Semua Bab TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil: Bab 1 - Bab 10

51 Bab

1

1 - Permintaan IbuSeorang pria baru saja selesai meminta haknya pada sang istri, ia langsung mendekapnya sangat erat seperti takut jika wanita itu pergi. "Masss, sesak," keluh istrinya yang bernama Sekar, berusaha melepaskan pelukan sang suami."Mas rindu sayang, seminggu diluar kota," ucap Faiz mencumbu leher jenjang istrinya."Tapi sesak Mas, peluknya jangan kenceng - kenceng." Sekar lagi - lagi mengeluh membuat Faiz sedikit kesal lalu melepaskan dekapan dan membalikkan tubuh Sekar agar menghadapnya."Sekali gak ngeluh, bisa gak sih," tegur Faiz menatap tajam Sekar."Sorry, aku bukan wanita yang selalu penurut seperti keinginan Mas. Aku udah bilangkan, pas kita menikah," sahut Sekar berani, lalu bangkit melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri."Wanita ini!" geram Faiz kesal, lalu bangkit ikut masuk ke kamar mandi.Setelah selesai mandi, bunyi notifikasi pesan masuk membuat Faiz segera meraih handphonenya.(Kak Faiz, ke rumah Ibu sakit.) - Rangga (Iya, sebentar lagi Kakak
Baca selengkapnya

2

2 - Sekar marah?Setelah pulang dari rumah Arum, Faiz langsung menjatuhkan dirinya di kasur. Lalu menatap istrinya yang terlelap begitu damai, ia menghela napas berat saat mengingat permintaan sang Ibu. Beberapa hari dia cuti memberikan semua perkerjaannya pada sekertarisnya agar bisa bersama Sekar, tapi harus dihadapi dengan nanti mengatakan permintaan Arum kepada Sekar. "Aishhhh, sangat memusingkan!" geram Faiz mengacak - acak rambutnya frustasi."Aku tidur saja, besok aku harus berbicara pada Sekar. Semoga aja dia memilih untuk hamil anakku," doa Faiz memejamkan mata lalu mendekat sang istri.***Pagi - pagi Faiz bangun untuk salat dan membuat sarapan, Sekar sudah berusaha dia bangunkan tapi wanita itu malah tidur lagi akhirnya ia sembahyang seorang diri. "Kapan kamu berubah sayang," gumam Faiz lalu meletakan dua roti bakar, susu dan kopi di meja. Faiz melangkah ke kamar untuk membangunkan Sekar, tetapi wanita itu tidak ada terdengar suara gemercik air menandakan jika istrinya t
Baca selengkapnya

3

3 - Ibu datangArum tengah mengangkat jemuran, lalu memanggil Rangga yang sudah rapi hendak keluar."Rangga!" teriak Arum membawa pakaian kering lalu menghampiri Rangga yang tengah merapikan rambutnya."Ada apa Bu?" tanya Rangga menatap sang Ibunda tercinta."Kamu mau ke mana? udah rapi aja," tanya Arum lalu menaruh keranjang pakaian di lantai."Aku mau jalan - jalan dulu sama Alina, habis itu ke kampus bareng," sahut Rangga seadanya."Antarkan Ibu ke rumah Kakakmu dulu ya," pinta Arum."Boleh.""Ya sudah, tunggu sebentar. Ibu selesaikan angkat jemuran terus ganti pakaian," tutur Arum dibalas anggukan oleh Rangga, pria itu langsung mendaratkan bokong di kursi dekat pintu.Beberapa menit kemudian, akhirnya Arum sudah rapi, ia menenteng tasnya lalu menepuk bahu Rangga saat sampai di pintu."Ayo berangkat," ajak Arum membuat Rangga mengelus dadanya karena terkejut."Ibu bikin kaget aja," keluh Rangga lalu menyimpan handphone di saku."Kamu sih, main handphone terus," seru Arum tanpa rasa
Baca selengkapnya

