Semua Bab Jerat Cinta Sang Juragan : Bab 171 - Bab 180

526 Bab

bab 171

Keduanya masuk ke tempat perbelanjaan itu. Arya biarkan Seruni memilih apapun yang dia mau. Meski dengan kening mengernyit heran, saat Seruni memilih banyak cemilan. Ingin melarang, tapi takut dikatakan perhitungan dan pelit lagi seperti tadi. Seruni terus memilih, kini keduanya ada di depan lemari pendingin, Seruni tampak kebingungan untuk mengambil sari buah yang bermacam rasa di sana. Akhirnya, dengan pasti, Seruni mengambil minuman sari kacang ijo di depannya. Tadi Arya pikir Seruni akan mengambil sari buah, ternyata dugaannya salah besar. "Mau ini?" "Ambil, Sayang." "Dua boleh?" "Silakan." "Tiga?" "Bebas." "Emm, gimana?" Seruni mengambil lagi satu kotak minuman yang dimaksudnya. "Emang pernah minum itu?" tanya Arya, takutnya Seruni hanya asal pilih, tanpa pernah merasakan rasanya. Mending kalau enak, kalau ternyata Seruni tidak suka sedang dia sudah membeli banyak, kan percuma. "Bubur kacang hijau kan enak. Pasti ini juga sama rasanya seperti itu. Boleh kan Runi ambil e
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

bab 172

"Dari mana dulu?" tanya Sukma begitu Seruni sudah dipeluknya, sedang di ambang pintu Tirta menunggu giliran disalami oleh anak menantunya. "Dari minimarket dulu, Bu, beli cemilan." Seruni menjawab, membalas pelukan Sukma yang terlihat begitu senang bertemu dengannya. Seruni sangat bersyukur memiliki mertua seperti Sukma yang begitu menyayanginya."Cemilan? Di rumah ada makanan, banyak. Kenapa harus beli?" Sukma menatap Seruni yang terus tersenyum manis."Beli minuman juga, Bu. Vitamin." Arya bantu menjawab, dia berdiri di belakang Seruni dengan membawa kantong plastik berisi belanjaan Seruni tadi."Oh, gitu. Ya, sudah masuk. Makin cantik saja menantu Ibu," kata Sukma membelai pipi Seruni yang terasa dingin.Seruni tersipu mendengar pujian dari Sukma, diikutinya langkah Sukma yang membawanya masuk rumah, tanpa melepas genggaman tangannya."Ayah sehat?" sapa Seruni pada Tirta. Lelaki paruh baya itu tersenyum, membiarkan punggung tangannya dicium penuh hormat. "Alhamdulillah, Ayah seh
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

bab 173

Sukma menoleh pada Tirta, dia masih terkejut dengan sikap Seruni."Yah, menurut Ayah Seruni kenapa?"Tirta menatap lekat wajah istrinya, mengusap lembut pipinya dengan perasaan yang masih sama dengan puluhan tahun silam, perasaan yang membuatnya nekat menikahi Sukma yang baru lulus SMP, karena takut dilamar orang. Persis cerita Arya dan Seruni sekarang. "Ayah seperti melihat Ibu yang merajuk dulu.""Maksudnya?""Iya, Ibu pernah seperti itu dulu. Cengeng, nggak bisa dilarang, banyak makan," ujar Tirta diakhiri kekehan."Tapi Ibu nggak pernah nangis di depan ibu sama bapak juga," sanggah Sukma tak ingin disamakan."Iya, memang. Karena kita tinggal berdua saja di kontrakan waktu itu."Sukma ikut larut dalam nostalgia yang suaminya katakan. Dia tersipu, lalu merebahkan kepalanya di pundak Tirta yang sudah tak sekokoh dulu."Ibu ingat saat jadi cengeng itu dalam keadaan apa?" Tirta menguji kepekaan Sukma, dia ingin tahu sekuat apa ingatan Sukma, atas semua momen yang telah mereka lewati b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

