Semua Bab Jerat Cinta Sang Juragan : Bab 191 - Bab 200

526 Bab

bab 191

Arya tersenyum, "Baik, kabar bahagianya, nanti kamu ikut dengan kami berlibur." "Wah, asyik!" Maya bertepuk tangan, namun sesaat kemudian wajah bahagia Maya berubah sendu. "Tapi sayangnya aku udah diajak mama liburan ke rumah nenek, A." "Yah, beneran, May?" Seruni ikut kecewa. "Iya, Runi, rencana ini sudah dibahas sejak dua minggu lalu. Bibi aku mau nikahin anaknya," ujar Maya tak bersemangat. "Ya sudah, lain kali saja kita liburan bersama, May." Arya menengahi, tak ingin kedua sahabat baik itu larut dalam kecewa. "Iya, May, berarti lain kali kita liburan barengnya," sela Seruni meski masih merasa kecewa. "Iya, Runi, mau bagaimana lagi." Maya mendesah pasrah, "lalu kabar bahagia selanjutnya apa?" lanjutnya. "Kabar ini yang lebih penting, May." Arya menjeda kalimatnya, "aku mau titip istriku yang cantik ini selama di kampus sama kamu." "Nitip? Untuk?" Maya terlihat bingung, dia menatap bergantian pada Seruni dan Arya. "Karena saat ini, Seruni sedang hamil muda," lanjut Arya de
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-02
Baca selengkapnya

bab 192

Seruni sedikit cemas, saat melihat ada beberapa panggilan dari Arya yang luput dari perhatiannya. Bahkan suaminya itu sudah mengirimkan pesan sejak sejam yang lalu. Dengan rasa takut Seruni menghibungi Arya, namun ternyata Arya tidak mengangkat teleponnya. Beralih membuka pesan, Seruni langsung membaca semua pesan Arya dengan penuh rasa bersalah. Arya[Pulang jam berapa?] Arya [Kamu di mana, Sayang? Coba share lokasinya, biar aku jemput ke sana.]Arya [Sayang? Jangan terlalu capek, ingat kamu sedang hamil!]Arya [Sayang? kamu sedang apa, sih? dihubungi dari tadi tidak bisa terus.]Arya [Mau pulang jam berapa? ini sudah hampir ashar.] Arya [Seruni!]"May, aa sepertinya marah,'' kata Seruni sambil menunjukkan ponselnya setelah membaca semua pesan Arya. "Eh, kenapa?" tanya Maya heran, "bukankah tadi sudah diizinkan?" "Aa sudah beberapa kali nelpon, tapi aku nggak tahu. Coba cek hp kamu! Aa ada menghubungi kamu tidak?" Maya segera membuka tasnya, mengambil ponsel pemberian Ary
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-02
Baca selengkapnya

bab 193

Seruni turun dari motor Rizal, Maya yang turut mengantarnya dengan Didi, juga turun sebentar untuk meyakinkan sahabatnya itu aman. Terus terang, saat ini hati maya sangat tidak tenang, dia merasa sudah mengkhianati kepercayaan Arya padanya, padahal lelaki itu sudah sangat baik padanya. "A Arya nggak ada kan, Runi? Dia belum pulang?" Maya melihat ke rumah Seruni yang pintunya tertutup rapat. Tidak adanya mobil juga motor di sana, mengatakan setidaknya kalau Arya belum pulang. "Sepertinya belum, deh, May. Ya sudah, kamu pulang sana.""Kamu nggak apa-apa kan kalau aku tinggal?" "Ya nggak apa-apa.""Aku takut a Arya marah," bisik Maya tak ingin Rizal dan Didi yang tengah menunggu, mendengar perkataannya. "Udah pulang aja, ini malah jadi tambah curiga mereka kalau kamu masih di sini.""Nanti kabari aku ya, Runi," ujar Maya sambil mendekat kembali ke motor Didi. "Iya, May. Zal, makasih sudah antar aku." Seruni melihat pada Rizal yang hanya mengangguk."Kami pulang ya, Runi,'' pamit Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-04
Baca selengkapnya

