All Chapters of TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil: Chapter 11 - Chapter 20

51 Chapters

11

11 - Acara lamaranSekar merajuk, wanita itu mendiamkan Faiz dua hari ini. Membuat dirinya frustasi, apalagi sekarang waktunya ia melakukan niat baik unruk melamar Amira, ada kerinduan di hatinya, tidak melihat wanita itu, apakah dia sudah jatuh hati pada calon istri keduanya? entahlah Faiz masih bingung.Menatap pantulan di kaca lemari, ia perlahan mengukir senyuman di bibirnya. Melirik istrinya yang masih terlelap di kasur, ia mengembuskan napas lalu perlahan melangkah mendekat dan mengecup kening Sekar. Sehabis itu pergi keluar karena waktunya sudah tidak banyak lagi, ia juga harus menjemput Ibunya untuk pergi ke rumah Tante Sarah kata Arum, Faiz sempat bingung sang Ibunda memberitahu.Setelah sampai di rumah Arum, wanita itu langsung tergesa - gesa masuk ke mobil. Faiz cepat - cepat melajukan kendaraanya, mengikuti arahan Ibunya untuk sampai ke rumah Sarah, sesampainya mereka melangkah masuk saat dipersilakan oleh suaminya Sarah karena pria itu berada diluar."Assalamualaikum," uc
Read more

12

12 - jalan berdua atau kencan?"Bang, bakso satu, sama mie ayam campur bakso satu," ucap Amira memesan, lalu mereka duduk di kursi menunggu pesanan."Ini Neng," ucap kang dagangnya, lalu menaruh dua mangkuk di meja."Makasih, Mang," seru Amira dibalas anggukan kang bakso."Ayo makan, ini enak lho," ucap Amira sambil menuangkan saos di mie ayamnya dan lekas mengaduk lalu melahapnya membuat Faiz tersenyum, ia pun ikut makan.Selesai makan, Faiz melirik jam tangannya. Ia menatap Amira yang baru saja meneguk air, gadis itu merasa diperhatikan akhirnya menoleh."Ada apa?" tanya Amira menyudahi minumnya."Ayo cepat, kita harus ke butik," ucap Faiz sambil bangkit lalu memanggil kang bakso untuk membayar."Eh, gak usah biar aku aja," tolak Amira tetapi mendapatkan pelototan dari Faiz."Jangan menghina aku, Amira," ucap Faiz dengan nada datar, ia menarik lengan Amira
Read more

13

13 - Aksi Sekar di akad suaminya.Sehabis mengantar Amira pulang, sedangkan Arum sudah dijemput Rangga. Ia mengendarai mobil menuju rumahnya, karena seperti Sekar marah padanya. Sesampai di kediamannya, Faiz langsung memasukan kendaraan roda empat itu ke garasi. Membuka pintu dengan kunci cadangan, ia menatap sang jelita tengah nenonton televisi, tetapi ruangan ini sangat berantakan barang - barang berserakan membuat dirinya tanpa sadar mengembuskan napas lelah."Sekar, selesai menonton bereskan ruangan ini," ucap Faiz, membuat Sekar yang fokus manatap layar televisi, menoleh."Kamu sudah pulang," kata Sekar dengan nada sinis, ia bangkit dan mendekati Faiz."Iya," sahut Faiz dengan malas, membalas tatapan Sekar yang memandangnya sinis."Sudah puas, kencan dengan pelakor itu," sergah Sekar lalu melipat kedua tangannya di depan dada."Dia bukan pelakor, Sekar. Dia calon adik madumu, kamu sendiri yang menyuruhku," ujar Faiz masih berusaha sabar, dengan sikap Sekar yang mulai menyebalkan
Read more