bab 174

Suasana pagi di rumah Tirta pastinya sangat berbeda dengan di rumah Soleh.Sukma yang sudah sangat berharap kalau kecurigaannya benar, sedang menyiapkan sarapan untuk Seruni dengan beberapa menu berbeda. Aroma bumbu yang sedang ditumis, menguar memenuhi dapur. Di sebelahnya bi Asih diminta hanya melakukan apa yang disuruhnya saja, Sukma ingin calon penerus keluarganya itu, sejak dini sudah mengenali lezat masakan sang nenek.Sukma tahu mungkin berlebihan, terlebih Seruni belum memeriksakan diri, jadi belum ada kepastian kalau memang si kecil yang sudah sangat dinanti, akan datang sebentar lagi.Arya keluar dari kamar dengan rambutnya yang lembab. Menghampiri Sukma yang masih berkutat dengan menu andalan keluarga. Perutnya ramai minta isi, begitu dia mencium aroma kari ayam yang dimasak ibunya."Harum banget, Bu. Jadi lapar," kata Arya berdiri di samping Sukma yang tengah mengaduk ayam dalam wajan. Bi Asih menjauh, memberikan ruang pada Arya di sana. "Tumben jam segini udah minta mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

bab 175

"Apa tidak bisa menunggu sampai seminggu lagi? Paling tidak sampai Runi yakin, kalau memang sekarang ini sedang hamil. Boleh?"Ada ketakutan dalam tatapan Seruni saat mengungkapkan keinginannya, dia takut Arya akan tetap memintanya periksa.Arya meraih Seruni dalam pelukan, melihat sorot mata ketakutan istrinya, tentu Arya tidak bisa memaksa. Bagaimana pun kenyamanan Seruni adalah yang utama. Namun dia akan lebih protektif menjaga istrinya, khawatir apa yang menjadi kecurigaan benar adanya."Baik, Sayang. Aku ikut apa yang membuat kamu nyaman. Kita periksa nanti saat kamu siap. Tapi mulai dari sekarang, jangan terlalu capek. Hemm?"Seruni mengangguk tegas, dia senang Arya mengerti keinginannya. Dipeluknya tubuh Arya erat. Sungguh Arya adalah takdir terindah untuknya. Takdir indah, yang datang dengan drama tak terkira.Ini yang membuat Seruni tak mau periksa sekarang, saat baru seminggu dia telat datang bulan, tak ingin mengecewakan Arya dengan hasil yang tidak diinginkan nanti. Kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

bab 176

Melangkah keluar kamar, Arya meninggalkan Seruni yang akan berganti baju. Menghampiri Sukma di ruang TV, Arya bermaksud menyampaikan apa yang baru saja Seruni katakan padanya, kalau mereka masih harus menunggu kabar bahagia itu. "Bu," panggil Arya. "Ya, A? Gimana? Runi mau diajak periksa?" tanya Sukma tidak sabar, ditariknya tangan Arya agar duduk di dekatnya. "Runi haid." "Apa?" Sukma merasakan pundaknya lemas. Binar bahagia tadi langsung redup seketika. "Kapan datangnya?" "Barusan." "Yakin kalau itu darah haid?" "Ya, mana Arya paham, Bu? Emang ada ya, itu darah haid atau bukan?" "Ya bisa saja itu bukan darah haid, yang lagi hamil juga bisa keluar flek kalau terlalu capek, atau karena hubungan badan yang terlalu 'kasar'." Arya membuang muka, rasanya malu Sukma seakan mengetahui keliarannya. Seminggu lebih membiarkan Seruni untuk fokus belajar, membuatnya hilang kendali saat kembali menyentuh istrinya. Benarkah kemungkinan kedua yang Sukma katakan adalah benar? "Biarkan sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

bab 177

"Ayolah, May. Ngikut, aja. Aku lagi bete. Ke kantin, yuk?" Seruni mulai membuka diri. "Ngapain? Makan?" Maya mensejajari langkah Seruni menuju kantin seperti yang Seruni bilang tadi. "Nggak. Aku udah makan tadi di rumah ayah meski sedikit," kata Seruni. Dia memang makan tadi, tapi karena merasa sudah mengecewakan Sukma karena tebakan mertuanya itu salah, Seruni jadi tidak begitu napsu makan. Padahal kari ayam yang dimasak Sukma, sangat enak. Dan membayangkan gurihnya kuah kari tadi, Seruni menelan ludahnya sendiri. Dia harap saat pulang nanti, masakan mertuanya itu masih ada walau hanya tinggal kuahnya saja. "Ayah? Kamu nginep di rumah mertua kamu?" "Iya." "Oh. Emm, Runi ... mertua kamu, baikan?" tanya Maya ragu. Seruni menoleh, lalu mengangguk tegas. "Baik banget malah. Aku sampai--" Seruni menahan bibirnya untuk melanjutkan kata. Kalau bicara lagi soal cucu untuk keluarga itu, pasti dia akan kembali sedih dan murung. Sedangkan tadi dia sudah berjanji pada Arya, untuk tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