bab 194

Menyerah untuk membujuk Seruni, Arya memilih keluar kamar. Seruni mendengus kasar saat suaminya itu malah berlalu setelah bujukannya dia abaikan. Padahal Seruni ingin Arya lebih berusaha untuk membujuknya lagi, bukan lantas pergi begitu saja."Dasar nggak peka! Padahal kan Runi pengen dirayu, gitu. Ini malah pergi. Nyebelin emang," gerutu Seruni begitu pintu kamar sudah tertutup lagi. Setetes bening meluncur begitu saja. "Ish, cengeng! Gitu aja nangis!" Diusapnya pipi yang baru saja menerima luncuran air mata.Beranjak turun dari tempat tidur, Seruni mengambil ponselnya dari dalam tas. Dari pada kesal dengan pengabaian dari Arya, bertukar pesan dengan Maya mungkin bisa mengembalikan mood nya. Lagi pula, bukankah tadi Maya memintanya untuk mengabari, bagaimana sikap Arya setelah tadi mereka tidak bisa dihubungi? Dan jawabannya, suaminya marah.Uh, menyebalkan!Seruni[May!] Centang dua. Menunggu balasan dari Maya, Seruni bersandar pada tepi ranjang, tangannya mengusap perut yang sej
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-04
Baca selengkapnya

bab195

"Enak, Sayang.""Iya?""Beneran," jawab Arya pasti."Dek, ayah kamu suka susunya ternyata." Seruni mengusap perutnya sambil menunduk.Arya menyimpan gelas di meja rias, mendekat pada Seruni lalu menunduk untuk menyapa calon anaknya yang belum dia sapa lagi."Kamu baik-baik saja kan sama ibu seharian ini, Sayang?""Baik, Ayah!" suara Seruni dibuat seperti anak kecil, menjawab sapaan Arya untuk janin di dalam sana.Arya mengangkat wajah, tersenyum melihat Seruni yang tengah membelai rambutnya."Jangan seperti tadi lagi ya, Sayang. Simpan hp di saku rok kalau tengah di keramaian, jadi kamu bisa tahu kalau aku ada menghubungi.""Iya. Maaf."Arya mengangguk, meraih tubuh Seruni dalam dekapannya."Kangen! Dari pagi baru bisa meluk lagi."Seruni memeluk nyaman Arya, menghidu aroma tubuh Arya yang menenangkan. Kepalanya menyusup ke dada Arya."Ceritakan tentang harimu tadi.""Susunya?""Oh, lupa. Aku buat dulu. Nanti cerita, ya?"Pelukan keduanya terurai."Rasa coklat, kan?" tanya Arya yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-04
Baca selengkapnya

bab196

"Eh, beneran?" wajah Seruni berbinar, dia senang Aji sudah mengetahui tentang kehamilannya.Arya mengangguk, tersenyum menutupi rasa cemburu yang diam-diam datang."Iya, Sayang.""Terus, Aji senang kan bakalan jadi paman?"Arya melihat Seruni sekilas, melihat binar bahagia di wajah itu, rasa cemburu Arya jelas tak beralasan. Ternyata Seruni merasa senang Aji tahu kondisinya sekarang."Ya tentu saja Aji senang. Dia juga titip salam buat kamu dan calon anak kita. Jaga baik-baik, katanya." Arya merasa bersalah karena tidak menyampaikan salam Aji waktu itu. Lupa tepatnya."Dih, Aji titip salam tapi nggak disampaikan. Dosa, loh.""Lupa, Sayang. Lagi pula waktu itu sudah malam, kamu sudah tidur." Bibir Seruni mengerucut kesal. Mengusap perutnya, Seruni berkata pada si jabang bayi."Kamu denger, Sayang? Ada salam dari paman Aji, tapi ayah lupa bilang. Hmm, pelupa ternyata ayah kamu itu." Seruni mengganti kata tua untuk sikap pelupa Arya, dia takut Arya tersinggung tepatnya. "Maaf.""Emm, p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-04
Baca selengkapnya

bab 197

"Gimana kehamilannya, Runi? Ngidam apa?" tanya Cahaya begitu Dhaka sudah menyusu. Seruni tampak berpikir, lalu menggeleng menjawab pertanyaan Cahaya. "Nggak ngidam apa-apa, Teh. Atau belum?" "Belum mungkin. Berepa minggu, sih?" "Enam minggu." "Belum itu. Kalau pagi-pagi mabok nggak?" "Alhamdulillah nggak, Teh." "Wah, asyik, dong. Aku waktu hamil Danu mabok. Mana lagi di Korea. Tiap pagi muntah." Seruni merasa tertarik dengan cerita Cahaya, dia memang tidak mengetahui pasti tentang kisah cinta Raja dan Cahaya, selain cerita kalau mereka bertemu di Korea. "Terus, Teh?" "Ya, seperti itu. Aku sendiri nggak nyangka kalau lagi hamil, waktu itu kan sebulan setelah kepulangan papanya Danu ke Indonesia. Aku mual muntah terus tiap pagi, lalu diajak periksa sama atasan aku di sana. Eh, ternyata lagi hamil. Kaget banget. Tapi lebih keseneng, meski bingung juga hamil tanpa suami bareng, mana di negeri orang lagi." Cahaya menerawang jauh. Mengingat saat yang sudah terlewat bertahun lamany
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-06
Baca selengkapnya