14

14 - Malam pertamaFaiz mengembuskan napas, melihat tingkah istri pertamanya. Ia menyodorkan tangan agar Amira segera menciumnya. Sehabis kekasih kedua telah mengecup punggung tangannya, Faiz lekas memasangkan cincin dan mengesun kening Amira. "Amira, Faiz, ayooo ke pelaminan," ucap Arum dibalas anggukan keduanya, mereka melakukan sensi foto. Setelah acara repsesi selesai, malam tiba jam menunjuk angka dua belas. Para tamu sudah pamit pulang, kedua orangtuanya memilih balik karena masih banyak urusan. Tinggal mereka berdualah di rumah, Amira menjatuhkan tubuhnya di kasur, sedangkan Faiz memilih untuk membersihkan diri."Kamu gak mandi?" tanya Faiz saat keluar toilet, menatap Amira masih melepaskan aksesorinya."Mau Mas, aku lagi lepasin ini dulu," sahut Amira lalu bangkit, melangkah ke kamar mandi, setelah menutup pintu ia hendak membuka sleting gaun tetapi dirinya kesusahan."Ishhhhhh, kenapa sulit sekali," gerutu Amira masih berusaha, ia mengembuskan napas kasar lalu membuka pin
Read more

15

15 - Semanis maduTerlihat sepasang pengantin baru, masih terlelap padahal jam sudah menunjuk angka delapan. Sepertinya kelelahan karena aktifitas malam, Amira menggeliat lalu mengucek matanya dan bangkit. Ia menggeram kesal karena Faiz bohong padanya."Katanya gak bakal sakit banget, aku lagi malam sampai nangis," gerutu Amira melihat Faiz tidur dengan damai."Duh pengen pipis," ucapnya segera bangkit, tapi meringis saat miliknya terasa linu."Kamu kenapa, Mir. Apa masih sakit?" tanya Faiz, terbangun karena suara Amira."Udah tau nanya," ketus Amira menatap kesal ke arah Faiz."Maafffff, memangnya kamu mau ke mana?" tanya Faiz bangkit, ia meraih boxer dan lekas memakainya."Mau ke kamar mandi, pengen pipis," balas Amira berusaha berdiri lagi tetapi rasa linu itu semakin menyerang."Sini biar aku bantu." Faiz dengan sigap langsung menggendong Amira, membuat wanita itu memeki. Dengan santai ia menurunkan Amira di WC tak lupa menutup pintu."Mas, kok masih di sini?" tanya Amira merapatk
Read more

16

16 - Sangat berbeda "Sementara di sini ya, kalau Sekar sudah pulang kamu tinggal di apartemen dulu, soalnya rumah belum beres," sahut Faiz sambil memegang bahu Amira, ia mengangguk."Mas, sudah membuatkan aku rumah?" tanyanya tak percaya.Faiz mengangguk. "Aku takut Sekar menyakitimu, aku juga tidak mau melihat kalian bertengkar, apalagi Sekar terluka," tutur Faiz, membuat Amira tersenyum kecut, karena perhatian untuk istri pertamanya terlalu berlebihan atau Amira yang terbakar cemburu."Mas, bahan makanan sudah habis. Aku mau belanja," tutur Amira mengalihkan topik, ia beranjak hendak pergi tetapi ditahan Faiz."Aku antar ya." Faiz bangkit lalu melangkah pergi mengambil kunci mobil di meja, lalu mengapit lengan Amira agar berjalan beriringan dengannya."Ke mana, Mir?" tanya Faiz saat sudah melajukan mobil."Pasar," sahut Amira datar, entah kenapa hatinya merasa kesal."Gak ke minimarket, kan enak Mir?" tanya Faiz bingung karena biasanya dia belanja di minimarket."Ke pasar aja, Mas.
Read more

17

17 - Tertangkap basahSekar tersenyum senang, akhirnya ia kembali ke rumahnya. Ia menenteng oleh - oleh dari luar negeri, untuk suaminya. Sudah empat hari dirinya berlibur, pasti Faiz sangat merindukannya. Membuka pintu tanpa membunyikan bel, ingin mengejutkan kekasihnya. Melangkah ke ruang tamu tetapi tidak ada, dia akhirnya mencari di setiap bilik."Mas Faiz, di mana ya? ehhh, mungkin di dapur lagi masak," gumam Sekar, ia mulai berjalan ke dapur lalu terdiam, matanya memanaskan karena melihat pemandangan pasangan baru itu tengah bercumbu.Sekar hendak pergi, tetapi ia malah menyenggol vot bunga membuat Faiz dan Amira menoleh kaget. Mata Faiz membulat karena Sekar sudah ada di rumah, bukannya wanita itu bilang akan sampai malam hari. Sekar ketauan, yang ada dipikirannya ada berlari, tetapi ditahan Faiz yang sudah disampingnya."Sayang, kamu udah pulang? bukannya nanti malam," ujar Faiz memegang lengan Sekar, tetapi wanita itu tepis."Tadinya aku mau kasih kejutan, eh malah aku yang d
Read more

