Home / Fiksi Remaja / 8 Tahun Mencintainya / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of 8 Tahun Mencintainya: Chapter 11 - Chapter 20

148 Chapters

Jujur

"Jujur lebih baik, karena emang gak ada pilihan lain."- Anara Emiley ***Daver melangkah semakin dekat pada Anara. Evan buru-buru menghampiri ketiganya. Anara yang kebocoran, Evan yang cemas. Tidak bisa dibohongi bahwa pelototan mata Anara menunjukkan betapa terkejutnya dia.   "Lo—"   "Tadi sengaja nguping," ucap Daver jujur.   Daver tidak henti-hentinya menatap Anara membuat Anara menjadi salah tingkah. Setiap gerakannya seakan diawasi dengan lucu.   "Will i get some new reasons?" sindir Daver
Read more

Dimulai

 "Hello, King."-Gema Sergio *** Anara bingung dengan dirinya sendiri yang selalu datang terlambat pada hari Rabu. Entah diakibatkan dirinya yang tadi malam begadang atau bagaimana, intinya Anara jadi harus berhadapan dengan Ibu Erna yang piket hari ini. "Kenapa terlambat?" Ibu Erna bertanya dengan nada tegasnya. "Saya.. hmm.." "Mandinya lama? Atau make up dulu ke sekolah?" Sepertinya akan berbahaya bila Anara bilang kalau ia begadang. "Tulis aja macet, B
Read more

Liar

  "Jangan pancing gue kalo gak mau kena bahaya." -Daver Negarald   ***       Setiba di kantin, Daver langsung menempa meja kawannya membuat mereka semua kaget. "Gema masuk kelas mana?"       "Woi! Pelan-pelan, weh, kalau gue keselek gimana?" kata Evan yang mulutnya penuh dengan mie.       "Gema masuk kelas mana?" ulang Daver tidak sabar.       Rino menelan habis lauk di dalam mulutnya. Ia mengerutkan dahi. "Gema yang mana, tong? Anak sebelah atau apa? Gue gak tau."    
Read more

Khawatir

 "The simple is, Anara always loves Daver every single second that Daver doesn't know."-Davenara *** Mereka tidak langsung masuk setelah sampai di depan ruang rapat. Daver melepas tangannya dari Anara karena tahu itu tidak berarti bagus untuk cewek itu. Ia memijat keningnya. Saat tangannya dilepas begitu saja, Anara berusaha sebisa mungkin untuk tidak merasakan kekecewaan. "Kenapa?" Anara bertanya. Ia bingung pada Daver yang terlihat berbeda saat mengetahui kehadiran murid baru itu. Daver melihat Anara gereget. "Kalau gu
Read more

Ikut Daver

***Karena sebuah paksaan, dengan berat hati Daver memperbolehkan Anara untuk ikut bersamanya. Meskipun sebenarnya ini akan sedikit lebih merepotkan.Daver menghela napas saat motornya sudah terparkir di depan Fightcamp. Rasanya sudah lama ia tidak ke tempat ini. Tempat di mana ia merasa dewasa, berani, dan satu-satunya tempat ia mengeluarkan jati dirinya.Rindu? Sedikit. Jika tidak ada Gema yang merusak semuanya, pasti Daver akan merindukan Fightcamp lebih banyak.Daver melepas helm-nya, dan menengok ke Anara yang masih duduk manis."Gak mau turun?"Anara cekiki
Read more

Bertarung

 Kalau tidak ada cinta,apa yang bisa membahagiakan manusia?-Davenara *** Daver tidak mau mengundur lebih lama lagi. Saat waktu dimulai, ia mengambil langkah dan langsung memukul wajah Gema di bagian samping dengan bergairah berulang kali. Dengan gesit, Gema menghindari serbuan Daver. Ia mengayunkan tangan dari bawah ke atas, menargetkan dagu Daver. Pukulan Gema tepat sasaran dan sangat keras membuat Daver sedikit terhuyung. Meskipun sakit, Daver tidak ingin memberi celah untuk Gema. Ia meninju lurus wajah Gema dengan kekuatan tinggi. 
Read more

Makan Bareng

"Andai aja, kalau bisa, gue ada di posisi dia." -Anara Emiley   ***       Daver mengajak Anara untuk makan Steak di salah satu restoran kesukaannya. Pecicilan begini, ia jarang makan di pinggir jalan. Bukan karena tidak mau, tapi tidak biasa. Paling hanya sesekali saat bersama empat kawannya itu.       Anara menolak untuk memesan sesuatu walaupun tadi sudah dipaksa. Ralat, sangat dipaksa sampai pelayan bingung melihat mereka berdebat. Tetapi Anara tetap menolak sampai Daver meledek dirinya diet.       Pesanan datang. Daver fokus makan karena i
Read more

Anara's Bad Day

 "I've through so hard, i've learnt so many."-Anara Emiley *** Lagi-lagi tadi malam melelahkan pikiran dan perasaan Anara. Hari ini Anara berangkat ke sekolah dengan mata sembab. Kemarin, setelah Daver pergi, Jeff—ayahnya, pulang dengan kemarahan. Jeff menemukan bukti di mana Lena tengah berselingkuh. Keduanya bertengkar hingga Jeff main tangan. Karena memberikan pembelaan untuk ibunya, Anara ikut tertampar. Ia tahu ia membela yang salah. Tapi itu satu-satunya cara agar Lena tidak diperlakukan kasar terus menetus o
Read more

Anara's Bad Day (2)

***"Ra, diem aja dari tadi, kenapa?"Anara bingung kenapa orang-orang sibuk menanyakan keadaannya. Apa se-visible itu wajah murungnya?"Gak apa-apa, Alvano.""Kenapa pakai masker?""Gak apa-apa."Anara mengembuskan napas kesal. Ke mana kawan tutornya yang lain? Kenapa ia harus diberi situasi hanya berdua dengan Alvano?"Hai."Anara menunggu Daver dan Sevila. Ia hanya berharap mereka yang datang.Tapi setelah mene
Read more

Tutor

 "Best friend is not about distance."-Anara Emiley *** "Ayo ke sana." Daver membiarkan Anara jalan lebih dahulu. Meskipun ia menunggu agak lama, Daver baru melangkah saat Anara mulai berjalan. Tiba di lapangan, adik kelas mereka sudah berkumpul. Ada yang sedang minum, ada juga yang lagi main. Begitu melihat Daver dan Anara datang, mereka langsung menyelesaikan segala kegiatan, lalu duduk berjajar. "Hai semua!" sapa Anara ceria. Anara lumayan dekat dengan beberapa adik kelas yang ada di hadapannya ini. Jadi dirinya tidak terlalu canggung. 
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status