bab 178

Tirta menatap penuh rasa bahagia. Hamparan sawah miliknya, mulai dibajak untuk memulai kembali menanam padi. Beberapa pekerjanya sejenak menghentikan pekerjaan mereka, menyapa dengan sopan majikan pemilik sawah yang sedang digarapnya. Sinar matahari mulai terasa menyengat kulit, hembusan angin yang menerbangkan aroma khas tanah, terasa sangat menyenangkan untuk Tirta. Dengan ramah, Tirta dan Sukma membalas setiap sapaan para pekerjanya. Terus melangkah perlahan di galengan sawah yang sengaja dibuat agak lebar, agar bisa nyaman dilewati oleh dua orang.Dari jarak yang lumayan jauh, Soleh yang belum menyadari kedatangan besan sekaligus majikannya, sedang tekun menaburkan benih padi di satu kotak sawah khusus persemaian. Hingga rekan kerjanya memanggil, mengatakan kalau ada Tirta dan Sukma datang melihat kesibukan di sawah milik mereka."Kang! Ada Juragan Tirta sama istrinya!"Soleh mengalihkan pandangannya, menatap ke arah yang ditunjuk, lalu menepuk tangannya melepas butiran benih pad
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

bab 179

Dengan suara pelan Seruni menjelaskan, matanya liar memeriksa sekitar, tak ingin ada telinga yang iseng mendengar, apa yang barusan disampaikannya."Kamu yakin itu darah haid?"Seruni mengangguk tegas."Periksa deh, Runi. Biar yakin."Seruni menghela napas lelah. Sudah tiga orang yang memintanya melakukan itu. Periksa."Aku bukan nggak mau. Tapi butuh waktu. Setidaknya minimal dua mingguan deh, telatnya. Baru aku mau periksa. Aku takut kecewa sama hasilnya.""Kamu emang udah yakin siap mau hamil sekarang?" Maya semakin memangkas jarak. Pembicaraan dengan Seruni, semakin memasuki ranah yang tidak boleh orang lain mengetahuinya. "Aku pikir di sini nggak terlalu aman buat ngobrolin itu deh, Runi."Seruni melihat sekeliling, memang benar apa yang dikatakan Maya, suasana kantin makin ramai. "Iya, May. Kita bayar aja dulu. Kamu abis berapa?"Maya pun menyebutkan apa saja yang sudah dimakannya, dan seperti yang dikatakan Seruni tadi, Maya hanya dijajani bakwan dan lontong saja. Meski Maya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

bab 180

"May, coba tengok dengan benar, apa noda yang dilihat Rizal itu karena darah haid aku tembus?" Seruni membelakangi Maya. Dia kurang yakin dengan apa yang Rizal lihat, karena dengan jelas saat di toilet tak ada darah haid dalam pembalut yang dipakainya.Kalau pun iya sekarang keluar, sepertinya tidak akan langsung banyak, dan luber. Sedangkan tadi dia bersikap refleks menempel ke tembok untuk menyembunyikan tubuhnya, itu karena dia merasa memang sedang menstruasi.Kini keduanya pergi ke toilet, Seruni sengaja mengajak Maya masuk untuk membantunya melihat."Mending kamu lihat dulu di dalam, Runi. Sekalian ganti juga kalau benar pembalutnya penuh," saran Maya.Seruni mengangguk setuju. "Tolong pegang tas aku dulu, ya? Sekalian sama baju Rizal." Seruni menyerahkan kantongnya dan sweeter milik Rizal yang dipinjamkan untuk menutupi bagian belakang roknya, membawa pembalut cadangan untuk mengganti kalau benar yang dipakainya dari rumah sudah penuh.Maya menatap bagian belakang rok Seruni,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
53
DMCA.com Protection Status