4

4 - Faiz frustasiSekar yang tertidur, terkejut mendengar suara teriakan Arum. Tapi seperti dia masih setengah sadar, ia malah menutup telinganya dengan bantal."Aishhhhh, bahkan aku mendengar suara Ibu pagi - pagi begini," keluh Sekar hendak terlelap lagi, jika suara Arum tidak menggelegar membuat ia langsung bangkit dari tidurnya."Sekar bangunnnn! kalau tidak Ibu buka pintu kamarmu," ancam Arum dengan suara keras, terdengar napas memburu karena kelelahan berteriak.Sekar lekas bangkit dari ranjang walau sambil menggerutu, lalu membuka pintu dengan penampilan yang masih acak - acakan membuat Arum semakin kesal."Ya ampun, apa salahku memiliki menantu macam kamu," keluh Arum membuat Sekar tersenyum masam."Ibu kok pagi - pagi sudah ada di sini?" tanya Sekar lalu meraih tangan Arum untuk dicium punggung tangannya."Pagi dari mana! sekarang sudah jam sepuluh pagi," geram Arum lekas melepaskan tangannya dari Sekar."Itu masih pagi Bu," sahut Sekar serak khas bangun tidur."Sudahlah, cep
Baca selengkapnya

5

5 - Arisan gigoloSehabis sampai di rumah, Arum langsung mengajak Faiz untuk masuk dulu menunggu gerimis reda. Karena saat diperjalanan tadi, hujan es tiba - tiba saja mengguyur bumi ini."Faiz, ini teh buat kamu," ucap Arum menyodorkan segelas teh manis hangat."Terimakasih, Bu," kata Faiz menerima teh itu lalu menaruh di meja."Ibu ingin bicara denganmu," tutur Arum duduk di kursi lalu menatap anaknya."Bicara saja Bu, Faiz juga lagi cuti kok," sahutnya meraih cemilan lalu memakannya."Lusa kamu ke sini, kamu harus bertemu dengan calon istrimu," terang Arum, menatap reaksi Faiz yang membulatkan matanya."Biasa aja kali," tegur Arum melemparkan kulit kacang ke wajah Faiz."Yang benar saja Bu, Ibu sudah menemukan siapa yang akan jadi calon istriku," ucap Faiz lemah, ia sangat tidak mau melukai hati istrinya."Sudah, Ibu juga mengenalnya dengan baik. Jadi pilihan Ibu tidak akan salah," ujar Arum sangat percaya diri."Aku tidak mau menyakiti Sekar, Buuuu," ungkap Faiz mengusap wajahnya
Baca selengkapnya

6

6 - Menerima?Faiz menatap kesal ke arah istrinya, wanita itu baru saja pulang pukul sembilan malam. Ia membawa barang belanjaan lalu menaruh di meja, duduk dan melihat - lihat mengabaikan suaminya sedari tadi menatapnya tajam."Sekar, kamu dengerin aku gak sih!" bentak Faiz meraih lengan Sekar agar wanita itu balas menatapnya."Dengerin kok, Mas," sahut Sekar malas, lalu berusaha melepaskan cekalan suaminya."Masssss, lepasin. Aku mau lihat - lihat belanjaaan aku," pinta Sekar membuat Faiz semakin marah."Memang pentingan mana, aku atau belanjaan kamu!" hardik Faiz melepaskan cekalannya dengan kasar membuat Sekar mengaduh sakit."Sakit, Mas." Sekar mengelus pergelangan tangannya."Aku atau belanjaan!" geram Faiz menatap kesal ke arah istrinya."Mas lah, tapi aku beresin belanjaan dulu ya," ujar Sekar lalu meraih belanjaannya, Faiz langsung berlalu meninggalkan istrinya yang sibuk dengan barang - barangnya."Sama aja kamu lebih milih belanjaan!" geram Faiz membuka pintu kamar lalu me
Baca selengkapnya

7

7 - Menjemput AmiraAmira membaringkan tubuhnya di kasur, lalu meraih tas dan mengambil handphone merek samsung J1 ace hasil jerih payahnya sendiri. Ia lekas mengirim pesan pada bosnya untuk izin cuti beberapa hari.[Bosss,] - Amira Setelah mengirim pesan itu ia langsung bangkit, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Menatap cermin dihadapannya, lalu menjitak kepalanya sendiri."Apa yang aku pikirkan," monolog Amira pada dirinya."Apakah pria itu akan menerimaku nanti?" tanyanya lagi menatap bayangannya di cermin."Tapi aku tidak mau selalu merepotkan Tante Sarah," gumamnya."Aku ingin membuat bahagia Tante, dengan cara menerima lamaran ini, karena Tante sangat menginginkannya." Amira bersandar pada dinding kamar mandi."Sudahlah, nanti saja aku pikirkan, sekarang ayo segera mandi dan meminta izin pada Bos," ujarnya pada diri sendiri, perlahan menanggalkan pakaian yang ia pakai.Selesai membersihkan diri lalu memakai baju tidur, lekas membaringkan tubuhnya tak lupa mengge
Baca selengkapnya

