Semua Bab 8 Tahun Mencintainya: Bab 31 - Bab 40

148 Bab

Daveer!

***"Sial."Rezo membanting ponselnya ke lantai. Ponselnya terdampar dan retak sekarang. Ia kembali emosi saat membaca chat dari Lardo. Laki-laki itu tidak mau membantunya untuk membunuh Daver.Mau tidak mau, Rezo berteriak memanggil dua anak buahnya yang bertubuh besar.Rezo berjalan mendekat. Ia memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, sedangkan tangan yang lain memegang sebatang rokok."Besok siang, cari cewek yang deket sama Daver. Lokasinya di SMA Ravalis. Bawa ke sini."Suara berat dan tegas itu terdengar begitu tajam di pendengaran siapa pun.
Baca selengkapnya

Lemahnya

"It's way too sad when you are loving someone while thinking that he/she won't feel the same."-Anara Emiley***Anara badmood.Tadi, ia baru saja dipanggil ke ruang guru oleh Bu Dwi. Beliau membahas lagi soal Anara yang harus membimbing Gema dalam belajar.Anara tidak masalah dengan Gema-nya. Hanya saja ia malas apabila disuruh mengajari orang dengan berkelanjutan seperti itu.Anara sedang berjalan di koridor dengan langkah malas-malasan. Entah dengan sengaja atau tidak, seseorang menabrak pundaknya keras.Orang itu berlalu beg
Baca selengkapnya

Be Warned

***Anara adalah tipe orang yang kalau sudah suka sama seseorang, ia sulit sekali melupakan orang itu. Entah itu setia atau bodoh, meskipun cowok itu sudah bersama yang lain, perasaan Anara tidak berubah.Anara selalu didekatkan oleh orang-orang baik. Apalagi cowok. Banyak cowok yang perhatian sekali padanya. Tapi dengan bodohnya, Anara tidak bisa berpindah hati. Ia sulit untuk jatuh cinta lagi."Malam ini ikut, kan, Dav?" tanya Fara pada Daver yang sedang menyalin tugas milik Ander.Daver mengangguk.Fara menatap Daver sinis. "Idih, cuek banget."Daver melihat Fara. "Iya, ikut."
Baca selengkapnya

Bahaya

***"Siang." Daver tersenyum pada adik kelasnya yang sudah memakai baju futsal.Mereka semua dengan semangat menjawab, "Siang, Kak Daver!"Anara berdiri jauh di belakang Daver. Hari ini ia tidak bertugas, melainkan hanya mengamati saja. Ia memipihkan matanya, melihat sinis para adkel cewek yang mendadak jadi sok alim di depan Daver."Hari ini tutor hari keempat. Walaupun terakhir, harus tetep semangat.""Pasti, lah, gila. Orang Kak Daver yang latih," celetuk Lavie, perempuan yang Daver kenal adiknya Evan.Daver tersenyum tipis. Itu saja gantengnya udah minta ampun bagi Anara. Apalagi bag
Baca selengkapnya

The First Game

"You're the one who controls yourself."-Daver Negarald***"Ada apa?"Tiga satpam mulai berdatangan ke tempat di mana peluru itu ditembakkan. Salah satu satpam membawa pistol. Itu menjadi sasaran senjata Daver."Pak." Tangan Daver menengadah, meminta pistol yang dipegang Pak Satpam."Eh, gak boleh. Kamu masih kecil!"Daver berdecak. "Bapak mau mati?"DUAR!Satpam itu menggeleng cepat. Wajahnya mulai ketakutan ketika pistol
Baca selengkapnya

Sakit

***Sudah dua belas kali Daver menelepon Anara dan hasilnya nihil. Hingga pada pukul enam malam, ia belum juga menemukan Anara.Daver bingung sekaligus menyesal. Seharusnya kemarin malam ia tidak perlu meminta Anara untuk menemaninya dalam tutor.Daver telah memperingati Fara untuk tidak mendekatinya karena ini yang ditakutkannya. Dan sekarang Anara yang kena. Ia merutuki dirinya sendiri.Daver mengembuskan napasnya kasar. Ia mengerang. Ia sudah pergi ke beberapa tempat yang mungkin menjadi tempat Anara disembunyikan. Namun, ia tetap tidak menemukan gadis itu.Drrrrrt!Ponsel Daver berdering. Ia d
Baca selengkapnya

Luka

"I loved you and still. Therefore, i'm waiting here."-Anara Emiley***"Sssh.. sakit." Anara menahan napas saat Daver menekan pelan lukanya dengan kapas yang dibasahi oleh obat merah.Setibanya di apartment Daver tadi, Anara diberi istirahat selama dua puluh menit dulu untuk minum dan menenangkan diri.Daver tahu bahwa Anara membutuhkan waktu untuk menenangkan napasnya yang memburu akibat menangis.Setelah dirasa cukup, Daver langsung memulai mengobati luka Anara.Daver dengan wajah yang konsentrasi sedang fokus m
Baca selengkapnya

Sama-sama

....Daver mengernyitkan alisnya. Dengan santai, ia memakai bajunya, lalu berjalan mendekati Anara. "Liat apa?""Gak liat apa-apa! Lagian kenapa pake bajunya gak di dalem aja?"Daver tertawa. Ia menarik tangan Anara yang sedang menutup wajah. "Maksudnya, lagi ngeliat apa?" Daver menunjuk meja dengan matanya. "Itu?"Anara menyengir. Ia salah tangkap. Kirain, Daver menanyakan tentang kotak-kotak yang dilihatnya."Sorry," ujar Anara polos. "Itu foto-fotonya. Lucu.""Iya, emang." Daver sombong.Anara memutar bola matanya, lalu
Baca selengkapnya

Zhenix (1)

"Our memories are togetherness."-Zhenix***"Telat hampir dua jam. Good," sambar Evan saat Daver dan Anara masuk ke pekarangan rumah Elena.Daver mendekati cowok-cowok, sedangkan Anara langsung berlari memeluk Elena dan loncat-loncat kegirangan. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu, makanya sesenang itu."Eh, aw, sakit." Anara mengeluh spontan saat Elena menyentuh lengannya.Elena melepas pelukannya. Ia melihat lengan Anara yang sebenarnya tertutup hoodie. "Eh, maaf, maaf. Kenapa?" tanyanya sambil melihat tubuh Anara.
Baca selengkapnya

Zhenix (2)

..."Emang Fara yang lagi deket sama Daver, bukan gue," ujar Anara menimpali."Apaan. Enggak!" bantah Fara dalam perkataannya, tidak tahu kalau di dalam hati."Terserah, deh, siapa yang mau deket sama Daver. Asal jangan rebutan, ya." Elena tertawa.Evan berdiri dari duduknya, lalu mendekati Anara dkk. "Ra, bakarin gue jagung, dong!""Lah, kok jadi gue?""Dari tadi udah Fara. Terus Elena yang bikinin kita minum. Tolong napa. Kalo gue yang bakar bisa-bisa kebakaran gimana?" Wajah Evan memelas."Buatin, tuh, buat si Bayi gede." Fara menggamit lengan Anar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status