Tawaan Zeira memang terdengar bahagia di kuping semua orang yang ada di sana. Tapi, tidak dengan hatinya. Hatinya sangat sakit, hati itu sudah dimiliki oleh putranya. Putra kesayangannya, yang kini entah di mana. Pepes ikan emas sudah tersaji di atas meja makan terbuat dari bambu, demikian pula dengan semur daging dan sup ayam kampung. "Pak, Mang Dodo, Entis, ayo kita makan dulu, selagi hangat!" ajaknya dengan mendatangi mereka bertiga yang sedang beristirahat setelah bekerja membetulkan kamar Zeira. Mereka bertiga pun menengok ke arah Zeira, "Iya, Neng...." Sahut Adam. Dan, "Iya Teh...." Sahut Entis dan Mang Dodo. Sedangkan Adam berbicara, setelah dirinya duduk di atas kursi menghadap ke arah makanan, "Neng Zeira, coba lihat kamarmu itu...." Zeira menoleh ke arah kamar yang pintunya sekarang sudah diganti. Pintu kamar itu dicat berwarna hijau. Dia pun melangkah ke arah sana. Dibukanya pelan pintu itu. Setelah dibuka, nampak di dalamnya tempat tidur, lemari pakaian, serta meja rias
Last Updated : 2022-07-14 Read more