8

8 - bertamu, malah bertemu calon istri kedua.Amira menatap Arum yang sibuk memilih pakaian untuknya, hanya bisa menghela napas saat wanita itu memberikan beberapa baju, rok dan celana. "Ini, cepat cobalah!" perintah Arum. “Buuu, ini terlalu banyak," keluh Amira menatap pakaian yang ia pegang. "Pakailah, cepat! Ibu ingin melihatnya," kata Arum tidak menerima penolakan. "Menurut saja, Mbak," ucap Rangga menatap Amira."Hmmm," gumam Amira lalu melangkah ke ruang ganti, sehabis memakai dan diperlihatkan ke calon mertuanya. Semua langsung di borong yang ia pakai, membuat tak percaya"Sudah ya Bu, Rangga ingin bertemu Alina," pinta Rangga dengan memang pupy eyes dihadapan Arum, ingin sekali Amira tertawa melihatnya."Ya sudah, antar Ibu dan Amira pulang," balas Arum membuat bibir Rangga merekah, lalu membawakan belanjaan Amira dan berjalan dengan cepat ke mobil."Semangat sekali dia," gumam Amira menatap Rangga, didengar oleh Arum."Diakan mau bertemu kekasihnya," seru Arum membuat Ami
Baca selengkapnya

9

9 - CemburuFaiz segera menghampiri istrinya lalu mengambil botol air itu, beruntung tidak tumpah. "Kamu gak papa, 'kan?" tanya Faiz memegang bahu Sekar, wanita itu menggeleng lalu melangkah pergi ke ruang tamu."Faiz, katanya mau bantuin, Ibu." Arum menatap anaknya yang hendak mengikuti Sekar."Iya, Bu," sahut Faiz lemah, ia melangkah lalu melanjutkan memotong sayuran lagi.Sehabis memasak, mereka langsung menyiapkan di meja. Faiz memanggil istrinya untuk diajak makan. "Aku ambilkan, Mas," ucap Sekar menyendok permol ikan mas pedas lalu menaruh di piring Faiz, ia juga mengambil untuknya."Wahhhhh, Amira, kamu sangat pintar masak," puji Arum setelah memakan permol ikan mas pedas buatan gadis itu.Faiz mengangguk membenarkan ucapan sang Ibu. "Iya, sama persis seperti buatan Ibu," ujarnya membuat Amira tersipu malu, sedangkan Sekar menahan amarah."Buuuu," panggil Sekar, Arum hanya berdehem fokus melahap makanan."Kenapa Ibu, memilih bocah untuk menjadi istri Mas Faiz," ungkap Sekar m
Baca selengkapnya

10

Sebelum baca tolong follow dan sub, selamat membaca semoga kalian suka.10 - CemburuMereka berjalan kaki dalam diam, hanya suara kendaraan yang membuat tidak terlalu sunyi. "Mau ke mana kita? Maaf, istriku membawa mobil kami. Sedangkan di rumah Ibu, mobilnya dibawa Rangga," jelas Faiz, Amira hanya tersenyum menanggapinya."Tak apa, kita jalan sekitar sini aja," sahut Amira pelan."Jangan begitu, kita makan saja yuk," ajak Faiz menatap Amira yang menggeleng."Tidak ah, masih kenyang. Kitakan baru saja makan," balas Amira dibalas anggukan oleh Faiz."Iya juga sih, terus kita ke mana dong," kata Faiz lalu berhenti berjalan dan mengelus dagunya berpikir, Amira melihat calon suaminya tanpa berkedip, dia terpesona dengan ketampannan Faiz.Merasa diperhatikan ia menatap Amira, dia terkekeh saat gadis itu memalingkan wajahnya karena ketangkap basah tengah menatapnya. "Aku memang tampan, jadi gak terkejut saat calon istriku terpesona," kekeh Faiz dengen pedenya membuat Amira berdesis."Kepe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status