Semua Bab 8 Tahun Mencintainya: Bab 41 - Bab 50

148 Bab

Duh

"This is unusual."-Daver Negarald***Anara pulang pada pukul sebelas malam. Ia diantar oleh Ander tadi karena jalan rumah mereka searah. Kebetulan, Anara berpapasan dengan Jeff—ayahnya—yang baru pulang kerja."Anara," panggil Jeff dengan suara beratnya.Anara menoleh malas. Mengingat betapa buruk karakter yang dimiliki ayahnya, Anara benar-benar sudah kehilangan respek dengan laki-laki paruh baya itu.Jeff melepas sepatunya, lalu melempar ke rak. Ia memandang Anara dengan mata mengantuk. "Kenapa kamu baru pulang?""Ada acara tad
Baca selengkapnya

Berdoa

...Daver tahu Anara suka padanya. Kadang, Daver suka memilah kata dulu kalau mau membahas tentang Fara pada cewek itu. Namun, saking tidak mau Anara memutuskan panggilan, Daver buru-buru mengucapkan topik apa pun yang ada di pikirannya.Di balik layar sana, Anara mengerutkan alis, bingung. "Hah? Oooh, gitu.." ucap Anara berusaha menjadi pendengar yang baik. Lagian, apa harus banget membuat dirinya tahu?"Mau ikut?"Daver gila kali, atau gak dia lagi mengkhayal. Padahal, kan, aneh kalau jalan bertiga dan dia-nya cowok sendiri. Apalagi dua cewek itu Anara dan Fara.Benar-benar segitu tidak ada topiknya dan tidak tahu mau membicarakan apa. Daver sebenarnya ingin
Baca selengkapnya

Terpaksa

***Drrrrrt.."Halo, Gem?""Kenapa?""Rezo udah ambil tindakan tadi," ucap laki-laki yang bertubuh atletis, Lardo. Ia hanya sekadar memberi tahu Gema."Hah?""Tadi gue ketemu cewek disekap sama backing-nya Rezo di gedung sebelah camp mereka. Gue langsung hubungin Bima buat ngasih tau Daver, barangkali itu temennya dia. Eh, ternyata bener. Kata Bima si Daver beneran lagi nyari temennya.""Namanya Ara.. siapa, sih. Lupa gue. Lo kenal kali! Masa enggak?" Lardo mencoba menerka-nerka. Ia lupa.
Baca selengkapnya

Jutek

"Don't be late about feeling."-Anara Emiley***Saat jam pelajaran berjalan, Daver meminta izin ke toilet. Ia membawa ponselnya yang bergetar tanpa bunyi. Awalnya, ia tidak berniat untuk mengangkat sama sekali. Namun, panggilan itu terus mengulang hingga tiga kali.Daver khawatir kalau ini panggilan penting tapi ia sengaja mengabaikannya. Jadi, ia memutuskan untuk ke toilet dan mengangkatnya."Halo, Daver?"Daver diam saat mendengar suara yang dikenalnya. Padahal nomor tersebut tidak ia simpan."Apa kabar, Nak?"
Baca selengkapnya

Mengomel

***"Daveeeeeer!!!" Napas Fara memburu. Ia mencari Daver di kelas tidak ada. Tahunya cowok itu sedang bermain futsal dengan Evan, Alvano, dan kawan futsal lainnya.Permainan terhenti sebentar. Yang dipanggil langsung menoleh cepat ke arah suara."Huh, gue kira Anara," gumam Daver pada Evan. Ia mengelus dadanya.Daver sempat bercerita pada Evan bahwa kakinya tertembak peluru. Ia juga sudah bercerita tentang kejadian kemarin. Ia ke dokter bersama Anara waktu itu. Dokter bilang kalau dirinya tidak boleh terlalu aktif menggunakan kaki. Kegiatan olahraga pastinya dilarang.Anara mengingatkan Daver agar tidak bermain futsal dalam waktu dekat. Makanya, ia takut Anara
Baca selengkapnya

Beruntung

***Evan bergumam sendiri, "Yah, bentar lagi denger bacotnya, nih.""Ih, kan gak boleh, Dav! Kok lo bandel banget, sih?!" teriak Anara dari jauh.Daver melihat ke sekitar. Beberapa orang yang lewat jadi memandangnya karena Anara berteriak padanya."Sssst." Daver mengacungkan telunjuk di depan bibirnya.Bunyi 'ck' terdengar dari lidah Anara. "Lo mah gak bisa dibilangin!"Daver menyengir, lalu berbicara, "Gue udah gak apa-apa, kok.""Baru dijahit kemarin, peak! Kalau kaki lo bisa ngomong, pasti dia udah menjerit!" Anara tidak berh
Baca selengkapnya

Genevan

 "If you want to be seen, make something you can show them. Be someone."-Anara Emiley *** "Ra, gue lagi pengen es krim," ucap Evan keras. Suara motornya begitu berisik membuat ia harus berbicara dengan volume tinggi agar Anara dapat mendengarnya. "Gue ngantuk mau pulang!" balas Anara menolak. Evan menyergah, "Pokoknya temenin gue makan es krim!" "Jangan kedai es krim komplek gue, deh. Gue udah pernah ke sana dua kali berdua doang sama cowok. Nanti dikira mbak-nya, pacar gue banyak lagi." Anara terus berceloteh,
Baca selengkapnya

Berbeda

...."Bakalan, lah! Daver pasti bakal suka sama lo!" jawab Evan sok yakin. Anara tertawa. Ia memasang wajah meledek seperti 'Ah masa? Oh, bodo amat' yang membuat Evan berdecak kesal. "Yeh, dibilangin. Cewek kayak lo banyak yang ngejar, Ra. Apalagi lo pinter. Nih, yang penting punya ini." Evan menunjuk kepalanya. "Otak." "Jadi cewek harus pinter. Gak cuma akademik aja, tapi semuanya. Pinter jaga diri, pinter ibadah, pinter berperilaku, pinter pola berpikirnya." Evan mengetuk jidat Anara pelan dengan jarinya. "Denger, gak?" Anara mengangguk selayaknya anak kecil. Ia spontan mengerjapkan mata saat jari Evan sampai di dahinya. 
Baca selengkapnya

Fara

"Sorry, i'm a newbie, so i dont know that falling in love with you is hurting me so deep."-Fara Maria***17.45 WIB.Fara sudah siap dengan pakaian kasual yang membuat tampilannya tampak memukau. Kalau urusan pergi, Fara yang paling tidak mager. Lebih mending daripada Anara dan Elena.Hal yang suka cewek Zhenix kesali. Kadang, kalau mau berjalan dengan salah satu cowok Zhenix, banyak sekali peraturannya. Atau bisa disebut sebagai permintaan dari mereka.Pernah waktu Elena berjalan dengan Ander untuk minta ditemani membeli kado, Ander bi
Baca selengkapnya

Kecewa

....Daver berusaha untuk berbicara sehalus mungkin tanpa menyakiti Fara. Tapi mau sehalus kayak apa pun, nyatanya Fara tetap kecewa."Jadi..." Fara meminta Daver melanjutkannya, tapi cowok itu diam. "Lo beneran sekadar tertarik biasa?"Sedetik kemudian, terdengar suara pengumuman bahwa studio lima telah dibuka. Daver bersyukur karena terbebas dari situasi yang tidak enak ini.Daver berdiri. "Kita bahas nanti. Kita masuk dulu, yuk."Fara tetap duduk sambil memandang Daver dengan emosi. Tapi ia menjaga dirinya supaya tidak marah dan menangis. Datang bulan membuat Fara semakin sensitif sekarang."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status