“Mas, cepat …,” rengek Sully, mengabaikan Wira yang risi karena tatapan tajam empat wanita di dapur. Ia sibuk mengawasi Pak Anwar seolah-olah pria tua itu bisa melarikan diri sewaktu-waktu. Tangannya mendekap lengan Wira, berusaha menyeret pria itu agar segera mendatangi Pak Anwar. “Ayah enggak ke mana-mana,” lirih Wira, sedikit meringis, sedikit tersenyum pada Bu Dahlia. “Ayah bisa aja pergi sewaktu-waktu. Nanti kalau Ayah pergi … urusannya malah makin kacau.” Sully terus menyeret Wira keluar dari dapur. Wira semakin cemberut. Kalau tidak karena Bu Dahlia yang sedang memelototi mereka saat itu, rasanya ia ingin sekali menyentil dahi Sully. Setelah melewati wawancara berbelit-belit dari ayah mertuanya, tak bisakah istrinya itu memberi waktu bernapas? “Tunggu,” kata Wira, melepaskan tangan Sully yang menggelayuti, disertai sedikit kesengajaan mengabaikan wanita itu. Kekesalannya beberapa saat yang lalu pun belum hilang. Bayangan orang tua Erizal datang melamar Sully masih segar di i
Terakhir Diperbarui : 2022-12-15 Baca selengkapnya