bab 198

Beralih ke halaman belakang, Danu yang sudah mandi tampaknya harus mandi ulang nanti, karena saat ini dia tengah asyik bermain air bersama Robi. Raja memang sengaja tidak melarang, dia biarkan anaknya puas menikmati masa kecilnya. Urusan Cahaya marah? Dia tahu cara menenangkan ibu kedua anaknya itu nanti.Dan benar saja, saat Cahaya melihat itu, panggilan sayang untuk Raja menyapa disertai tatapan tajam istrinya. Raja hanya tertawa tanpa dosa, sedang Tirta dan Denni menunggu kata apa yang akan diberikan Raja, untuk alasan pada istrinya."Pa, Danu udah mandi loh, itu!""Nanti aku mandikan lagi, Sayang. Bareng sama aku habis selesai ini." Raja mengangkat tangannya yang kini sedang menusuk potongan daging kambing untuk membuat sate nanti malam."Mama!" seru Danu tanpa dosa.Cahaya menghela napas pasrah, kedua lelakinya sudah bertindak semaunya.*****Acara tak berlangsung sesuai rencana, dari selepas magrib, hujan turun membuat mereka hanya bisa pasrah. Acara pun berganti dengan membakar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-06
Baca selengkapnya

bab199

Dan wajah lain tampil di layar. Seruni merasa kaget saat melihat wajah Aji bergabung kemudian."Aji!""Wah, lagi pada kumpul, ya?" Seru Aji menatap satu persatu wajah-wajah yang dikenalinya di layar. "Ada orang Turki!""Musim dingin di Turki ini. Sini yang mau lihat salju.""Syena mau ke Turki, Om Aji.""Sini, Enna. Dingin di sini.""Aji apa kabar, Nak?" Sukma menatap penuh rindu pada Aji. Sukma merasa senang anaknya itu terlihat baik-baik saja di sana."Alhamdulillah sehat, Bu. Dalam rangka apa ini ngumpul?""Liburan saja, Ji.""Eh, itu siapa yang di dekat a Arya?" tanya Aji setelah satu persatu yang terlihat di layar dia lihat. "Seruni? Masa nggak kenal?""Ih, bukan. Masa sama Teh Runi nggak kenal itu, yang duduk di bawah sama laki-laki.""Oh, itu adik kembar Seruni. Rara dan Robi," jelas Raja. "Wah, udah gede, ya?" "Dikasih makan, Ji!" suara tawa terdengar. Begitu juga dengan Aji yang langsung terbahak. "Cantik lagi, Ji." Rara yang disebut namanya tersipu, menyembunyikan waja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya

bab200

Seruni berkutat dengan buku yang menumpuk di depannya. Malas. Itu yang Seruni rasakan. Tapi dia harus menghapal mulai dari sekarang, untuk persiapan ujiannya nanti. Arya masuk dengan membawa segelas susu dan makanan pendamping. Jarum jam menunjuk di angka setengah sembilan malam, mata Seruni pun sudah mulai terasa berat. Namun deretan huruf masih menunggunya untuk dibaca, pahami, dan simpan dalam memorinya. Beberapa kali menguap, Seruni yakin percuma dia berusaha menahan kantuk karena pelajaran coba dia hapal, seakan mental tak mau tinggal. Sungguh menyebalkan. "Minum susu dulu," kata Arya menyimpan gelas di dekat buku. "Huwaa, pelajarannya nggak ada yang nyangkut di otak." Seruni mendengus kesal. "Sabar, Sayang. Jangan dibuat stres. Ingat bayi kita." Arya mengusap rambut Seruni, merunduk memberikan kecupan di puncak kepalanya. "Pengen cepat lulus!" rengek Seruni manja, memeluk pinggang Arya menyandarkan kepalanya di perut. "Kalau itu masih lama. Sabar, ya? Sekarang minum susuny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
53
DMCA.com Protection Status