18

Jam menunjuk pukul dua belas malam, Faiz menatap istri pertamanya yang sudah terlelap. Ia mengembuskan napas pelan, jemarinya sangat pegal dan tenggorokannya huas. Saat bersama Amira, wanita itu selalu menemaninya sampai tertidur di lantai, tak lupa menyiapkan cemilan dan secangkir kopi untuk menemani."Kamu sangat berbeda dengan Amira," batin Faiz berseru, ia menyelimuti Sekar lalu melangkah ke dapur untuk menghilangkan dahaganya."Leganya," ucap Faiz saat air dingin meluncur dikerongkongannya."Aku lihat Amira dulu deh," katanya melangkah santai ke bilik di mana dirinya dan perempuan itu memadu kasih. Memegang handel pintu lalu memutarnya perlahan, terdengar suara pintu terbuka."Tidak dikunci," gumam Faiz tersenyum puas, masuk ke kamar lekas menutup pintunya lagi.Hanya lampu tidur yang menyala, ia melangkah mendekati istrinya yang terlelap dengan damai. "Kamu enak ya, tidurnya nyenyak banget," gumam Faiz membelai puncuk kepala Amira."Aku tidak bisa tidur tau," gerutu Faiz pelan,
Read more

19

19 - sinis"Sekarrrr," panggil Faiz hendak mengejar istrinya tetapi ditahan Amira."Biarkan Mbak Sekar, menenangkan hatinya dulu," ujar Amira dibalas anggukan Faiz, ia mulai melakukan kegiatan yang tertunda tadi.Sarapan sudah tersedia dimeja, suara bel berbunyi membuat keduanya saling pandang."Aku akan buka pintu, Mas, panggil Mbak Sekar untuk sarapan," tutur Amira dibalas anggukan Faiz.Amira langsung melangkah dengan cepat ke arah pintu utama lalu membukanya, senyuman terpatri memandang wanita parubaya dihadapannya."Assalamualaikum, menantu kesayanganku," ucap Arum dengan senyum sumringah."Walaikumsalam, Bu. Ibu bisa aja, ayoo masuk kita sarapan bareng," ajak Amira mempersilakan masuk.Sedangkan Faiz tengah memeluk istri pertamanya yang sedang merajuk, dengan keadaan wanita itu hanya berbalut handuk."Kamu wangi sekaliii," goda Faiz mencium aroma tubuh Sekar."Sudah lama kita tidak bermain diranjang," ujar Faiz mengembuskan napas lama, membuat Sekar sumringah dan berbalik badan.
Read more

20

Arum benar - benar membeli semua kebutuhan Amira, terlihat dari Faiz menenteng semua barang belanjaan. Wanita parubaya itu menarik menantunya ke sana ke mari, membuat yang ditarik kelelahan. "Ibu, kita istirahat dulu ya," pinta Faiz menatap Arum, membuat wanita itu menoleh."Belum ke beli semua, Faiz." Arum menatap kesal ke arah anaknya."Apa kamu tidak mau mengeluarkan uang untuk istrimu!" tunduh Arum tajam menatap garang ke anaknya. "Terserah kalian mau menghabiskan berapa, tapi, coba Ibu lihat Amira, dia kelelahan Bu," tutur Faiz membuat wanita parubaya itu menoleh menatap wajah lelah menantunya."Astafigrullah, maafkan Ibu, ayo kita ke resto untuk istirahat dan makan," ajak Arum menggenggam jemari Amira."Terimakasih Bu," seru Amira pelan, sungguh tungkainya sudah seperti jelly ingin ambruk saja."Berterimakasihlah, pada suamimu! dia yang mengingatkan Ibu," balas Arum membuat Amira mengangguk lalu menatap suaminya."Terimakasih, Mas," kata Amira dengan lembut membuat seperti ad
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status