Ibu memijat pelipis kiri, wajah tuanya terlihat sekali tengah menahan sakit. Namun, beliau menolak dibawa ke rumah sakit. Katanya, itu hanya sekadar masuk angin saja. Padahal, aku tahu betul jika itu terjadi akibat faktor pikiran yang berlebihan.Beruntung jarak antara rumah kami dan makam dekat, jika jauh mungkin Ibu terlambat mendapat pertolongan pertama. Beruntungnya lagi ada Mas Athaar. Ya, pria itu yang menggendong Ibu hingga ke rumah."Sekali lagi terima kasih, ya, Mas. Lagi-lagi, kamu bantuin aku," kataku ketika mengantarkan Mas Athaar ke depan pintu. Ya, pria itu baru saja hendak pulang setelah memastikan Ibu susah siuman."Iya, Sha. Selagi aku bisa bantu, aku pasti bantu, kok. Jangan sungkan," sahutnya sambil merapikan kemeja yang dia kenakan.Mataku kini tertuju pada kemeja yang Mas Athaar kenakan. Terlihat ada seekor semut yang menempel di bagian bahu kanan. Aku bingung, apakah aku harus memberitahunya saja? Atau langsung membuang hewan kecil itu?Akhirnya, aku inisiatif me
Last Updated : 2022-07-20 Read more