seruni, Arya memilih keluar kamar. Seruni mendengus kasar saat suaminya itu malah berlalu setelah bujukannya dia abaikan. Padahal Seruni ingin Arya lebih berusaha untuk membujuknya lagi, bukan lantas pergi begitu saja."Dasar nggak peka! Padahal kan Runi pengen dirayu, gitu. Ini malah pergi. Nyebelin emang," gerutu Seruni begitu pintu kamar sudah tertutup lagi. Setetes bening meluncur begitu saja. "Ish, cengeng! Gitu aja nangis!" Diusapnya pipi yang baru saja menerima luncuran air mata.Beranjak turun dari tempat tidur, Seruni mengambil ponselnya dari dalam tas. Dari pada kesal dengan pengabaian dari Arya, bertukar pesan dengan Maya mungkin bisa mengembalikan mood nya. Lagi pula, bukankah tadi Maya memintanya untuk mengabari, bagaimana sikap Arya setelah tadi mereka tidak bisa dihubungi? Dan jawabannya, suaminya marah.Uh, menyebalkan!Seruni[May!] Centang dua. Menunggu balasan dari Maya, Seruni bersandar pada tepi ranjang, tangannya mengusap perut yang sej

    Last Updated : 2022-12-04
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab195

    "Enak, Sayang.""Iya?""Beneran," jawab Arya pasti."Dek, ayah kamu suka susunya ternyata." Seruni mengusap perutnya sambil menunduk.Arya menyimpan gelas di meja rias, mendekat pada Seruni lalu menunduk untuk menyapa calon anaknya yang belum dia sapa lagi."Kamu baik-baik saja kan sama ibu seharian ini, Sayang?""Baik, Ayah!" suara Seruni dibuat seperti anak kecil, menjawab sapaan Arya untuk janin di dalam sana.Arya mengangkat wajah, tersenyum melihat Seruni yang tengah membelai rambutnya."Jangan seperti tadi lagi ya, Sayang. Simpan hp di saku rok kalau tengah di keramaian, jadi kamu bisa tahu kalau aku ada menghubungi.""Iya. Maaf."Arya mengangguk, meraih tubuh Seruni dalam dekapannya."Kangen! Dari pagi baru bisa meluk lagi."Seruni memeluk nyaman Arya, menghidu aroma tubuh Arya yang menenangkan. Kepalanya menyusup ke dada Arya."Ceritakan tentang harimu tadi.""Susunya?""Oh, lupa. Aku buat dulu. Nanti cerita, ya?"Pelukan keduanya terurai."Rasa coklat, kan?" tanya Arya yang t

    Last Updated : 2022-12-04

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status