"Kenapa bicaramu kasar sekali? Dia itu mertua kakakmu. Ndak pantas kamu seperti itu sama dia." Ibu menasihati aku dengan wajah sedih. Inilah yang aku takutkan. Namun, sudah terjadi."Jeng, sudah. Jangan marahi Ayesha. Aku yang salah, makanya dia begitu." Bu Santi sok peduli, padahal aku tahu jika dia senang sekali jika Ibu memarahi aku. Dasar muka dua!"Maaf, ya, Jeng. Mungkin dia capek makanya begitu. Dari tadi terus mikirin Dinda. Katanya Azka—""Itu bukan masalah besar, Jeng. Azka dan Dinda baik-baik aja, kok. Ayesha cuma salah paham." Bu Santi memotong ucapan Ibu dan menjelaskan dengan wajah sok polos."Syukurlah, Jeng. Tolong, Jeng jagain Dinda. Jeng, kan tau sekarang Dinda udah ndak mau pulang ke sini." Ibu berujar dengan nada sedih."Iya, Jeng. Jangan khawatir. Kalo gitu saya pamit dulu, ya. Takutnya nggak dapet ojek kalo kemaleman.""Oh, iya, Jeng. Maaf sekali lagi. Sampe ndak nyuruh masuk ni saya.""Nggak apa-apa. Mari." Bu Santi pun berlalu pergi setelah Ibu mempersilakan wa
Last Updated : 2022-08-12 Read more